Bareksa.com - Investor terus beramai-ramai memborong Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis syariah yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST012. Hingga Rabu pagi (8/5) atau memasuki hari ke-13 masa penawarannya, nilai pemesanan ST012 sudah menembus Rp6,2 triliun, dengan rincian ST012 tenor 2 tahun (ST012T2) terpesan Rp4,5 triliun dan ST012 tenor 4 tahun (ST012T4) terpesan Rp1,6 triliun. Dengan begitu, realisasi pemesanan ST012 sudah mencapai 62% dari target awal Rp10 triliun, sehingga masih tersisa Rp3,8 triliun atau 38%.
Tingginya minat investor memborong ST012 seiring SBN Ritel ketiga di 2024 itu menawarkan imbal hasil tertinggi sejak 2019 atau dalam 4 tahun terakhir. Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui Kementerian Keuangan menawarkan ST012 pada 26 April hingga 29 Mei 2024, dengan imbal hasil minimal 6,4% untuk tenor 2 tahun (ST012T2) dan kupon 6,55% untuk tenor 4 tahun (ST012T4). Pengelolaan green investment diterapkan pada Green Sukuk ST012T4.
Selisih (spread) imbal hasil ST012T2 dengan suku bunga Bank Indonesia ialah 15 basis poin (bps), sedangkan spread kupon ST012T4 dengn BI Rate 30 bps. Dengan fitur kupon floating with floor atau mengambang dengan batas minimal, spread ini akan terus berlaku hingga jatuh tempo. Karena itu, jika suku bunga BI naik, maka kupon ST012 berpotensi ikut naik. Adapun jika suku bunga BI turun, maka imbal hasil ST012 tidak akan turun lebih rendah dari batas minimal.
Minimum investasi di ST012 senilai Rp1 juta dan kelipatannya, dengan maksimal pembeliannya Rp5 miliar untuk ST012T2 dan Rp10 miliar untuk ST012T4. ST012 tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder (non tradable), namun memiliki fasilitas pencarian awal sebagian sebelum jatuh tempo (early redemption).
Penerbit | Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia | |
Jenis akad | Wakalah | |
Masa penawaran | Pembukaan: 26 April 2024 pukul 09.00 WIB Penutupan : 29 Mei 2024 pukul 10.00 WIB | |
Tanggal setelmen (penerbitan) | 5 Juni 2024 | |
Bentuk dan jenis SBSN | Tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), kepemilikan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption. | |
ST012T2 | Green Sukuk ST012T4 | |
Tenor | 2 (dua) tahun | 4 (empat) tahun |
Jatuh tempo | 10 Mei 2026 | 10 Mei 2028 |
Minimum pemesanan | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Maksimum pemesanan | Rp5 miliar | Rp10 miiar |
Imbalan | 6,40% p.a. | 6,55% p.a. |
Jenis imbalan | Mengambang dengan imbalan/kupon minimal (floating with floor) dengan tingkat imbalan acuan BI Rate | |
Periode penyampaian minat early redemption | 25 April 2025 (09.00 WIB) s.d. 5 Mei 2025 (10.00 WIB) | 24 April 2026 (09.00 WIB) s.d. 4 Mei 2026 (10.00 WIB) |
Nominal pengajuan early redemption | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Nilai maksimal early redemption | 50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing mitra distribusi | |
Setelmen early redemption | 10 Mei 2025 | 10 Mei 2026 |
Tanggal pembayaran imbalan | Tanggal 10 setiap bulan. Dalam hal tanggal 10 jatuh bukan pada hari kerja, maka akan dibayarkan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi. Hari kerja adalah hari dimana operasional sistem pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia. | |
Tanggal pembayaran imbalan pertama | 10 Juli 2024 (long coupon) | |
Penetapan hasil penjualan | 3 Juni 2024 | |
Underlying asset | BMN dan proyek/kegiatan kementerian/lembaga pada APBN 2024 |
Sumber : Kemenkeu
Untuk diketahui, tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk deposito atau simpanan rupiah di bank umum saat ini di level 4,25% untuk periode 1 Februari - 31 Mei 2024. Maksimum nilai simpanan atau deposito yang dijamin LPS ialah Rp2 miliar. Karena itu, jika nilai tabungan atau deposito menawarkan bunga atau imbal hasil di atas 4,25%, maka tidak dijamin oleh LPS. Selain itu, bunga atau imbal hasil deposito dikenai pajak 20%.
Sedangkan investasi di ST012, baik nilai pokok investasi maupun imbal hasilnya 100% dijamin oleh negara. Jika kamu berinvestasi di kuota maksimal per investor Rp15 miliar, yakni Rp5 miliar di ST012T2 dan Rp10 miliar di ST012T4, maka semua nilai pokok dan imbal hasilnya dijamin negara. Pajak atas imbal hasil ST012 juga lebih rendah dari deposito, hanya 10%.
Instrumen | Imbal Hasil | Pajak | Imbal Hasil Bersih | Jaminan |
ST012T2 | 6,4% | 10% | 5,76% | Dijamin negara 100% |
ST012T4 | 6,55% | 10% | 5,895% | Dijamin negara 100% |
Deposito | 4,25% | 20% | 3,4% | Dijamin LPS maks Rp2 miliar, bunga maks 4,25% |
Sumber : Kemenkeu, LPS, diolah Bareksa
Sebagai simulasi, jika kamu investasi Rp1 juta, Rp10 juta, Rp50 juta, Rp100 juta, Rp10 miliar, bahkan hingga Rp15 miliar, berapa imbal hasil yang kamu dapatkan antara investasi di ST012 dan deposito? Dari hasil simulasi jika kamu investasi Rp1 juta di ST012T2, maka setiap bulan akan mendapatkan imbal hasil bersih Rp4.725. Jika kamu investasi di ST012T4 maka imbal hasil bersih yang kamu dapatkan setiap bulan Rp4.875. Adapun jika kamu investasi Rp1 juta di deposito, maka imbal hasil bersih setelah dipotong pajak yang kamu dapatkan setiap bulan Rp2.833.
Jika investasi Rp100 juta di ST012-T2 maka setiap bulan Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mentransfer imbal hasil langsung ke rekening kamu Rp472.500 dan jika di ST012-T4 maka kuponnya Rp487.530 per bulan. Namun jika kamu menyimpanya di deposito, maka bunga bersih yang kamu terima Rp283.333 per bulan. Jika berinvestasi Rp5 miliar, imbal hasil yang kamu terima dari ST012-T2 senilai Rp23,62 juta per bulan, dan jika investasinya di ST012, maka cuan yang kamu terima R[24,37 juta per bulan. Sedangkan investasi di deposito dengan nilai yang sama, maka kamu hanya akan mendapatkan imbalan bersih Rp14,16 juta per bulan.
Adapun jika kamu berinvestasi di nilai kuota maksimal per investor yakni Rp15 miliar, dengan rincian Rp5 miliar di ST012-T2 dan Rp10 miliar di ST012-T4, maka Menteri Sri Mulyani akan mentransfer imbal hasil bersih ke rekeningmu Rp72,74 juta per bulan. Nilai itu cukup menarik, mengingat bunga bersih deposito dengan jumlah investasi yang sama hanya sekitar Rp42,5 juta per bulan. Sangat menarik bukan?
Nilai Investasi | ST012-T2 | ST012-T4 | Deposito |
Rp1,000,000 | Rp4,800 | Rp4,912 | Rp2,833 |
Rp10,000,000 | Rp47,997 | Rp49,122 | Rp28,333 |
Rp20,000,000 | Rp95,994 | Rp98,244 | Rp56,667 |
Rp50,000,000 | Rp239,985 | Rp245,610 | Rp141,667 |
Rp100,000,000 | Rp479,970 | Rp491,220 | Rp283,333 |
Rp1,000,000,000 | Rp4,799,700 | Rp4,912,200 | Rp2,833,333 |
Rp2,000,000,000 | Rp9,599,400 | Rp9,824,400 | Rp5,666,667 |
Rp5,000,000,000 | Rp23,998,500 | Rp24,561,000 | Rp14,166,667 |
Rp10.000.000.000 | Rp49,122,000 | Rp28,333,334 |
Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Ayo segera investasi di SBN Syariah ST012 di Bareksa, jangan sampai kamu kehabisan kuota pemesanan!
(Rahmat Hidayat/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.