Bareksa Insight : Ini Dua Jurus Cuan Investasi Jelang Pengumuman Suku Bunga BI
Dalam RDG BI pada 18-19 Januari 2023, suku bunga BI diprediksi kembali naik 0,25% dari level saat ini 5,5%
Dalam RDG BI pada 18-19 Januari 2023, suku bunga BI diprediksi kembali naik 0,25% dari level saat ini 5,5%
Bareksa.com - Tim Analis Bareksa merekomendasikan agar Smart Investor menerapkan dua jurus investasi berikut agar berpotensi meraih cuan optimal, jelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia hari ini, Kamis (19/1/2022) :
1. Smart Investor direkomendasikan untuk tetap berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan Obliga Negara. Namun komposisi investasi lebih tinggi bisa dipertimbangkan di reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN). Sebab, pasar dinilai sudah mengantisipasi (priced in) terhadap potensi kenaikan suku bunga BI, seiring suku bunga Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang masih berpotensi naik tahun ini.
Apalagi, pasar SBN tercatat tren menguat (bullish) jelang akhir 2022 lalu, sehingga Smart Investor bisa mempertimbangkan untuk mengalihkan investasinya ke reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 18-19 Januari 2023, suku bunga BI diprediksi kembali naik 0,25% atau 25 basis poin, dari level saat ini 5,5%. Kenaikan ini bisa menjadi upaya BI dalam menjaga nilai tukar rupiah tetap atraktif jelang rapat The Fed pada 1 Februari mendatang.
Sepanjang 2022, BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 bps atau 2% dari sebelumnya 3,5% pada Juli. Suku bunga BI sudah naik 5 kali secara beruntun, atau yang teragresif sejak 2005. Suku bunga BI di 5,5% juga merupakan level tertinggi sejak Agustus 2019, atau sebelum masa pandemi Covid-19.
Adapun The Fed di rapat Desember 2022 menaikkan suku bunga acuan 0,5% jadi 4,25%-4,5%, merupakan level tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Sepanjang 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 7 kali, yang secara kumulatif sepanjang Maret - Desember 2022 suku bunga AS naik 425 bps atau 4,25% dari sebelumnya di 0-0,25%.
Baca juga : Bareksa Insight : Optimisme Pasar Meningkat, Cuan Reksadana Ini Bisa Melesat
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
2. Smart Investor juga disarankan untuk berinvestasi secara bertahap di reksadana saham. Sebab level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 6.600-6.700 saat ini, dinilai sebagai level yang cukup atraktif.
Smart Investor direkomendasikan untuk mempertimbangkan reksadana berbasis saham berkapitalisasi besar (big caps). Pasalnya, penurunan IHSG akhir-akhir ini membuat saham big caps dinilai sudah cukup murah oleh pelaku pasar. Hal ini berpotensi menjadi titik rebound (pembalikan arah) yang atraktif buat Smart Investor untuk berinvestasi di reksadana saham.
IHSG pada Rabu (18/1/2023) melemah 0,02% ke level 6.765,786. Sepanjang bulan berjalan hingga 18 Januari 2023, IHSG melemah 1,25%. Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat turun di level 6,716% pada Rabu (18/01/2023) pukul 15.35 WIB, atau melemah 0,068.
Simak juga : Bareksa Insight : Kinerja Rupiah Cemerlang, Reksadana Ini Semakin Kinclong
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Kinerja Imbal Hasil 3 Tahun (per 18 Januari 2023)
Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana Unggulan :
- Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A : 16,96%
- Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 29,77%
Kinerja Imbal Hasil 1 Tahun (per 18 Januari 2023)
Reksadana Saham
Reksadana Unggulan :
- Mandiri Investa Atraktif Syariah : 12,03%
Baca juga : Bareksa Insight : Jurus Cuan Investasi Reksadana di Tengah Potensi Penguatan Obligasi Negara
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Peluang Cuan Jangka Pendek dari Investasi Reksadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.