Asing Alihkan Investasi dari Saham ke SBN, Ini Prospek Cuan SBN Ritel di 2023
Pada November, dana asing mengalir masuk Rp23,7 triliun ke SBN dan berlanjut di Desember 2022 mencapai Rp20,54 triliun
Pada November, dana asing mengalir masuk Rp23,7 triliun ke SBN dan berlanjut di Desember 2022 mencapai Rp20,54 triliun
Bareksa.com - Pasar saham sedang anomali dan memerah bulan ini. Sepanjang bulan berjalan hingga 28 Desember 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus 2,43% ditutup di level 6.851. Ini abnormal karena secara historis dalam 10 tahun terakhir, pasar saham tidak pernah mencatatkan penurunan pada bulan Desember.
Sumber : Bareksa
Merahnya kinerja IHSG dalam lebih dari tiga pekan di bulan Desember tersebut, salah satunya karena ditekan aksi jual asing. Tercatat arus modal keluar (capital outflow) di IHSG hingga 28 Desember mencapai sekitar Rp18 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Dilansir investor.id (29/12), keluarnya investor asing dari IHSG ternyata tidak sepenuhnya kabar buruk. Sebab berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terlihat investor asing melakukan switching (pengalihan investasi) dari saham ke SBN sejak November 2022.
Padahal sebelumnya, dalam 10 bulan pertama di 2022, dana asing masif keluar dari pasar Surat Utang Negara (SUN) hingga Rp178,09 triliun, yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin tertekan. Sebaliknya, capital inflow deras mengalir ke pasar saham domestik di periode yang sama mencapai Rp80,8 triliun.
Mau Punya Passive Income dari Investasi di SBN Ritel, Klik di Sini
Pada September, capital outflow asing dari Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp29,25 triliun, kemudian pada Oktober mulai menipis jadi Rp17,03 triliun. Namun pada November, situasinya berbalik arah di mana dana asing mengalir masuk Rp23,7 triliun ke SBN. Inflow asing di SBN berlanjut pada Desember 2022 mencapai Rp20,54 triliun.
Menjelang akhir tahun 2022, investor asing beralih membeli SBN RI, karena imbal hasil (yield) tinggi, sementara fundamental ekonomi Indonesia masih solid. Berdasarkan data CNBC Indonesia, imbal hasil (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun pada Rabu (28/12/2022) pukul 16.58 WIB di level 6,922. Yield SBN RI dinilai masih menarik, meskipun Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) agresif menaikkan bunga acuannya.
Sepanjang 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 425 basis poin atau 4,25% jadi 4,25% - 4,5% merupakan yang paling agresif dalam 41 tahun terakhir. Untuk mengimbanginya, Bank Indonesia (BI) merespons dengan kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak 200 basis poin atau 2% sepanjang 2022 ini, dari sebelumnya 3,5% jadi 5,5% pada Desember 2022.
Siap-siap Investasi di SBN Ritel, Daftar Sekarang, Klik di Sini
Potensi Cuan SBN Ritel 2023
Seiring mulai bergairahnya pasar SBN nasional, bagaimana potensi cuan SBN Ritel di 2023? Kemenkeu menetapkan kupon atau imbal hasil SBN Ritel berdasarkan beberapa pertimbangan. Yakni level suku bunga acuan BI saat penetapan kupon, imbal hasil obligasi acuan pemerintah yang berlaku di pasar untuk tenor yang sama, serta kondisi pasar global maupun domestik.
Tercatat dalam penerbitan SBN Ritel 2 tahun terakhir, yakni sejak penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI019 pada Januari 2021, hingga Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 pada November 2022, imbal hasil atau kupon yang ditawarkan antara 4,8% hingga 6,15%. Selisih imbal hasil (spread) antara suku bunga BI dan kupon SBN Ritel mulai 1,4% hingga 2,15%.
Sumber : DJPPR Kemenkeu, diolah Bareksa
Pemerintah dijadwalkan menawarkan SBN Ritel seri perdana di 2023 pada Januari yakni Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR012. Rencananya dalam 1 masa penawaran, pemerintah menawarkan 2 jenis SBN Ritel berbeda. Misalnya selain penawaran SBR reguler bertenor 2 tahun, secara berbarengan juga ditawarkan SBR tenor lebih panjang dengan imbal hasil lebih maksimal. Namun detailnya seperti apa, belum dijelaksan pemerintah.
Dengan mempertimbangkan data historis spread imbal hasil SBN Ritel dengan suku bunga BI antara 1,4% hingga 2,15%, sedangkan saat ini suku bunga BI berada di level 5,5%, maka potensi cuan atau imbal hasil SBR012 berpotensi di level 6,9% hingga 7,65%.
Potensi cuan itu sangat menarik, dibandingkan rata-rata bunga deposito perbankan per 28 Desember 2022 di 3,8% (Pusat Data Kontan). Apalagi pajak imbal hasil SBN Ritel hanya 10%, lebih rendah dari pajak bunga deposito yang 20%. Maka tak heran, jika SBN Ritel di 2023 berpotensi kembali diserbu investor.
Mau Raih Cuan dari Investasi di SBN Ritel, Klik di Sini
Bareksa Salah Satu Midis SBN Terbaik
Sebagai salah satu mitra distribusi resmi SBN Ritel,platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia Bareksa kembali mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan RI sebagai Mitra Distribusi Surat Utang Negara Ritel (Midis SUN) dengan Kinerja Terbaik 2021. Penghargaan sebagai Midis Terbaik Surat Berharga Negara (SBN) baik SUN maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) merupakan yang keempat tahun secara beruntun diterima oleh Bareksa.
Perlu dicatat, Bareksa adalah satu-satunya fintech yang meraih penghargaan Midis SUN Terbaik Tahun 2021, bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa sebagai Mitra Distribusi baik untuk SUN maupun SBSN dari Kementerian Keuangan :
Midis SUN Terbaik 2019
Midis SUN Terbaik 2020
Midis SUN Terbaik 2021
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021
Penghargaan langsung diserahkan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati kepada Co-founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, dalam acara Stakeholders Gathering Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, pada 21 Desember 2022.
Tak ingin ketinggalan investasi di SBN Ritel di 2023? Segera daftar akun SBN di Bareksa sekarang, agar saat masa penawaran dibuka, Kamu tak kehabisan kuota pemesanan.
Investasi SBN Ritel di Midis Terbaik Bareksa, Klik di Sini
(AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.