Negosiasi Freeport Masih Berlangsung, Inalum : Indonesia Dapat Harga Terbaik
Proses valuasi saham Freeport Indonesia tidak memperhitungkan tambang Kucing Liar
Proses valuasi saham Freeport Indonesia tidak memperhitungkan tambang Kucing Liar
Bareksa.com – PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), holding badan usaha milik negara (BUMN) tambang mengaku proses negosiasi pembelian saham PT Freeport Indonesia sudah berjalan signifikan. Inalum dan Freeport-McMoRan saat ini tengah mengatur hak dan kewajiban dalam kesepakatan syarat dan ketentuan (term and condition).
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menuturkan dirinya belum bisa mengungkapkan nilai pasti valuasi saham Freeport Indonesia yang akan diakuisisi. Tetapi dalam urusan valuasi, Inalum seharusnya memperoleh angka yang terbaik.
“Kita sedang berusaha keras menyelesaikan transaksi, karena selain masalah angka harus ada term and condition yang disepakati,” ujar dia di Jakarta, Jumat, 22 Juni 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Meskipun belum menyebut harga, Budi mengatakan dalam proses valuasi, kedua pihak tidak memvaluasi tambang Kucing Liar. Tambang tersebut memiliki cadangan yang sangat besar.
Kedua pihak tidak memasukkan Tambang Kucing Liar dalam perhitungan transaksi karena usia tambang tersebut lebih dari 2041. Pengembangan tambang itu dapat dilakukan hingga 2061.
Apabila Tambang Kucing Liar dibangun saat ini, komposisi pemegang saham sekarang kurang mendapatkan manfaatnya karena potensinya masih sangat besar.
Lebih lanjut Budi menjelaskan divestasi saham Freeport Indonesia merupakan satu di antara empat hal yang harus disepakati Indonesia dengan Freeport-McMoRan. Keempat hal tersebut adalah divestasi, perpanjangan kontrak tambang, smelter dan stabilitas investasi.
“Inalum hanya bertanggung jawab untuk divestasi,” terang dia.
Pada Kamis, 21 Juni 2018, kemarin, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan nilai valuasi untuk bisa menguasai 41,64 persen saham Freeport Indonesia berkisar US$3-5 miliar.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, menuturkan proses valuasi saham Freeport Indonesia cukup sulit karena melibatkan dua pihak penjual, yakni Rio Tinto dan Freeport-McMoRan. Untuk melakukan transaksi, Rio Tinto dan Freeport-McMoRan harus sepakat harga saham Freeport Indonesia.
“Tetapi dari sisi harga sudah Rio Tinto dan Freeport-McMoRan sudah sepakat,” katanya.
Dia mengatakan bahwa range harga sekitar 41,64 persen saham Freeport Indonesia sebesar US$3-5 miliar.
Fajar menjelaskan Inalum nantinya akan membeli hak partisipasi Rio Tinto yang dikonversi menjadi saham serta saham divestasi Freeport Indonesia milik Freeport-McMoRan.
Menurut Harry, kemungkinan Inalum akan menggalang dana (fund raising) melalui pinjaman perbankan dan menerbitkan obligasi untuk memenuhi kebutuhan dana akuisisi. Inalum sebenarnya dapat membiayai sendiri akuisisi apabila nilainya sekitar US$1,5 miliar.
Valuasi harga saham Freeport Indonesia dihitung berdasarkan opersional perusahaan tersebut hingga 2041. Harry mengatakan bahwa Freeport Indonesia saat ini tengah mengerjakan produksi pada cadangan baru.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.