Bareksa.com - Pasar modal global dan nasional dalam beberapa waktu terakhir bergejolak akibat sentimen alotnya negosiasi batas utang Pemerintah Amerika Serikat (AS). Pasca tercapai kesepakatan antara Pemerintah AS dan Kongres soal kenaikan pagu utang (debt ceiling), kini pasar kembali bergejolak akibat potensi kembali naik atau tidaknya suku bunga acuan Bank Sentral Federal Reserve.
Hal itu menyusul data tenaga kerja Negara Paman Sam pada Mei 2023 yang lebih kuat dari perkiraan, sehingga memunculkan spekulasi The Fed bisa kembali menaikkan suku bunga pada rapat 13-14 Juni 2023 guna menekan inflasi untuk mencapai target 2%. Sebab kuatnya data tenaga kerja justru bisa mendorong inflasi. Prediksi pasar soal suku bunga acuan AS ini pun terbelah antara yang memperkirakan kenaikan dan dipertahankan di level saat ini.
Beli Reksadana Indeks Syailendra MSCI di Sini
Sentimen tersebut membuat pasar saham nasional yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut bergejolak. Di tengah fluktuasi pasar tersebut, Tim Analis Bareksa menggarisbawahi 6 hal penting berikut ini :
- Valuasi pasar saham Indonesia saat ini yang masih menarik dibandingkan negara berkembang lain, menjadi alasan utama aliran dana asing berpeluang masuk di semester II 2023.
- Dedolarisasi yang dilakukan oleh beberapa negara besar dan proyeksi pelemahan dolar AS tahun ini akibat resesi, bisa mendorong investor asing kembali masuk ke negara dengan fundamental ekonomi kuat seperti Indonesia.
- Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) diprediksi segera menahan kenaikan suku bunga acuannya. Menurut data historis langkah The Fed bisa mengakibatkan potensi resesi dalam 6-13 bulan berikutnya.
- Inflasi RI pada Mei 2023 kembali terjaga dengan baik, yakni naik 4%, sehingga membuat real yield Indonesia semakin lebar dan sesuai target pemerintah. Tim Analis Bareksa memprediksi inflasi akan sedikit tertekan mulai September akibat high base effect. Namun pelaksanaan Pemilu 2024 juga berpotensi mendorong inflasi.
- Pemilihan legislatif dan presiden 2024 juga menjadi pesta penting untuk membantu mendorong ekonomi. Hal ini karena kampanye akan mulai dilaksanakan di kuartal IV 2023 dan diperkirakan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 0,6-1,3%, menurut Mandiri Sekuritas.
- Tim Analis Bareksa merekomendasikan reksadana indeks BNP Paribas Sri Kehati dan Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund karena kinerjanya cukup baik dibandingkan IHSG. Kedua reksadana itu mencatat imbal hasil masing-masing 8,32% dan 9,7% pada periode 1 Januari - 5 Juni 2023. Sedangkan IHSG justru minus 2,78% di periode yang sama. Tim Analis Bareksa memprediksi IHSG masih berpeluang naik menuju 7.000-7.100 hingga akhir tahun, atau berpotensi naik sekitar 6% dari level saat ini 6.633,44 (per 5/6/2023).
Beli Reksadana Indeks Syailendra MSCI di Sini
Sumber : Bareksa
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.