Bareksa.com - Masa penawaran Surat Berharga Negara (SBN) jenis syariah yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST012 resmi dibuka pada Jumat (26/4) pukul 09.00 WIB. Kementerian Keuangan menargetkan kuota awal penjualan SBN Ritel dengan imbal hasil tertinggi 4 tahun terakhir itu mencapai Rp10 triliun, dengan rincian ST012 Tenor 2 tahun atau ST012T2 Rp7 triliun dan ST012 Tenor 4 Tahun atau ST012T4 Rp3 triliun.
Target awal penjualan tersebut berpotensi terlampaui, seiring tingginya minat investor berinvestasi di instrumen syariah, aman, membantu pembangunan negara, serta menawarkan imbal hasil atau kupon jauh lebih menarik dari deposito tersebut. Sebab mempertimbangkan realisasi penjualan ST seri sebelumnya yakni ST011 mencapai Rp20 triliun dan ST010 senilai Rp15 triliun. Di tengah gejolak pasar akibat ketidakpastian prospek penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) saat ini, SBN Syariah ST012 jadi pilihan investasi menarik.
Masa penawaran ST012 berlangsung hingga 29 Mei 2024, atau selama 34 hari. ST012 menawarkan imbal hasil mengambang dengan batas minimal (floating with floor) 6,4% untuk ST012T2 dan 6,55% untuk ST014T4. Minimum investasi di ST012 senilai Rp1 juta dan kelipatannya, dengan maksimal pembeliannya Rp5 miliar untuk ST012T2 dan Rp10 miliar untuk ST012T4. ST012 tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder (non tradable), namun memiliki fasilitas pencarian awal sebagian sebelum jatuh tempo (early redemption).
Penerbit | Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia | |
Jenis Akad | Wakalah | |
Masa Penawaran | Pembukaan: 26 April 2024 pukul 09.00 WIB Penutupan : 29 Mei 2024 pukul 10.00 WIB | |
Tanggal Setelmen (Penerbitan) | 5 Juni 2024 | |
Bentuk dan Jenis SBSN | Tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), kepemilkan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption. | |
ST012T2 | Green Sukuk ST012T4 | |
Tenor | 2 (dua) tahun | 4 (empat) tahun |
Jatuh Tempo | 10 Mei 2026 | 10 Mei 2028 |
Minimum Pemesanan | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Maksimum Pemesanan | Rp5 miliar | Rp10 miiar |
Imbalan | 6,40% p.a. | 6,55% p.a. |
Jenis Imbalan | Mengambang dengan imbalan/kupon minimal (floating with floor) dengan tingkat imbalan acuan BI Rate | |
Periode Penyampaian Minat Early Redemption | 25 April 2025 (09.00 WIB) s.d. 5 Mei 2025 (10.00 WIB) | 24 April 2026 (09.00 WIB) s.d. 4 Mei 2026 (10.00 WIB) |
Nominal Pengajuan Early Redemption | Rp1 juta dan kelipatannya | |
Nilai Maksimal Early Redemption | 50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing Mitra Distribusi | |
Setelmen Early Redemption | 10 Mei 2025 | 10 Mei 2026 |
Tanggal Pembayaran Imbalan | Tanggal 10 setiap bulan. Dalam hal tanggal 10 jatuh bukan pada hari kerja, maka akan dibayarkan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi. Hari kerja adalah hari dimana operasional sistem pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia. | |
Tanggal Pembayaran Imbalan Pertama | 10 Juli 2024 (Long Coupon) | |
Penetapan Hasil Penjualan | 3 Juni 2024 | |
Underlying Aset | BMN dan Proyek/Kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2024 |
Sumber : Kemenkeu
Menurut Tim Analis Bareksa, ST012 merupakan ST terakhir dengan kupon tertinggi, menyusul kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Rabu (24/4) menjadi 6,25% untuk menstabilkan kurs rupiah. Langkah itu juga merupakan upaya BI dalam menjaga selisih imbal hasil (yield spread) Indonesia tetap menarik di mata investor global. Hal ini terbukti, pasca kenaikan BI Rate, kurs rupiah relatif stabil di Rp16.100-16.200 per dolar AS.
Tim Analis Bareksa menyarakan investor bisa memanfaatkan momentum dengan berinvestasi di ST012 Tenor 4 Tahun sebagai pilihan utama. Sebab imbal hasil riil (real yield) ST012 tenor ini setelah dikurangi inflasi tergolong tinggi dan menarik. Dengan prospek rendahnya inflasi, maka ke depannya real yield investasi di ST012T4 akan semakin lebar.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi atau kenaikan 3,05% pada Maret 2024 secara tahunan (YOY). Dengan begitu imbal hasil bersih ST012T2 setelah dipotong pajak 10% dan inflasi, maka imbal hasil riilnya 2,71%, kemudian ST012T4 imbal hasil riilnya 2,845%. Angka itu jauh lebih menarik dari deposito syariah.
Menurut laporan terbaru Statistik Perbankan Syariah Otoritaas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil bank umum syariah dan unit usaha syariah untuk deposito mudharabah rupiah tenor di atas 12 bulan di 6,02%. Setelah dipotong pajak 20% dan dikurangi inflasi, maka imbal hasil riilnya 1,766%.
Perlu dicatat simpanan atau deposito yang dijamin oleh Lembaga Pinjaman Simpanan (LPS) hanya yang menawarkan bunga atau imbal hasil di bawah atau setara 4,25%, level suku bunga penjaminan saat ini. Selain itu batas maksimal simpanan yang dijamin oleh LPS senilai Rp2 miliar. Berbeda, berinvestasi di ST012 dijamin 100% oleh negara, baik imbal hasil maupun nilai pokok investasinya. Artinya jika kamu berinvestasi di nilai maksimal Rp15 miliar, dengan rincian Rp5 miliar di ST012T2 dan Rp10 miliar di ST012T4, seluruhnya dijamin negara.
Instrumen | Imbal Hasil | Pajak | Imbal Hasil Bersih | Inflasi | Real Yield | Jaminan |
ST012T2 | 6,4% | 10% | 5,76% | 3,05% | 2,71% | Dijamin negara 100% |
ST012T4 | 6,55% | 10% | 5,895% | 3,05% | 2,845% | Dijamin negara 100% |
Deposito Syariah | 6,02% | 20% | 4,816% | 3,05% | 1,766% | Dijamin LPS maks Rp2 miliar, bunga maks 4,25% |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Bareksa, inflasi YOY per Maret 2024
Sukuk Tabungan adalah salah satu jenis Surat Berharga Negara untuk masyarakat individu yang dikelola dengan prinsip syariah atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Sukuk adalah bukti kepemilikan sebagian aset negara yang disewakan kepada pemerintah dan bukan surat utang.
Sukuk Tabungan (ST), sesuai dengan namanya, memiliki sifat yang mirip dengan tabungan atau deposito bank, tetapi uang investor akan digunakan untuk membiayai proyek hijau (green projects) pemerintah.
Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.
Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:
- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Ayo segera investasi di SBN Syariah ST012 di Bareksa, jangan sampai kamu kehabisan kuota pemesanan!
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.