Bareksa.com - Pergerakan pasar obligasi pada perdagangan kemarin cenderung stagnan dengan penguatan tipis pada mayoritas harga obligasi.
Namun, menurut analisis Bareksa, realisasi bantuan sosial dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah mencapai sekitar 97.98 persen dari target, bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, serta mendorong kenaikan harga obligasi dan reksadana pendapatan tetap pada hari ini.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 29/12/2021 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 6,4 persen pada 29 Desember 2021.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup naik tipis pada perdagangan kemarin atau sehari jelang penutupan perdagangan di 2021. Kenaikan tipis itu melanjutkan penguatan yang sudah dicatatkan indeks saham Tanah Air sepekan terakhir. IHSG pada 29 Desember 2021 naik 0,04 persen ke level 6.600,68.
Meski begitu, menurut analisis Bareksa, investor saham masih cenderung wait & see (menanti) menjelang akhir tahun serta menanti perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron dalam negeri. Hal ini turut membuat kinerja sejumlah reksadana saham dan reksadana indeks cenderung stagnan.
Menutup perdagangan akhir tahun 2021 pada hari ini, analisis Bareksa memproyeksikan IHSG masih akan bergerak sideways (mendatar) di kisaran level 6,600.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Di tengah peluang positif kinerja pasar obligasi dan potensi mendatarnya pasar saham, investor dengan profil risiko moderat bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana pendapatan tetap dengan kinerja jagoan.
Reksadana saham dan reksadana indeks dengan kinerja unggulan berikut ini juga bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 29 Desember 2021)
Sucorinvest Bond Fund : 39,53 persen
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G : 28,11 persen
Imbal Hasil 3 Bulan (per 29 Desember 2021)
Sucorinvest Equity Fund : 11,12 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 6,62 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund : 10,76 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 7,76 persen
Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
***
Beberapa peristiwa penting yang diperhatikan investor dan diperkirakan bisa memengaruhi pergerakan pasar di antaranya :
Hari belanja online nasoonal (Harbolnas) mencatatkan nilai transaksi Rp18,1 triliun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan target yang ingin di capai Asosiasi E-commerce Indonesia yaitu Rp13 triliun. Kenaikan angka tersebut juga didorong oleh kenaikan penjualan produk lokal yang mencapai Rp8,5 triliun atau meningkat 52 persen dari capaian tahun lalu. Transaksi luar Jawa juga meningkat 42 persen pada Harbolnas tahun ini.
Analisis Bareksa melihat bahwa industri ekonomi digital akan terus berkembang mengingat tingkat pentrasi internet di Indonesia yang meningkat serta pengguna internet meningkat 32 persen pada tahun ini.
Bareksa juga melihat sektor perdagangan online sudah menjadi sebuah kebiasaan baru di masyarakat dan diharapkan mampu mendorong konsumsi masyarakat pada 2022, sehingga meningkat lebih baik lagi.
Kementerian Sosial (Kemensos) melaporkan per 29 Desember 2021 realisasi penyaluran bantuan sosial program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai 97,98 persen atau sekitar Rp99,3 triliun.
Rinciannya adalah Program Harapan Keluarga yang sudah mencapai 98,66 persen dari target yang ditetapkan dan dibagikan kepada 10 juta keluarga penerima manfaat,
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.