Jemaah Umroh Asal Indonesia Bisa Tembus 1,5 Juta Orang? Begini Kalkulasinya

Bareksa • 13 Nov 2019

an image
Direktur Al-Qadri Umrah & Haji, Erri Budisurasa di kantor Al-Qadri Umrah & Haji, Jakarta (12/11/2019) (Bareksa/AM)

Untuk musim tahun 1441 Hijriyah jemaah umroh asal Indonesia diprediksi mencapai 1,2 juta jemaah

Bareksa.com - Jumlah jemaah umroh musim ini tahun 1441 Hijriyah atau 2019/2020 Masehi diprediksi bisa mencapai 1,26 juta jemaah. Direktur PT Qadr Jaya Mandiri (Travel Al-Qadri Umrah & Haji), Erri Budisurasa, menyatakan asumsi itu didasarkan pada kalkulasi perhitungan data maskapai yang mengakomodir penerbangan dari Indonesia ke Kerajaan Saudi Arabia (KSA). Tercatat ada 14 maskapai yang melayani penerbangan umroh hingga maksimal 300 kursi per penerbangan.

"Dengan jumlah sekali penerbangan mencapai 4.200 jemaah per hari, maka kami estimasikan dalam 300 hari semusim umroh atau 1 tahun bisa mencapai 1,26 juta jemaah tahun ini," ujarnya kepada Bareksa, di kantornya, di Jakarta (12/11/2019).

Menurut Erri, jika penerbangan umroh maksimal dengan asumsi kursi pesawat dipenuhi oleh jemaah umroh semua, maka maksimal bisa merealiasi 1,5 juta jemaah umroh per tahun. Namun faktanya tidak semua kursi pesawat diisi oleh jemaah umroh, sebagian juga diisi penumpang biasa. Pada musim umroh tahun lalu atau 1440 H (2018/2019 M), jumlah jemaah umroh asal Indonesia mencapai 1 juta jiwa. Musim umroh 1441 H dimulai pada 1 September 2019.

Proyeksi Jumlah Jemaah Umroh 

Sumber : kalkulasi Al-Qaqri

Erri mengatakan beberapa faktor yang menopang pertumbuhan jumlah jemaah umroh asal Indonesia di antaranya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Kemudian, tingkat peminatan umroh dari masyarakat selalu meningkat setiap tahunnya, serta daftar tunggu haji yang sangat lama, menyebabkan umroh menjadi pilihan utama umat Islam Indonesia sembari menunggu panggilan haji.

Adapun beberapa faktor yang menghambat pertumbuhan jumlah jemaah umroh tahun ini ialah kebijakan mendadak dari Pemerintah KSA maupun Pemerintah Indonesia. Di antaranya kewajiban biometrik hingga kenaikan biaya visa mencapai 300 persen. Menurut Erri, dulu biaya visa umroh hanya berkisar US$60 per jemaah, kini bisa mencapai US$120 hingga US$180 per jemaah tergantung paket umroh yang akan dijalankan.

Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi telah menerbitkan surat edaran mengenai perekaman biometrik bagi calon jemaah agar dilakukan di dalam negeri setelah memperoleh visa haji atau umroh. Kementerian Haji dalam surat edarannya (27/9/2019) menyatakan calon jemaah haji dan umroh harus melakukan perekaman biometrik di negara-negara dengan pusat pelayanan biometrik yang resmi untuk haji dan umroh, termasuk Indonesia. Melakukan proses biometrik sebelum tiba di Saudi sangat dianjurkan guna menghemat waktu tunggu di bandara dan memfasilitasi jalan masuk yang lancar ke Arab Saudi.

Baru-baru ini, Kerajaan Arab Saudi juga melaporkan ratusan jemaah ditolak masuk. Mereka dikirim kembali ke negara masing-masing ketika sampai di bandara Saudi karena tidak mengikuti prosedur visa yang benar. “Untuk menghindari kejadian yang tidak menguntungkan tersebut, calon jemaah haji dan umroh harus mengajukan kategori visa yang sesuai dengan tujuannya melalui melalui agen perjalanan resmi yang terdaftar di Komite Haji dan Umrah," demikian bunyi keterangan dari Kementerian Saudi.

Proses perekaman biometrik selama ini dilakukan pada lokasi asal jemaah sebelum keberangkatan atau di Bandara Internasional King Abdulaziz & Bandara Internasional Prince Mohammed Bin Abdulaziz.

Menurut Erri, faktor lain yang bisa menghambat pertumbuhan jumlah jemaah umroh adalah implementasi sistem Siskopatuh yang belum stabil hingga titik penerbangan/embarkasi yang belum banyak di Indonesia.

Untuk diketahui, Siskopatuh (sistem komputerisasi pengelolaan terpadu umroh dan haji khusus) ialah sistem yang diluncurkan oleh Kementerian Agama pada Juli 2019 yang mengelola data dan informasi penyelenggaraan perjalanan ibadah umroh dan haji khusus. Sistem ini bertujuan membantu dalam pengawasan secara online terhadap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Implementasi sistem ini untuk musim umroh dan haji tahun 1441 H atau 2019/2020 ini.

Guna mendongkrak jumlah jemaah umroh, kata Erri, pelaku usaha travel umroh berharap ada kebijakan yang mendukung kemudahan umroh, penambahan jadwal penerbangan, penurunan harga tiket pesawat agar jadi lebih kompetitif, kemudahan sistem pendaftaran umroh hingga penurunan harga visa.

Untuk diketahui, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, awal pekan ini mengumumkan telah menerbitkan visa umroh sebanyak 1.050.665 hingga 9 November (12 Rabiul Awwal) untuk musim umroh tahun 1441 H ini. Dilansir Saudi Gazette (11/11/2019), total jumlah jemaah yang tiba di Arab Saudi mencapai 838.464, dan jumlah jemaah yang saat ini sedang berada di Arab Saudi mencapai 298.002.

Kementerian Haji menyatakan mayoritas jemaah atau 806.251 orang datang melalui bandara. Adapun jemaah yang datang melalui darat 32.210 jemaah, dan hanya 3 jemaah yang datang melalui pelabuhan laut. Sebanyak 540.463 jemaah sudah meninggalkan Arab Saudi usai menjalankan ibadah umroh. Sepanjang musim umroh 1440 H, tercatat lebih dari 7 juta jemaah warga negara asing menjalankan ibadah umroh. Jumlah jemaah terbesar berasal dari Pakistan, kemudian diikuti Indonesia dan India.

Cara Siapkan Tabungan Umroh

Punya cita-cita untuk menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci? Di platform Bareksa Umroh  tersedia beberapa paket perjalanan umroh yang bisa dipilih, antara lain paket Barokah, Karomah, Kamilah, Milad, Ramadhan, hingga paket Hemat 12 Hari.

Untuk paket Hemat yang senilai Rp21,5 juta, fasilitas yang akan didapatkan :

-Tiket Pesawat Ekonomi Jakarta-Jeddah (PP)
 - Visa Umrah
- Manasik
- Akomodasi (Hotel) dan Transportasi (Bis) Sesuai Paket Selama Program
- Ziarah (Makkah, Madinah dan Jeddah)
- Pembimbing Ibadah (Muthawif)
- Air Zam-Zam 5 (Lima) Liter
- Makan 3X Sehari
- Umrah 2X
- City Tour
- Asuransi Perjalanan
- Handling & Perlengkapan


Sumber : Bareksa

Kita coba lakukan simulasi investasi di reksadana syariah dengan menggunakan kalkulator investasi Bareksa. Untuk menyiapkan dana pokok investasi Rp21,5 juta dalam jangka waktu 24 bulan misalnya, kita mesti menabung Rp895.834 per bulan atau setara Rp29.861 per hari.

Angka itu setara dengan harga sebungkus rokok yang mencapai Rp25.000 hingga Rp29.000. Dana itu kemudian kita tempatkan di reksadana syariah yang berpotensi memperoleh imbal hasil di atas 5 persen per tahun.

Saat ini di Bareksa Umroh tersedia tiga produk reksadana pasar uang syariah yang bisa dipilih. Yakni Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra, Cipta Dana Kas Syariah dan Syailendra Sharia Money Market Fund.

Ketiga reksadana tersebut dalam sebulan terakhir memberikan imbal hasil 0,43-0,5 persen dalam sebulan terakhir (per 9 Oktober 2019). Artinya jika disetahunkan, maka ketiga reksadana tersebut berpeluang memberikan imbal hasil antara 5,16 persen hingga 6 persen.


Sumber : Bareksa

Dalam jangka 2 tahun, maka dana pokok investasi di reksadana syariah yang senilai Rp21,5 juta sudah mencukupi biaya kita untuk umroh dengan paket Hemat 12 hari.

Tidak hanya itu, karena kita menempatkan dana di reksadana pasar uang syariah, maka berpotensi memperoleh imbal hasil. Misalkan kita masukkan potensi imbal hasil yang diharapkan 5 persen tahun, yang merupakan angka median rata-rata imbal hasil reksadana pasar uang syariah.

Dana pokok Anda selama 2 tahun di reksadana pasar uang syariah telah bertumbuh menjadi Rp22,562.403. Artinya tabungan umroh  tersebut berpotensi meraih imbal hasil Rp1,06 juta yang bisa digunakan untuk tambahan uang saku untuk membiayai perjalanan umroh kita. Nilai itu jauh lebih baik jika hanya di tabungan syariah biasa atau bahkan deposito. 

Tidak terasa bukan, hanya dengan Rp29 ribuan per hari yang setara dengan harga sebungkus rokok, kita bisa menabung untuk biaya umrah. Menabung di reksadana syariah juga halal dan bebas riba sesuai fatwa MUI.

Tertarik untuk mencoba?

Untuk diketahui, PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), yang mengoperasikan marketplace investasi terintegrasi Bareksa.com, pada 10 Juli 2019 secara resmi telah meluncurkan Bareksa Umroh, platform yang menawarkan layanan rencana simpanan di reksa dana syariah untuk membiayai perjalanan ibadah umrah. Informasi selengkapnya mengenai Bareksa Umroh klik tautan ini

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.