Pemerintah Rencana Terbitkan SBN Ritel 2023, Apa Saja Jenisnya?
Kamu bisa membeli SBN Ritel di mitra distribusi yang salah satunya Bareksa
Kamu bisa membeli SBN Ritel di mitra distribusi yang salah satunya Bareksa
Bareksa.com - Surat Berharga Negara (SBN) Ritel cocok buat kamu yang ingin investasi aman, cuan sekaligus bermanfaat bagi orang banyak. Setelah seri terakhir tahun ini terbit, Pemerintah berencana menerbitkan lagi SBN Ritel 2023.
Setiap tahunnya, pemerintah menerbitkan SBN Ritel yang menjadi salah satu bagian dalam sumber pembiayaan Anggaran Negara. Maka iya, tahun depan atau 2023 pemerintah akan kembali menerbitkan SBN Ritel.
Sebagai gambaran, pemerintah menerbitkan 6 seri SBN Ritel. Seri terakhir SBN Ritel di tahun ini yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 yang ditawarkan kepada investor ritel selama 20 hari yakni dari 11 November hingga 30 November 2022.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebelum menerbitkan ST009, pemerintah telah menerbitkan 5 seri SBN Ritel pada tahun ini yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI021, dengan masa penawarannya pada 24 Januari hingga 17 Februari 2022. Kemudian Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR016 yang ditawarkan pada 25 Februari hingga 17 Maret 2022.
Setelah itu Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011, dengan masa penawaran 25 Mei - 16 Juni 2022. Lalu disusul Sukuk Ritel (SR) seri SR017. Selanjutnya menyusul ORI seri ORI022, dengan masa penawaran pada 26 September hingga 20 Oktober 2022.
Penerbitan SBN Ritel 2023
Antonius Dyan Nugrahanto Aji, Kepala Seksi Pendalaman Pasar dan Perluasan Berbasis Investor SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengatakan tiap tahun pemerintah menerbitkan 6 seri SBN Ritel.
Penerbitan itu terdiri dari SBN Ritel jenis konvensional yakni Surat Utang Negara (SUN) Ritel 3 seri yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI) 2 seri, Savings Bond Ritel (SBR) 1 seri, serta SBN Ritel jenis syariah atau SBSN yaitu Sukuk Tabungan (ST) 1 seri dan Sukuk Negara Ritel (SR) 2 seri.
"Harapannya tahun depan (2023) tetap sama, ada 6 seri SBN Ritel, dan ada harapan bertambah kuota penjualan agar semakin banyak warga negara menikmati investasi di instrumen yang aman, nyaman dan menguntungkan yakni SBN Ritel," kata Antonius saat menjadi pembicara acara Webinar Bareksa X DJPPR Kemenkeu "Strategi Investasi Melawan Inflasi", pada Kamis (6/10/2022).
Dengan menambah kuota, ia melanjutkan maka akan semakin besar kesempatan bagi investor, termasuk investor ritel baru untuk berinvestasi di SBN Ritel. Sebagai gambaran, di tahun 2022 Pemerintah menargetkan penerbitan SBN Ritel senilai Rp100 triliun dan saat ini sudah melewati target karena animo masyarakat.
Berkaitan dengan jenis SBN Ritel, ada empat jenis yang ditawarkan secara online, yaitu ORI, SBR, ST dan SR. Menurut sifat pengelolaannya, SBN Ritel dibagi menjadi dua tipe yaitu konvensional dan syariah. SBN Ritel konvensional adalah ORI dan SBR, sementara yang syariah adalah SR dan ST.
Jelasnya terlihat dalam grafik berikut ini.
Grafik Jenis SBN Ritel
Sumber: DJPPR Kementerian Keuangan
Sementara itu, berdasarkan sifat untuk perdagangan di pasar sekunder, obligasi negara ini dibagi menjadi tradable dan non-tradable. SBN tradable bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga tidak perlu tunggu jatuh tempo. Contohnya adalah ORI dan SR.
Sementara itu, SBN non-tradable tidak bisa dijual di pasar sekunder, sehingga investor harus menunggu hingga jatuh tempo biasanya 2 tahun. Namun, ada fasilitas early redemption, yaitu pencairan awal setelah 12 bulan dengan syarat tertentu.
Berikut penjelasan mengenai perbedaan antara ORI, SBR, ST dan SR.
1. Tenor
Jangka waktu ORI dan SR memiliki tenor 3 tahun tetapi bisa dijual sebelum jatuh tempo dan diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Hal ini berbeda dengan SBR dan ST yang memiliki tenor hanya 2 tahun. Meski jangka waktu lebih pendek daripada ORI dan SR, namun SBR dan ST tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
2. Kupon
Keuntungan (kupon) ORI dan imbal hasil SR besarannya tetap hingga jatuh tempo. Makanya, kalau ada kenaikan atau penurunan suku bunga, kupon ORI tidak akan menyesuaikan. Sementara SBR dan ST memiliki kupon bersifat floating with floor atau mengambang dengan batas minimal. Kupon atau imbal hasil SBR dan ST bisa naik bila suku bunga acuan naik, tetapi tidak bisa turun lebih rendah daripada batas minimal.
3. Perdagangan di Pasar Sekunder
ORI dan SR setelah diterbitkan di pasar perdana, bisa dijual kembali sebelum jatuh tempo dan bisa diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Tapi, perdagangan di pasar sekunder dibuka setelah minimum holding period selesai, yakni dua kali pembayaran kupon.
Di sisi lain SBR dan ST tidak bisa diperdangkan di pasar sekunder (non-tradable), sehingga investor harus memegang hingga jatuh tempo. Meski demikian, ada fasilitas early redemption atau pelunasan sebagian sebelum jatuh tempo setelah 1 tahun investasi dan dengan syarat misalnya pada seri SBR dan ST sebelumnya, minimal kepemilikan awal Rp2 juta dalam 1 transaksi dan maksimal yang bisa dicairkan 50 persen.
4. Potensi Capital Gain
Harga ORI dan SR bisa naik dan turun tergantung permintaan di pasar. Misalnya, ketika investor membeli Rp1 juta, dia bisa menjual kembali seharga Rp1,3 juta dengan mempertimbangkan besaran kupon yang bisa diterima. Sebaliknya SBR dan ST tidak punya potensi kenaikan harga (capital gain). Bila investor membeli Rp1 juta, maka pada saat jatuh tempo dia akan menerima pembayaran pokok Rp1 juta.
5. Pernyataan Halal
ORI dan SBR dikelola dengan sistem konvensional karena merupakan pernyataan Surat Utang Negara. Tidak ada pernyataan halal (syariah) dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Sementara ST dan SR, merupakan bukti penyertaan terhadap aset negara dan bukan surat utang. ST dan SR dijamin sesuai syariah karena sudah mendapatkan fatwa halal dari DSN-MUI. Dalam pengelolaan ST dan SR, terdapat akad wakalah (perwakilan) yang memberikan mandat dari investor kepada Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Perbandingan ORI, SR, SBR dan ST
Sumber : Kementerian Keuangan
Walau ada sejumlah perbedaan, pada prinsipnya semua SBN Ritel baik ORI, SR, SBR, dan ST merupakan investasi yang risikonya kecil. Alasannya, baik pokok maupun pembayaran kuponnya dijamin 100% oleh negara.
Tujuan Penerbitan SBN Ritel
Melansir sejumlah sumber, tujuan pemerintah menerbitkan SBN Ritel antara lain:
Pertama, salah satu sumber pembiayaan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kedua, alternatif investasi bagi investor ritel termasuk yang ingin melakukan diversifikasi portofolionya.
Ketiga, memperluas basis investor di dalam negeri.
Keempat, mendukung stabilitas pasar keuangan domestik.
Kelima, mendukung terwujudnya masyarakat yang berorientasi pada investasi jangka menengah dan panjang.
Keenam, mewujudkan cita-cita kemandirian dalam pembiayaan pembangunan.
Bagaimana siap meraih cuan sekaligus membantu negara membiayai pembangunan nasional? Tunggu penerbitan SBN Ritel seri berikutnya di Bareksa ya!
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.