Pasar Modal Dibayangi Ancaman Resesi Global, Begini Kinerja Reksadana Syariah di Bareksa Umroh
Beberapa produk reksadana pasar uang syariah yang tersedia di fitur Bareksa Umroh masih mencatatkan kinerja positif
Beberapa produk reksadana pasar uang syariah yang tersedia di fitur Bareksa Umroh masih mencatatkan kinerja positif
Bareksa.com - Ancaman resesi ekonomi global semakin nyata di depan mata. Ini disebabkan kenaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral berbagai negara untuk meredam laju inflasi.
Dalam pergelaran konferensi pers APBN KiTa edisi September, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi, ekonomi dunia akan masuk jurang resesi pada 2023. Proyeksi ini dibuat mengacu pada studi Bank Dunia terkait pengetatan kebijakan moneter bank sentral berbagai negara.
"Kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di tahun 2023," ujar Sri Mulyani dilansir Kompas.com (28/9/2022).
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa pergerakan pasar saham dan obligasi Indonesia dalam sepekan terakhir cenderung melemah pasca rilis kebijakan suku bunga acuan, terutama dari Bank Sentral Amerika dan Bank Indonesia.
Lembaga keuangan internasional S&P Global Ratings menganalisis Inggris sebagai salah satu negara maju diduga telah mengalami resesi sejak pertengahan 2022. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2022 yang melambat 0,1% sementara inflasi di negara The Three Lion tersebut melonjak hingga 9,9% pada Agustus.
Konflik geopolitik yang berkepanjangan mendorong perlambatan ekonomi di sejumlah negara dunia, terutama Eropa yang saat ini sangat membutuhkan sumber daya energi untuk menghadapi musim dingin. Hal ini diperparah dengan adanya kebocoran saluran pipa gas Nord Stream yang semakin menipiskan aliran energi gas ke kawasan tersebut ke depannya.
Berdasarkan data klaim pengangguran yang menunjukkan perbaikan di pasar tenaga kerja AS membuat ekspektasi investor terhadap kenaikan suku bunga yang lebih agresif akan semakin tinggi. Perbaikan data pasar tenaga kerja mengindikasikan inflasi tidak akan turun dalam waktu dekat.
Salah seorang anggota Bank Sentral AS mengatakan mereka akan menaikkan suku bunga acuan 1,25% lagi pada tahun ini untuk terus melawan inflasi ke level yang terkendali di level 2-3%. Hal itu juga menguatkan opini investor bahwa Negara Paman Sam siap menukar resesi dengan inflasi yang terjaga.
Kinerja IHSG dan Reksadana
Meski pasar modal dibayangi sentimen ancaman resesi global, namun kinerja pasar modal nasional untuk periode sepanjang tahun berjalan tidak mengecewakan. Sepanjang tahun berjalan (YTD) hingga 30 September 2022, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berhasil mencatatkan kenaikan 6,9% di level 7.041. Meskipun secara bulanan pada September, indeks saham kebanggaan Tanah Air memang terkoreksi tajam hingga 1,9%.
Positifnya kinerja pasar saham seiring masih kuatnya fundamental ekonomi nasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat meski pasar terkoreksi secara bulanan di September 2022, namun investor asing masih membukukan arus modal (inflow) Rp3,055 triliun. Bahkan sepanjang tahun berjalan hingga September investor asing membukukan net buy Rp69,47 triliun. Namun untuk pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor asing mencatatkan arus modal keluar (outflow) Rp18,84 triliun pada September.
Sumber : Bareksa
Seiring masih positifnya kinerja pasar saham sepanjang tahun berjalan, kinerja reksadana mayoritas juga masih positif. Hal ini terlihat dari indeks reksadana di Bareksa, 6 dari 8 indeks reksadana mencatatkan kenaikan dan 2 lainnya mencatatkan kinerja negatif.
Kenaikan tertinggi dicatatkan indeks reksadana saham syariah dengan imbal hasil (return) positif 3,38%. Kemudian disusul indeks reksadana campuran yang naik 2,96%, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah masing-masing tumbuh 2,2 dan 2,04%. Indeks reksadana pasar uang dan indeks reksadana pasar uang syariah juga bertambah 1,56% dan 1,7%.
Hanya indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah masing-masing tercatat negatif 1,09% dan 0,9%.
Kinerja Reksadana Syariah di Bareksa Umroh
Seiring masih positifnya kinerja reksadana pasar uang syariah, beberapa produk yang tersedia di fitur Bareksa Umroh juga masih mencatatkan kinerja positif.
Tersedia 5 produk reksadana pasar uang syariah di fitur Bareksa Umroh, yakni Sucorinvest Money Market Fund, Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra, Syailendra Sharia Money Market Fund, Bahana Likuid Syariah Kelas G dan Trimegah Kas Syariah masing mencatatkan cuan 4,24%, 1,79%, 4,08%, 2,65% dan 3,44% setahun terakhir (per 3 Oktober 2022).
Dengan begitu, dana investasi Smart Investor di produk reksadana pasar uang syariah di fitur Bareksa Umroh relatif aman dari dampak gejolak pasar modal akibat ancaman resesi global.
Sumber : Bareksa
Perlu dicatat, reksadana pasar uang syariah merupakan instrumen investasi yang relatif aman dan stabil dari gejolak pasar sehingga cocok untuk Smart Investor dengan profil risiko konservatif atau profil risiko moderat dan agresif sebagai bagian dari diversifikasi investasi.
Karena merupakan produk reksadana syariah sehingga aman dari riba karena dikelola sesuai prinsip-prinsip syariah sehingga cocok untuk dijadikan tabungan umroh.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Tabungan Umroh tidak mengikat pada pembelian paket. Harga paket umroh akan disesuaikan dengan harga pada keberangkatan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.