Bareksa.com - Para pelaku pasar modal global menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk bulan November 2022 yang diumumkan pada Selasa (13/12) waktu setempat. Indeks Harga Konsumen (IHK) Negara Paman Sam itu akan jadi kunci ihwal potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral, Federal Reserve (The Fed) berikutnya.
Para pelaku pasar memprediksi inflasi AS pada November 2022 di angka 7,6% dan inflasi inti diharapkan terjaga di level 6,2%. The Fed akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur yang terakhir di 2022 pada 13-14 Desember waktu AS. Sepanjang 2022 hingga November, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 375 basis poin atau 3,75% dari sebelumnya 0-0,25% jadi 3,75% hingga 4%.
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Pada perdagangan kemarin, pasar saham Tanah Air tercatat membaik, setelah dari awal Desember mengalami turun signifikan. Pelaku pasar masih memilih untuk masuk berinvestasi di saham berkapitalisasi besar (big caps), saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pulih.
IHSG pada perdagangan Selasa (12/12) menguat 0,29% ditutup di level 6.734, setelah sebelumnya sepanjang bulan berjalan (MTD) hingga Jumat (9/12) anjlok 4,35%. Adapun yield (imbal hasil) acuan Obligasi Negara kemarin (12/12) juga bergerak menguat terbatas ditutup di level 6,948%.
Ingin Raih Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Di tengah sentimen pelaku pasar yang tengah menanti rilis data inflasi dan jelang keputusan suku bunga acuan AS, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 strategi ini agar kinerja investasinya maksimal :
1. Smart Investor direkomendasikan untuk tetap masuk berinvestasi secara bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks, di tengah IHSG yang masih berfluktuasi dengan titik akumulasi saat berada di level 6.600-6.800.
Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor berfokus di reksadana dengan portofolio investasi tinggi di saham berkapitalisasi besar dan perbankan. Sebab biasanya apabila ada aliran dana asing masuk kembali, maka saham sektor perbankan dan berkapitalisasi besar akan naik terlebih dahulu.
2. Smart Investor disarankan dapat bersiap untuk mengakumulasi investasi emas, apabila data inflasi AS di atas ekspektasi pasar dengan fokus investasi jangka menengah. Target harga emas dalam negeri diperkirakan mencapai Rp950.000 per gram.
Raih Financial Freedom dengan Investasi di Reksadana, Klik Disini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap dan reksadana indeks yang bisa diperkirakan oleh Smart Investor dengan profil risiko moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 12 Desember 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 7,28%
Sucorinvest Sharia Sukuk : 6,19%
BNP Paribas Sri Kehati : 14,03%
Allianz Sri Kehati Index Fund : 13,93%
Emas Pegadaian : Rp933.000 per gram
Emas Treasury : Rp 930.434 per gram
Siapkan Dana Pensiun dengan Investasi di Reksadana, Klik Disini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.