Bareksa.com - Pasar Surat Berharga Negara (SBN) bergairah di serbu investor yang terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) dalam 2 hari terakhir. Surat Utang Pemerintah RI diborong investor di tengah kecemasan potensi resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang telah mengakibatkan pasar modal global terseret memerah pada Senin (5/8).
Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), yield SBN acuan tenor 10 tahun turun menjadi 6,86% pada Selasa (6/8), dibandingkan hari sebelumnya 6,9%. Penurunan yield terjadi di hampir semua tenor SBN, termasuk tenor 3 tahun dari sebelumnya 6,62% menjadi 6,57% dan tenor 5 tahun dari sebelumnya 6,72% menjadi 6,66%. Penurunan yield menandakan harganya sedang naik karena didorong aksi borong investor.
Sumber : PHEI
Bergairahnya pasar SBN terjadi di tengah pasar saham global yang memerah tertekan aksi jual. Bursa Saham Amerika Serikat (AS) merosot hingga 3%, dengan Dow Jones Industrial Average turun 2,6%, S&P 500 merosot 3% dan Nasdaq melorot 3,43% pada Senin (5/8). Indeks Nikkei bahkan anjlok 12,4%, indeks Hang Seng melemah 1,46%, indeks Strait Times turun 4,07%, serta indeks Kospi, Korea Selatan juga ambrol 8,77%.
Pasar saham Tanah Air pun tak ketinggalan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam 3,4% di level 7.059,64 pada Senin (5/8). Kecemasan pasar menyusul rilis data-data ekonomi AS akhir pekan lalu yang semakin melemah. Menurut Tim Analis Bareksa, pada rapat Bank Sentral AS The Federal Reserve akhir Juli lalu, bank pimpinan Jerome Powell mengindikasikan pemangkasan suku bunga pada Rapat September 2024 karena tren inflasi mulai menurun.
Namun di lain sisi, data tenaga kerja AS turun lebih besar dari perkiraan. Jumlah tenaga non pertanian juga hanya naik 114.000, sangat rendah dibandingkan perkiraan 177.000. Tingkat pengangguran AS juga naik jadi 4,3% pada Juli, lebih tinggi dari Juni 2024. Merespons hal tersebut, pelaku pasar bereaksi negatif terhadap pasar saham karena ekonomi AS berpotensi mengalami hard landing, yang bisa berujung resesi. Melihat kekhawatiran ini, pasar pun mengharapkan The Fed akan memangkas suku bunga lebih besar pada 2024, minimal 50 bps atau 0,5%.
Tim Analis Bareksa menilai, kondisi ini bisa jadi peluang untuk berinvestasi emas, Surat Berharga Negara (SBN), atau reksadana berbasis SBN karena instrumen ini biasanya jadi safe haven ketika ekonomi lesu. Suku bunga turun umumnya mendorong turunnya indeks dolar AS, yield obligasi dan kenaikan harga emas.
Kementerian Keuangan berencana menerbitkan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR021 pada 23 Agustus - 18 September 2024. Dengan kata lain sekitar dua pekan lagi, pemerintah akan mulai menjual SR021. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri kelima di 2024 itu diprediksi bakal laris diborong investor. Sebab SR021 berpotensi rilis di tengah era suku bunga tinggi, sehingga potensi imbal hasilnya juga masih menarik.
Saat ini konsensus pasar memprediksi pemangkasan suku bunga oleh The Fed baru akan dimulai pada pertemuan September. Menurut data CME FedWatch Tool per hari ini (6/8), pelaku pasar memperkirakan probabilitas 73,5% suku bunga AS turun 50 basis poin atau 0,5% dan probabilitas 26,5% suku bunga turun 0,25% pada September.
Terbit di tengah suku bunga masih tinggi dan ada kekhawatiran potensi resesi ekonomi AS, maka SR021 berpotensi laris manis. Sebab investor akan beramai-ramai mencari instrumen investasi yang aman untuk mengamankan asetnya. Apalagi SR021 yang dikelola sesuai prinsip syariah, memiliki fitur bisa diperdagangkan (tradable), atau bisa diperjualbelikan sebelum jatuh tempo di pasar sekunder.
Sukuk Ritel seri sebelumnya yakni SR020 yang ditawarkan pada Maret 2024 lalu berhasil terjual Rp21,35 triliun. Rinciannya untuk SR020 tenor 3 tahun yang menawarkan imbal hasil 6,3% terjual Rp17,78 triliun dan tenor 5 tahun dengan imbal hasil 6,4% terjual Rp3,57 triliun. SR020 berhasil menjaring minat 63.009 investor untuk berinvestasi dengan investor baru SBN Ritel mencapai 16.039 investor. Mempertimbangkan catatan tersebut, maka SR021 juga berpeluang laris diserbu investor.
Sukuk Ritel dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Penerbitan sukuk ritel menggunakan struktur akad Ijarah - Asset to be Leased.
Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk kegiatan investasi berupa pembelian hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada pemerintah serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada pemerintah. Imbalan berasal dari keuntungan hasil kegiatan investasi tersebut.
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Karena itu, tak ingin ketinggalan untuk mengamankan asetmu dari dampak potensi resesi AS? Segera siap-siap investasi di SR021. Segera daftar akun SBN Ritel di Bareksa, sebagai salah satu mitra distribusi resmi SBN Ritel yang ditunjuk oleh Kemenkeu. Sehingga saat SR021 terbit, kamu bisa langsung beli dan tidak kehabisan kuota pemesanan.
(Sigma Kinasih/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang,
gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah
punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank
untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.