Bareksa.com - Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 terus diburu investor. Bahkan ST010 tenor 4 tahun atau ST010T4 sudah ludes terjual alias sold out! Hingga Rabu siang (24/5/2023), nilai pemesanan ST010 tenor 4 tahun mencapai Rp3,3 triliun. Kementerian Keuangan memutuskan tidak menambah kuota nasional pemesanan ST010T4. Dengan begitu investor tak lagi bisa memesan ST010 tenor 4 tahun.
Namun jangan khawatir, sebab Kamu masih bisa membeli ST010 tenor 2 tahun atau ST010T2. Hingga Rabu siang (24/5/2023), nilai pemesanan ST010T2 mencapai Rp7,5 triliun, atau merealisasi 100% dari target awal penjualan.
Menyusul tingginya minat investor tersebut, Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu untuk menjaga kontinuitas ketersediaan ST010 hingga masa penawaran berakhir, maka mulai Rabu, 24 Mei 2023 pukul 8.00 WIB diterapkan :
1. Untuk ST010T2 akan diterapkan sistem scheduler yakni dengan menambah kuota seri ini senilai Rp8 miliar secara berkala setiap satu jam
2. Untuk ST010T4 akan dijaga maksimal 25% dari target total penjualan ST010
- Sistem akan menambahkan kuota Rp8 miliar setiap jam secara otomatis dan terjadwal, dan penambahan kuota ini akan berjalan selama 24 jam dalam 7 hari, berlaku sepanjang hari, termasuk hari libur.
- Terdapat kemungkinan kuota nasional seri ST010T2 bernilai 0 di masa jeda penambahan kuota. Karena itu jika kuota pemesanan ST010T2 bernilai 0, bukan berarti target penerbitan seri ST010T2 sudah terpenuhi. Namun pemerintah mendistribusikan target tersebut sesuai dengan mekanisme penambahan kuota per jam sampai masa penawaran berakhir.
- Dengan demikian ST010T2 masih tetap dapat dipesan hingga akhir masa penawaran
Akibat kuota nasional pemesanan ST010T2 yang dibatasi hanya Rp8 miliar per jam ini, maka tak mengherankan jika terjadi war atau rebutan kuota pemesanan oleh banyak investor dari seluruh Indonesia.
Agar Kamu bisa menang dalam war pemesanan Sukuk Tabungan (ST) seri ST010, maka Kamu perlu menerapkan beberapa jurus jitu. Beberapa tips yang bisa Kamu pertimbangkan ialah :
Dengan memiliki akun SBN, artinya Kamu sudah siap untuk war. Adapun jika belum memiliki akun SBN, maka Kamu harus mendaftar akun SBN terlebih dahulu. Untuk diketahui, proses verifikasi pendaftaran akun SBN biasanya memerlukan waktu
Saat melakukan war pemesanan ST010, pastikan koneksi internet yang Kamu pakai stabil dan bisa diandalkan. Jika tidak, maka Kamu bisa kalah dalam berebut kuota dengan calon investor lainnya
Pastikan Kamu standby di menit-menit awal setiap jam, jika ingin berpeluang menang dalam war pemesanan ST010. Sebab, penambahan kuota ST010 akan selalu diperbaharui dalam menit-menit awal tersebut.
Agar pemesanan ST010 yang Kamu lakukan nggak ribet dan praktis, Kamu bisa mencoba menggunakan metode pembayaran OVO di super app investasi Bareksa.
OVO sudah menjadi Lembaga Persepsi Lainnya (LPL) yang resmi ditetapkan oleh pemerintah sebagai pihak ketiga dalam penerimaan menggunakan setoran elektronik. Artinya, OVO sudah dapat digunakan untuk membayar PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), seperti pembelian Surat Berharga Negara seri ST010.
Pembayaran SBN Ritel menggunakan OVO melengkapi metode pembayaran tersedia di Bareksa sebelumnya, yaitu ATM, Internet Banking, Mobile Banking, E-commerce dan Teller Bank. Ketentuan untuk pembayaran SBN Ritel menggunakan OVO sama seperti metode pembayaran lainnya, yaitu maksimal dilakukan dalam jangka 3 jam dari waktu order pembelian.
Kelebihannya, pembayaran SBN Ritel di Bareksa memakai OVO menawarkan kemudahan karena investor bisa langsung diarahkan ke aplikasi OVO. Sehingga, proses pembayaran semakin mudah dan seamless. Investor perlu mencatat juga, sesuai dengan batasan transaksi di OVO, pembayaran SBN Ritel menggunakan metode ini maksimal Rp20 juta per transaksi dan maksimal akumulasi transaksi per bulan menggunakan OVO Rp40 juta.
Informasi lengkap soal cara pembayaran pemesanan ST010 menggunakan OVO bisa di baca di sini : Kini Beli SBN Ritel Sukuk Tabungan ST010 di Bareksa Bisa Bayar Pakai OVO, Ini Caranya
Jika Kamu masih belum berhasil memesan di saat jam-jam sibuk, maka Kamu tidak perlu berkecil hati. Kamu bisa mempertimbangkan untuk membeli ST010 saat tengah malam. Nggak perlu khawatir Kamu harus keluar rumah untuk ke bank atau ATM di malam hari untuk melakukan pembayaran. Sebab, sekarang Kamu sudah bisa membayar pemesanan ST010 di Bareksa dengan menggunakan akun OVO Kamu.
Tingginya minat investor terhadap ST010 karena SBN Ritel jenis syariah ini menawarkan imbal hasil menarik, yakni ST010 tenor 2 tahun atau ST010T2 menawarkan imbal hasil bersifat mengambang dengan batas minimal (floating with floor) 6,25%. Sedangkan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan seri ST010T4 (Tenor 4 Tahun) memberi imbal hasil 6,4%.
Minimal nilai pemesanan masing-masing Rp1 juta dan maksimal Rp5 miliar untuk ST010 tenor 2 tahun dan Rp10 miliar untuk ST010 tenor 4 tahun. Artinya kuota maksimal per investor ialah Rp15 miliar untuk kedua tenor tersebut.
Pemerintah resmi membuka masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST010 untuk 2 tenor yakni ST010T2 (tenor 2 tahun) dan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan seri ST010T4 (tenor 4 tahun) kepada investor individu Warga Negara Indonesia pada Jumat, 12 Mei hingga Rabu, 7 Juni 2023 atau dalam 27 hari masa penawaran.
Sukuk Tabungan adalah Surat Berharga Syariah Negara yang merupakan tabungan investasi orang perseorangan Warga Negara Indonesia yang ditawarkan dalam mata uang rupiah, diterbitkan tanpa warkat, dan tidak dapat diperdagangkan serta dialihkan (non tradable).
Meski tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, namun ST010 memiliki fasilitas awal sebagian sebelum jatuh tempo (early redemption).
Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 berpotensi jadi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel dengan penawaran kupon floor (minimal) tertinggi terakhir tahun ini. Sebab menurut Tim Analis Bareksa, suku bunga acuan diproyeksikan akan mulai menurun pada Semester II 2023.
Hal ini seiring ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) diprediksi mulai memangkas suku bunga acuannya di paruh kedua tahun ini, setelah kenaikan 10 kali beruntun sejak Maret 2022 hingga Mei 2023 jadi 5-5,25%. Level suku bunga AS ini merupakan yang tertinggi sejak 2007 atau dalam 16 tahun terakhir.
Seiring potensi penurunan suku bunga AS, suku bunga acuan Bank Indonesia yang jadi salah satu indikator penentuan kupon SBN Ritel, juga berpotensi dipangkas. Saat ini suku bunga acuan BI dipertahankan di level 5,75% sejak kenaikan terakhir pada Januari 2023.
BI meyakini kenaikan suku bunga acuan 225 basis poin atau 2,25% sejak Agustus 2022 hingga jadi 5,75% pada Januari 2023, sudah cukup memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada di kisaran 3,0±1% di semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke sasaran 3,0±1% di semester II tahun ini.
Tim Analis Bareksa merekomendasikan agar investor membeli ST010 dengan tenor panjang. Sebab melihat kondisi saat ini, maka BI diprediksi kecil kemungkinannya untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Prediksi itu mempertimbangkan laju inflasi global yang mulai mereda, serta bank sentral negara-negara utama di dunia yang harus menyehatkan kembali kondisi keuangan negaranya masing-masing. Sebab, pasca kenaikan agresif suku bunga acuan beberapa waktu terakhir, telah menekan keuangan beberapa negara tersebut, bahkan terancam resesi.
Tim Analis Bareksa juga memprediksi suku bunga deposito perbankan masih akan bertahan di level yang rendah selama 1-2 tahun ke depan, akibat likuiditas perbankan saat ini masih cukup melimpah. Sehingga dengan menawarkan imbal hasil atau kupon bersih 5,58% untuk tenor 2 tahun dan 5,76% untuk tenor 4 tahun, maka membuat ST010 jadi semakin menarik bagi investor untuk investasi jangka menengah panjang.
Sebagai gambaran, berikut simulasi imbal hasil yang akan didapatkan investor jika investasi di ST010 dibandingkan deposito dengan nilai investasi Rp1 juta, Rp10 juta, Rp20 juta, Rp50 juta, Rp100 juta, Rp1 miliar hingga Rp5 miliar dan Rp10 miliar.
Nilai investasi | Passive Income dari ST010T2 | Passive Income dari Deposito* |
Rp5,000,000,000 | Rp23.436.000 | Rp10.941.370 |
Rp2,000,000,000 | Rp9.374.000 | Rp4.376.548 |
Rp1,000,000,000 | Rp4.687.200 | Rp2.188.274 |
Rp100,000,000 | Rp468.750 | Rp218.827 |
Rp50,000,000 | Rp234.360 | Rp109.414 |
Rp20,000,000 | Rp93.744 | Rp43.765 |
Rp10,000,000 | Rp46.872 | Rp21.883 |
Rp1,000,000 | Rp4.687 | Rp2.188 |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Tim Analis Bareksa
*Simulasi menggunakan asumsi rata-rata bunga deposito bank umum nasional saat ini 3,8% per tahun
Dari hasil simulasi terlihat, jika Kamu investasi Rp1 juta di ST010 tenor 2 tahun, maka akan mendapatkan imbal hasil bersih Rp4.687 per bulan, lebih tinggi dari deposito yang senilai Rp2.188 per bulan. Jika Kamu investasi di ST010T2 senilai Rp50 juta, maka imbal hasil bersihnya senilai Rp234.360 per bulan, jauh lebih menarik dari deposito yang hanya Rp109.414.
Adapun jika Kamu berinvestasi di nilai maksimal atau kuota maksimal per investor di ST010T2 yakni Rp5 miliar, maka Kamu akan mendapatkan passive income (pendapatan pasif) Rp23,4 juta per bulan, jauh lebih menarik dari deposito yang hanya Rp10,9 juta per bulan.
Nilai investasi | Passive Income dari ST010T4 | Passive Income dari Deposito* |
Rp10,000,000,000 | Rp47.997.000 | Rp21.882.740 |
Rp5,000,000,000 | Rp23.998.500 | Rp10.941.370 |
Rp2,000,000,000 | Rp9.599.400 | Rp4.376.548 |
Rp1,000,000,000 | Rp4.799.700 | Rp2.188.274 |
Rp100,000,000 | Rp479.970 | Rp218.827 |
Rp50,000,000 | Rp239.985 | Rp109.414 |
Rp20,000,000 | Rp95.994 | Rp43.765 |
Rp10,000,000 | Rp47.997 | Rp21.883 |
Sumber : Kemenkeu, OJK, diolah Tim Analis Bareksa
*Simulasi menggunakan rata-rata bunga deposito bank umum nasional saat ini 3,8% per tahun
Dari hasil simulasi terlihat, jika Kamu investasi Rp10 juta di ST010 tenor 4 tahun atau ST010T4, maka setiap bulan Kamu meraih imbal hasil bersih Rp47.997 per bulan, jauh lebih menarik dari deposito yang hanya Rp21.883 per bulan.
Kemudian, jika Kamu investasi Rp1 miliar, maka akan meraih passive income Rp4,79 juta per bulan, jauh lebih menarik dari deposito yang hanya Rp2,18 juta. Jika Kamu berinvestasi di nilai maksimal kuota per investor di ST010T4 yakni Rp10 miliar, maka passive income yang Kamu terima setiap bulannya mencapai Rp47,99 juta per bulan, jauh lebih dari deposito yang hanya Rp21,88 juta.
Adapun jika Kamu berinvestasi di dua tenor ST010 dengan kuota maksimal yakni Rp5 miliar di ST010T2 dan Rp10 miliar di ST010T4 atau total Rp15 miliar, maka imbal hasil bersih atau passive income yang Kamu terima setiap bulan akan mencapai Rp71,43 juta per bulan.
Nilai passive income ST010 itu jauh lebih menarik dari investasi deposito senilai Rp15 miliar, di mana passive income yang Kamu terima diestimasikan hanya sekitar Rp32,82 juta per bulan. Menarik bukan? Ayo segera investasi ST010 di Bareksa.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Rahmat Hidayat/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.