Bareksa.com - Pemerintah masih membuka peluang untuk peningkatan nominal Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan untuk investor ritel tahun ini dengan pertimbangan minat investor yang besar dan efisiensi biaya, meski realisasi anggaran hingga separuh pertama tahun ini mengalami surplus.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah menargetkan penerbitan SBN Ritel 2022 sekitar 6-8% dari total penerbitan SBN dalam rangka pembiayaan utang sebesar Rp1.300 triliun. Artinya, kisaran penerbitan ritel dalam APBN 2022 sebesar Rp78-104 triliun.
Sementara itu, hingga tengah tahun 2022, sudah ada tiga dari enam SBN ritel yang diterbitkan yaitu, Obligasi Negara Ritel seri ORI021 (total penjualan Rp25,07 triliun), Sukuk Ritel seri SR016 (total penjualan Rp18,4 triliun), dan Savings Bond Ritel seri SBR011 (total penjualan Rp13,91 triliun). Saat ini, sedang berlangsung masa penawaran Sukuk Ritel SR017 dengan target awal Rp10 triliun, dan sudah dinaikkan menjadi Rp20 triliun.
Tabel Perkiraan Penjualan SBN Ritel 2022
No | Seri | Masa Penawaran | Sifat | Penjualan (Rp triliun) |
1 | ORI021 | 24-Jan-2022 | Tradable | 25,06 |
2 | SR016 | 25-Feb-2022 | Tradable | 18,4 |
3 | SBR011 | 25-May-2022 | Non-tradable | 13,91 |
4 | SR017* | 19-Aug-2022 | Tradable | 20 |
5 | ORI022 | 26-Sep-2022 | Tradable | N.A |
6 | ST009 | 28-Oct-2022 | Non-tradable | N.A |
Total | 77,37 | |||
Target 2022 | 100 | |||
Sisa | -22,63 |
*kuota SR017 per 26 Agustus 2022, sumber: Kemenkeu, diolah Bareksa
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan target penerbitan SBN Ritel 2022 sekitar Rp100 triliun masih dapat ditambah dengan sejumlah pertimbangan.
"Pemerintah akan mempertimbangkan untuk melakukan upsize secara terukur, tidak hanya atas seri SR017 tetapi juga atas rencana penerbitan SBN ritel di sisa tahun 2022 (ORI dan Sukuk Tabungan) dengan tetap menjaga biaya dan risiko utang dalam level yang terkendali," kata Luky ketika dihubungi Bareksa, 24 Agustus 2022.
Baca juga : DJPPR Kemenkeu: Minat Tinggi, Target SR017 dan SBN Ritel 2022 Masih Bisa Ditambah
Minat investor terhadap SBN ritel sepanjang tahun berjalan ini memang cukup besar. Terlihat dari jumlah penerbitan yang terus mencapai rekor dan kuota disediakan Pemerintah yang terus bertambah.
Sebagai contoh, penerbitan SBR011 yang ditawarkan pada 25 Mei hingga 16 Juni 2022 mencapai Rp13,91 triliun dengan jumlah investor 47.673 investor, padahal kuota awal saat launching hanya Rp5 triliun. Nominal penerbitan SBR011 mencatat rekor terbesar untuk jenis SBN Ritel Non-Tradable (tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder).
Penerbitan SBN ritel merupakan salah satu upaya pemerintah meraih pembiayaan untuk menutupi defisit APBN atau kekurangan dari penerimaan yang lebih sedikit dibandingkan belanja. Namun, sebenarnya, hingga paruh pertama atau semester I 2022, APBN mengalami surplus sebesar Rp73,6 triliun.
Surplus tersebut terjadi karena peningkatan pendapatan yang tinggi, tumbuh hingga 48,5% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Sementara itu, belanja negara hingga semester I 2022 hanya tumbuh 6,3 persen.
Surplus ini terjadi dalam kondisi pembiayaan yang masih jauh dari target APBN 2022 yang sebesar Rp868 triliun sementara realisasi tengah tahun ini baru Rp153,5 triliun.
Tabel Grafik Ringkasan Postur Realisasi APBN
Sumber: Paparan Preskon APBN Kita, Kementerian Keuangan
Makanya dengan penerbitan SBN Ritel hingga tengah tahun yang sudah mencapai Rp57 triliun dari tiga seri saja, itu sudah on track separuh dari target tahun ini. Ditambah dengan SR017 yang sedang berjalan saat ini dengan kuota yang menjadi Rp20 triliun, DJPPR masih punya ruang lebih santai dalam dua seri di sisa tahun ini, yakni ORI022 dan ST009.
Lihat juga : Target Penerbitan SBN Ritel di 2022 Rp100 Triliun, Bakal Ditambah?
Seperti disebutkan sebelumnya, meski SBN Ritel ini tujuan utamanya meningkatkan partisipasi investor individu, DJPPR Kemenkeu tidak hanya mengikuti animo masyarakat saja, tetapi juga mempertimbangkan biaya dan risiko utang dalam level yang terukur.
Biaya dari kacamata pemerintah adalah besaran kupon atau imbal hasil yang ditawarkan SBN ritel dan harus dibayarkan kepada investor. Kupon SR017 ditetapkan sebesar 5,9% per tahun, tertinggi untuk penerbitan di tahun ini.
Grafik Perbandingan Kupon SBN Ritel vs. Bunga Acuan BI 2021-2022
Sumber: Tim Riset Bareksa
Baca juga Kupon 5,9% per Tahun, SR017 Tawarkan Imbal Hasil SBN Ritel Tertinggi di 2022
Selain itu, bila dibandingkan dengan suku bunga acuan saat kupon ditetapkan, selisih (spread) kupon SR017 ini tentu sangat menarik. Apalagi bisa dibandingkan dengan suku bunga deposito bank, tentu imbal hasil SR017 jauh lebih premium karena potongan pajaknya juga lebih sedikit, hanya 10% dibandingkan 20% untuk pajak deposito.
Spread kupon SR017 dengan suku bunga acuan sebesar 2,15% juga termasuk yang paling tinggi dalam lima tahun terakhir. Terakhir spread sebesar ini diberikan oleh SR009 yang diterbitkan pada 22 Maret 2017.
Lihat juga Ini Perbandingan Selisih Imbal Hasil SR017 dengan Sukuk Ritel seri Sebelumnya
Imbal hasil yang tinggi ini merupakan beban (cost) yang harus dibayar oleh Pemerintah. Makanya, bila suku bunga acuan naik, tentu saja kupon SBN ritel yang ditawarkan tentu akan menyesuaikan.
Dengan target SBN Ritel 2022 sebesar Rp100 triliun, dan sudah tercapai sekitar 57% hingga tengah tahun, SR017 ini bisa menjadi penentu apakah Pemerintah akan menerbitkan banyak di awal (front loading), dibandingkan di sisa akhir tahun dengan kemungkinan suku bunga acuan naik yang bisa membebankan sisi biaya.
Menurut pantauan Bareksa, di seri SR017 ini Pemerintah sengaja membuka peluang untuk pemesanan yang besar. Selain dari nilai maksimum per individu yang naik jadi Rp5 miliar, dari seri sebelumnya hanya Rp2 miliar, kuota nasional memasuki pekan kedua pun langsung ditambah menjadi Rp20 triliun, dua kali lipat kuota awal.
"Karena kita akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat maka target awal penjualan SR017 Rp10 triliun dan akan di-upsize terus sampai tanggal 14 September 2022. Kami pernah sampai di atas Rp31,5 triliun di SR-008," kata Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah kepada Bareksa, Jumat (19/8/2022).
Katakan saja kuota Rp20 triliun ini habis hingga masa penawaran SR017 selesai di 14 September 2022, sisa target penerbitan SBN Ritel menjadi sekitar Rp22 triliun di dua seri terakhir nanti. Kalau sudah mencapai target, sangat mungkin DJPPR tidak menambah kuota lagi dan menutup penawaran lebih awal seperti di dua seri terakhir 2021 yaitu ORI020 dan ST008.
Simak juga : Kemenkeu : Pemesanan ORI020 Capai Target Rp15 Triliun, Kuota Tak Ditambah
Nah, bila Smart Investor memang ingin memiliki investasi aman dijamin negara dengan imbalan menarik saat ini, jangan tunda lagi beli SR017 di Bareksa sekarang! Sebab, belum tentu di seri SBN ritel berikutnya pemerintah akan royal menaikkan kuota penerbitan seperti pada SR017 ini.
Baca juga : Promo Sukuk Ritel SR017 Bareksa: Pilih Sendiri Hadiah iPhone hingga Reksadana
(hm)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.