Jadi Aset Aman, Harga Emas Global Sentuh Rekor Tertinggi Baru
Emas bisa menjadi investasi penyimpan kekayaan sekaligus lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar
Emas bisa menjadi investasi penyimpan kekayaan sekaligus lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar
Bareksa.com - Emas logam mulia dengan kadar 99,99 persen telah lama dikenal sebagai penyimpan kekayaan, sekaligus juga investasi aman (safe haven). Saat ekonomi dan pasar keuangan global tertekan, harga emas dunia diharapkam mampu bertahan.
Harga emas di pasar global, yang diperdagangkan dengan denominasi dolar Amerika Serikat dan ukuran troy ounce, terpantau terus meningkat sejak awal tahun ini. Padahal, aset-aset keuangan seperti pasar saham dan obligasi sedang mengalami penurunan akibat sentimen pelemahan ekonomi yang tertekan pandemi virus corona COVID-19.
Berdasarkan data goldprice.org, di pasar global, harga emas telah menembus level psikologis US$1.700 per troy ounce, level tertinggi sejak 2011. Hingga 28 April 2020, harga emas di pasar spot sudah mencapai US$1.725,41 per troy ounce, naik 34,95 persen dalam setahun terakhir.
Promo Terbaru di Bareksa
Syailendra Capital dalam risetnya memandang bahwa peningkatan harga emas ini menunjukkan bahwa investor cenderung untuk mencari aset dengan risiko rendah seperti emas, sementara daya tarik aset berisiko seperti saham atau obligasi di negara berkembang sedang menurun.
"Harga emas menyentuh level tertinggi baru di US$1.700 per troy ounce, sentimen risk-off masih akan berlangsung dan appetite pada asset class berisiko negara berkembang akan turun dalam sementara waktu," tulis Syailendra dalam Market Insight yang disampaikan pada investor, 27 April 2020.
Menurut Syailendra, investor masih menimbang risiko pasar, komoditas, dan perlambatan ekonomi yang akan terjadi bersamaan dengan kemungkinan penambahan stimulus. Sementara itu, Indeks MSCI negara berkembang menunjukkan pola decoupling (keterlepasan dari negara maju) dalam beberapa bulan terakhir.
Grafik Perbandingan Harga Emas Global dan Indeks MSCI
Peningkatan harga emas ini terjadi di saat harga minyak justru sedang anjlok, hingga menyentuh level terendah dalam sejarah. Hal ini terjadi karena perlambatan ekonomi menekan permintaan minyak sebagai bahan bakar primer, sehingga cadangan meningkat melampaui kapasitas penyimpanannya.
Sementara itu, bagi investor di Indonesia yang menggunakan kurs rupiah, harga emas terpantau melonjak lebih tinggi lagi. Sebab, faktor nilai tukar bisa menjadi potensi sekaligus risiko berinvestasi emas.
Rupiah sepanjang tahun berjalan ini sudah terdepresiasi terhadap dolar AS dari level Rp13.000 menjadi Rp15.000 per dolar AS.
Menurut data goldprice.org, harga emas dalam rupiah selama setahun terakhir sudah meningkat 46,10 persen hingga menyentuh Rp852.846 per gram pada 28 April 2020. Dalam 10 tahun, harga emas dalam rupiah sudah melonjak 152,58 persen.
Grafik Pergerakan Harga Emas dalam Rupiah
Sumber: goldprice.org
Saat rupiah melemah, buat kita investor di Indonesia, emas bisa menjadi investasi penyimpan kekayaan sekaligus lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Tidak hanya itu, menyimpan emas juga memiliki beberapa keuntungan lainnya.
Tidak ingin repot membeli emas saat arahan pemerintah untuk tinggal di rumah? Kita bisa coba BareksaEmas, yakni fitur jual beli emas secara online dengan fasilitas titipan.
Bagi investor yang sudah terdaftar di Bareksa bisa membeli emas secara online di aplikasi Bareksa mulai dari ukuran 0,1 gram. Metode pembayarannya juga mudah dengan transfer bank dan dompet digital OVO.
Selama periode 6-30 April 2020, Bareksa dan OVO juga sedang melakukan gerakan #InvestasiLawanCorona. Kita bisa berinvestasi emas sekaligus berdonasi, caranya di sini.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.