Bareksa.com - Pemerintah kembali segera menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pada 2023. Seri pertama yang akan diterbitkan rencananya ialah Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR012 yang akan terbit pada Januari 2023 ini. Karena itu agar Kamu nggak telat dan kehabisan kuota pemesanan, segera bersiap dan pantengin penerbitan SBN Ritel ya.
SBN Ritel hanya dapat dibeli selama masa penawaran berlangsung. Selain itu, SBN Ritel hanya dapat dibeli di mitra distribusi resmi yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan, salah satunya Bareksa. Setiap tahun, pemerintah menerbitkan sejumlah SBN Ritel.
Sebagai gambaran, pada 2022, pemerintah menerbitkan 6 seri dari 4 jenis SBN Ritel. Berikut Seri SBN Ritel yang Diterbitkan Pemerintah pada 2022 :
No | Seri | Masa Penawaran | Imbal hasil/kupon (%) | Tenor (jatuh tempo) | Penjualan (Rp T) | Jumlah Investor |
1 | ORI021 | 24 Jan - 17 Febr 2022 | 4,9 | 3 tahun (15 Feb 2025) | 25,06 | 56.238 |
2 | SR016 | 25 Feb - 17 Mar 2022 | 4,95 | 3 tahun (10 Mar 2025) | 18,4 | 44.579 |
3 | SBR011 | 25 May - 16 June 2022 | 5,5 | 2 tahun (10 Jun 2024) | 13,91 | 47.673 |
4 | SR017 | 19 Aug - 14 Sept 2022 | 5,9 | 3 tahun (10 Sept 2025) | 26,97 | 65.362 |
5 | ORI022 | 26 Sep - 20 Oct 2022 | 5,95 | 3 Tahun (15 Oct 2025) | 13,01 | 39.527 |
6 | ST009 | 11-30 November 2022 | 6,15 | 2 tahun (10 Nov 2024) | 10 | 35.397 |
Sumber : Kemenkeu, diolah Bareksa
Mau Punya Passive Income dari Investasi di SBN Ritel, Klik di Sini
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan menyampaikan pencapaian penerbitan SBN Ritel tahun 2022 cukup fenomenal. "Pertama kalinya penerbitan tembus angka di atas Rp100 triliun," kata Deni kepada Bareksa, Selasa (3/1/2023).
Deni menjelaskan realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2022 yang mencapai Rp107,38 triliun, dengan penambahan investor baru sebanyak 131.194 investor. Makanya, Deni menyampaikan dengan melihat realisasi penerbitan SBN Ritel pada tahun lalu, pemerintah menambah target penerbitan SBN Ritel pada tahun ini.
"Dengan semakin tingginya minat investor, pemerintah meningkatkan alokasi penerbitan SBN untuk investor ritel menjadi Rp130 triliun untuk tahun 2023," kata Deni. Penambahan target penerbitan SBN Ritel itu guna memberikan lebih banyak kesempatan bagi investor untuk berinvestasi di SBN Ritel. Deni menyampaikan pemerintah optimistis target penerbitan SBN Ritel pada tahun ini akan tercapai. Salah satu alasannya, bagusnya realisasi penerbitan SBN Ritel pada tahun lalu.
Biasanya, ada empat jenis SBN Ritel yang ditawarkan pemerintah secara online, yaitu Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST) dan Sukuk Ritel (SR). Menurut sifat pengelolaannya, SBN Ritel dibagi menjadi dua tipe yaitu konvensional dan syariah. SBN Ritel konvensional adalah ORI dan SBR, sementara yang syariah adalah SR dan ST.
Grafik Jenis SBN Ritel
Sumber: DJPPR Kementerian Keuangan
Berdasarkan sifat untuk perdagangan di pasar sekunder, obligasi negara ini dibagi menjadi tradable dan non-tradable. SBN tradable bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga tidak perlu tunggu jatuh tempo. Contohnya adalah ORI dan SR.
Sementara itu, SBN non-tradable tidak bisa dijual di pasar sekunder, sehingga investor harus menunggu hingga jatuh tempo biasanya 2 tahun. Namun, ada fasilitas early redemption, yaitu pencairan awal setelah 12 bulan dengan syarat tertentu.
Siap-siap Investasi di SBN Ritel, Daftar Sekarang, Klik di Sini
Berikut penjelasan mengenai perbedaan antara ORI, SBR, ST dan SR :
Jangka waktu ORI dan SR memiliki tenor 3 tahun tetapi bisa dijual sebelum jatuh tempo dan diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Hal ini berbeda dengan SBR dan ST yang memiliki tenor hanya 2 tahun. Meski jangka waktu lebih pendek daripada ORI dan SR, namun SBR dan ST tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
Keuntungan (kupon) ORI dan imbal hasil SR besarannya tetap hingga jatuh tempo. Makanya, kalau ada kenaikan atau penurunan suku bunga, kupon ORI tidak akan menyesuaikan. Sementara SBR dan ST memiliki kupon bersifat floating with floor atau mengambang dengan batas minimal. Kupon atau imbal hasil SBR dan ST bisa naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak bisa turun lebih rendah daripada batas minimal.
ORI dan SR setelah diterbitkan di pasar perdana, bisa dijual kembali sebelum jatuh tempo dan bisa diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Tapi, perdagangan di pasar sekunder dibuka setelah minimum holding period selesai, yakni dua kali pembayaran kupon.
Di sisi lain SBR dan ST tidak bisa diperdangkan di pasar sekunder (non-tradable), sehingga investor harus memegang hingga jatuh tempo. Meski demikian, ada fasilitas early redemption atau pelunasan sebagian sebelum jatuh tempo setelah 1 tahun investasi dan dengan syarat misalnya pada seri SBR dan ST sebelumnya, minimal kepemilikan awal Rp2 juta dalam 1 transaksi dan maksimal yang bisa dicairkan 50%.
Harga ORI dan SR bisa naik dan turun tergantung permintaan di pasar. Misalnya, ketika investor membeli Rp1 juta, dia bisa menjual kembali seharga Rp1,3 juta dengan mempertimbangkan besaran kupon yang bisa diterima. Sebaliknya SBR dan ST tidak punya potensi kenaikan harga (capital gain). Bila investor membeli Rp1 juta, maka pada saat jatuh tempo dia akan menerima pembayaran pokok Rp1 juta.
ORI dan SBR dikelola dengan sistem konvensional karena merupakan pernyataan Surat Utang Negara. Tidak ada pernyataan halal (syariah) dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Sementara ST dan SR, merupakan bukti penyertaan terhadap aset negara dan bukan surat utang. ST dan SR dijamin sesuai syariah karena sudah mendapatkan fatwa halal dari DSN-MUI. Dalam pengelolaan ST dan SR, terdapat akad wakalah (perwakilan) yang memberikan mandat dari investor kepada Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Sumber : Kementerian Keuangan
Meski terdapat sejumlah perbedaan, pada prinsipnya semua SBN Ritel baik ORI, SR, SBR, dan ST merupakan investasi yang risikonya kecil. Alasannya, baik pokok maupun pembayaran kuponnya dijamin 100% oleh negara.
Melansir sejumlah sumber, tujuan pemerintah menerbitkan SBN Ritel antara lain:
Pertama, salah satu sumber pembiayaan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kedua, alternatif investasi bagi investor ritel termasuk yang ingin melakukan diversifikasi portofolionya.
Ketiga, memperluas basis investor di dalam negeri.
Keempat, mendukung stabilitas pasar keuangan domestik.
Kelima, mendukung terwujudnya masyarakat yang berorientasi pada investasi jangka menengah dan panjang.
Keenam, mewujudkan cita-cita kemandirian dalam pembiayaan pembangunan.
Bagaimana, Kamu siap meraih cuan sekaligus membantu negara membiayai pembangunan nasional? Tunggu penerbitan SBN Ritel seri berikutnya di Bareksa ya!
Mau Raih Cuan dari Investasi di SBN Ritel, Klik di Sini
Sebagai salah satu mitra distribusi resmi SBN Ritel, platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia Bareksa kembali mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan RI sebagai Mitra Distribusi Surat Utang Negara Ritel (Midis SUN) dengan Kinerja Terbaik 2021. Penghargaan sebagai Midis Terbaik Surat Berharga Negara (SBN) baik SUN maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) merupakan yang keempat tahun secara beruntun diterima oleh Bareksa.
Perlu dicatat, Bareksa adalah satu-satunya fintech yang meraih penghargaan Midis SUN Terbaik Tahun 2021, bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa sebagai Mitra Distribusi baik untuk SUN maupun SBSN dari Kementerian Keuangan :
Midis SUN Terbaik 2019
Midis SUN Terbaik 2020
Midis SUN Terbaik 2021
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Penghargaan langsung diserahkan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati kepada Co-founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, dalam acara Stakeholders Gathering Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, pada 21 Desember 2022.
Karena itu tak ingin ketinggalan investasi di SBN Ritel di 2023? Segera daftar akun SBN di Bareksa sekarang, agar saat masa penawaran dibuka, Kamu tak kehabisan kuota pemesanan.
Investasi di SBN Ritel di Midis Terbaik Bareksa, Klik di Sini
(Martina Priyanti/AM)
***
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.