Bareksa.com - Meski sempat melemah signifikan karena dipengaruhi penurunan bursa saham Amerika, yakni Nasdaq yang turun hingga 3 persen akibat potensi percepatan kenaikan suku bunga The Fed, indeks saham (IHSG) kemarin (6/1/2022) ditutup turun tipis sekitar 0,13 persen. Hal ini turut mendorong penurunan tipis mayoritas reksadana saham.
Pergerakan pasar saham hari ini (7/1/2022) diproyeksikan masih akan cenderung bergerak sideways (mendatar) dengan penguatan tipis, menanti data cadangan devisa serta perkembangan kasus Covid varian Omicron di Indonesia.
Senada dengan pasar saham, harga obligasi juga ikut tertekan rencana The Fed terkait kenaikan suku bunga acuan, sehingga mayoritas reksadana pendapatan tetap juga mengalami penurunan tipis.
Pergerakan pasar obligasi hari ini juga akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi dalam negeri dan diproyeksikan harga obligasi juga akan bergerak mendatar.
Manulife Saham Andalan: +22.43%
TRIM Kapital: +9.96%
Syailendra Balanced Opportunity Fund: +20.13%
Sucorinvest Flexi Fund: +19.55%
Syailendra Pendapatan Tetap Premium: +32.71%
TRAM Strategic Plus: +28.37%
Baca juga Ayo Ikut Kelas Bareksa "Strategi Jitu Investasi 2022" Daftar Sekarang Gratis!
Tim Analis Bareksa melihat bahwa pada sesi perdagangan hari ini reksadana berbasis saham akan mengalami sedikit penguatan setelah beberapa hari mengalami koreksi.
Investor dapat mempertimbangkan akumulasi reksadana berbasis saham jika IHSG berada pada level 6,500-6,600 untuk bisa mendapatkan return yang lebih optimal.
Untuk reksadana berbasis pendapatan tetap kami melihat adanya potensi yang cukup baik selama beberapa bulan ke depan untuk mendiversifikasi portofolio dari reksadana berbasis saham yang mengalami fluktuasi cukup tinggi akibat reaksi pasar terhadap keputusan bank sentral Amerika.
Baca juga Baru Nyoba atau Ketagihan, Investasi Pakai Robo Advisor Berhadiah OVO Point dan Voucher GrabFood
Investor dapat mempertimbangkan pembelian emas sebagai safe haven dari ketidakstabilan perekonomian global yang kemungkinan masih tetap akan ada hingga pertengahan tahun 2022, yang berasal dari kemungkinan baru dari varian virus Covid-19 dan adanya ketegangan geopolitik negara besar seperti Rusia, Amerika, China, dan Kawasan Eropa.
Perlu diingat pembelian instrumen investasi emas umumnya merupakan investasi yang bersifat jangka panjang dengan holding period di atas 5 tahun.
Baca juga Tahun Baru Investasi di Bareksa Emas, Dapat Voucher GrabFood Rp30 Ribu
(Sigma Kinasih/hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.