Bareksa.com - Kabar vaksinasi booster yang telah dimulai kemarin (12/1/2022) bisa menjadi sentimen positif yang mendorong penguatan pasar keuangan Indonesia.
Menurut analisis Bareksa, naiknya optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi menopang kenaikan pasar obligasi serta mayoritas reksadana pendapatan tetap.
Hal ini ditunjukkan dari kenaikan indeks harga obligasi Indonesian Bond Pricing Agency (IBPA) sekitar 0,13 persen, serta imbal hasil (yield) acuan obligasi Indonesia yang masih stabil di kisaran 6,4 persen.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 12/01/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik ke level 6,5 persen, pada 12 Januari 2022.
Adapun di pasar saham, minimnya sentimen dari dalam negeri membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak mendatar dengan ditutup turun tipis 0,01 persen pada perdagangan kemarin ke level 6.647,07.
Namun sejumlah reksadana saham maupun reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar (big caps), terutama dari sektor perbankan tercatat masih berhasil menguat.
Menurut analisis Bareksa, jika otoritas Indonesia mengikuti rencana kebijakan ekonomi di Amerika Serikat (AS) untuk turut menaikkan suku bunga acuan di 2022, maka bunga perbankan RI juga diproyeksikan ikut naik dan berdampak positif terhadap sektor tersebut.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Di tengah positifnya kinerja pasar obligasi dan saham-saham berbasis saham big caps sektor perbankan, investor dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks dengan kinerja cemerlang berikut ini :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 12 Januari 2022)
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A : 30,98 persen
Kehati Lestari Kelas G : 25,8 persen
Imbal Hasil 6 Bulan (per 12 Januari 2022)
Sucorinvest Equity Fund : 17,32 persen
BNI-AM Inspiring Equity Fund : 9,75 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund : 18,26 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 16,17 persen
Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
***
Analisis Bareksa memprediksi pada perdagangan hari ini (13/1/2022) reksadana berbasis pendapatan tetap dan saham akan bergerak terbatas di mana investor masih mencermati perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron yang terus meningkat di beberapa negara, serta hasil inflasi di AS yang mencapai 7 persen pada Desember 2021 atau merupakan level tertinggi semenjak 1982.
Hal ini menjadi katalis bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) lebih cepat guna menjaga inflasi kembali rendah pada tahun ini.
Dari pasar obligasi, analisis Bareksa melihat imbal hasil (yield) obligasi akan bergerak di rentang 6,42 - 6,46 persen pada perdagangan hari ini.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.