Luky Alfirman DJPPR Kemenkeu: Potensi Investor SBN Ritel 17 Juta
Potensi datang dari wajib pajak orang pribadi dengan penghasilan di atas PTKP
Potensi datang dari wajib pajak orang pribadi dengan penghasilan di atas PTKP
Bareksa.com - Potensi jumlah masyarakat untuk menjadi investor di Surat Berharga Negara (SBN) Ritel semakin besar, seiring dengan implementasi sistem e-SBN yang memudahkan masyarakat berinvestasi SBN secara online.
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan bahwa investor SBN saat ini sudah memiliki Single Investor Identification (SID) yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Jumlah investor pasar modal saat ini ada di kisaran 7,5 juta, sementara investor SBN baru mencapai 611.143 investor per Desember 2021.
"Jumlah investor terdaftar pasar modal sebanyak 7,5 juta, sedangkan yang punya SBN baru 600 ribu. Bila kita lihat dari jumlah wajib pajak orang pribadi yang menyerahkan SPT, mereka punya income di atas PTKP (penghasilan tidak kena pajak) dan bayar pajak jumlahnya kurang lebih 17 juta," jelas Luky dalam Grand Launching SBN Ritel ORI021 yang disiarkan secara online, 24 Januari 2022.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : KSEI
Baca juga Jumlah Investor Reksadana di 2021 Tembus 6,84 Juta, SBN 611 Ribu
Luky memaparkan pentingnya perluasan basis investor domestik, terutama dari kalangan individu. Sebab, hal ini bisa mengurangi ketergantungan pada investor asing dan menekan risiko volatilitas pasar obligasi negara.
Sebelum pandemi, porsi investor asing dalam obligasi negara mencapai 38 persen. Ketika pandemi Covid datang, perlahan-lahan investor asing mulai keluar dari pasar obligasi negara Indonesia menjadi tinggal sekitar 19,3 persen porsinya.
"Ini sebuah blessing in disguise, karena kita bisa gali potensi investor domestik. Ini suatu yang baik, karena mengurangi ketergantungan pada asing dan vulnerabilitas," sebut Luky.
Baca juga Target Penerbitan SBN Ritel di 2022 Rp100 Triliun, Bakal Ditambah?
Sistem e-SBN diluncurkan sejak 2018, sebelum pandemi Covid yang membatasi pergerakan manusia. e-SBN bertujuan mengubah paradigma masyarakat dari yang sebelumnya hanya sekedar saving society, sekedar menabung, menjadi masyarakat yang punya kesadaran berinvestasi (investment society). Sasaran utamanya adalah generasi muda, yaitu millennial dan gen Z, yang memiliki karakteristik terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan yang diperoleh dari penggunaan gadget dan internet.
Penerbitan ORI021
Luky menjelaskan untuk lebih banyak menggaet investor SBN ritel, Kemenkeu menawarkan berbagai jenis SBN dengan karakteristik berbeda. Ada yang konvensional dan syariah, serta ada yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder (tradable) dan tidak.
"Kita inginkan diversifikasi, makanya kita sediakan berbagai instrumen. Tahun ini kita akan terbitkan 6 seri SBN Ritel," ujar Luky
Berbagai karakteristik instrumen tersebut menjadikan ada empat jenis SBN ritel yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST). Seri pertama yang terbit di tahun 2022 adalah ORI seri ORI021.
Baca juga Jangan Sampai Ketinggalan! Ini Jadwal Lengkap Penerbitan SUN dan SBSN Ritel 2022
ORI adalah satu jenis dari Surat Berharga Negara yang ditawarkan khusus untuk investor individual atau ritel. Selain untuk membiayai Anggaran Negara, tujuan diterbitkannya ORI adalah memberi kesempatan kepada investor individual untuk secara langsung memiliki dan memperdagangkan secara aktif dalam perdagangan Obligasi Negara.
Keuntungan ORI berupa kupon atau imbal hasil yang besarannya tetap dan dibayarkan setiap bulan. Kupon ORI021 sebesar 4,90 persen per tahun, yang lebih menarik daripada deposito bank. Jenis kupon atau imbal hasil ORI021 adalah tetap (fixed rate). Artinya tidak akan naik atau turun hingga jatuh tempo 15 Februari 2025.
Pembayaran kupon pertama adalah 15 April 2022 (long coupon). Setelah pembayaran kupon pertama, ORI021 bisa diperdagangkan di pasar sekunder jadi investor tidak perlu tunggu jatuh tempo tiga tahun lagi.
Bentuk ORI021 adalah tanpa warkat (scripless). Artinya, tidak ada bentuk fisiknya tetapi masyarakat investor yang memiliki ORI021 akan memegang bukti berupa Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yang terdiri dari 16 digit gabungan antara angka dan huruf.
ORI021 ditawarkan selama masa penawaran 24 Januari hingga 17 Februari 2022. Jumlah pesanan dari masa penawaran itu akan ditetapkan pada 21 Februari 2022 dan setelmen (mulai perhitungan kupon) adalah pada 23 Februari 2022.
Baca juga ORI021 Segera Terbit, Ini Bedanya ORI dengan SBN Ritel Lainnya
Nilai minimum pemesanan Rp1 juta dengan kelipatan Rp1 juta hingga maksimum Rp2 miliar per orang selama penawaran ORI021.
Ringkasan Struktur ORI021
Penerbit | Pemerintah Republik Indonesia |
Seri | ORI021 |
Masa Penawaran | 24 Januari - 17 Februari 2022 |
Bentuk | Tanpa Warkat, dapat diperdagangkan |
Tanggal Penetapan | 21 Februari 2022 |
Setelmen | 23 Februari 2022 |
Jatuh Tempo | 15 Februari 2025 (3 tahun) |
Nilai Nominal per Unit | Rp1 Juta |
Minimum Pemesanan | Rp1 Juta |
Maksimal Pemesanan | Rp2 Miliar |
Kustodian | Sub Registry |
Mitra Distribusi | Bank Umum, Perusahaan Efek, Perusahaan Efek Khusus (APERD Fintech), dan Perusahaan Fintech (Peer-to-Peer Lending) |
Jenis Kupon | Fixed rate (tetap) |
Tingkat Kupon | 4,9 persen per tahun |
Minimum Holding Period | 1 kali pembayaran kupon (mulai dapat diperdagangkan di pasar sekunder tanggal 15 April 2022) |
Tanggal Kupon Pertama | 15 April 2022 |
Tanggal Pembayaran Kupon | Setiap tanggal 15 |
Agen Pembayar Kupon dan Pokok | Bank Indonesia |
Khusus untuk pembelian melalui Bareksa, ada promo menarik dengan hadiah senilai total Rp100 juta dengan memasukkan kode promo. Baca juga syarat ketentuan promo ORI021 dan promo transaksi SBN pertama berhadiah OVO Points.
Cara Daftar SBN Ritel Bareksa untuk Beli ORI021
Investor Bareksa yang sudah pernah membeli SBN Ritel di Bareksa setelah Juni 2021 bisa langsung memesan ORI021 pada masa penawaran dibuka nanti.
Adapun investor Bareksa yang sudah pernah membeli seri SBN Ritel sebelum Juni 2021 perlu melakukan registrasi ulang. Daftar ulang akun SBN di Bareksa ini untuk memudahkan dalam melakukan trading (jual-beli) SBN di pasar sekunder, karena Bareksa sudah bermitra dengan sekuritas yaitu Binaartha Sekuritas. Lengkapnya baca cara daftar ulang akun SBN Ritel di Bareksa.
Investor Bareksa yang sudah investasi reksadana tapi belum pernah membeli SBN perlu melengkapi data, agar bisa dibuatkan rekening sub-registry untuk SBN. Data yang dibutuhkan untuk membeli SBN adalah rekening bank yang digunakan untuk menerima kupon.
Segera daftar SBN Ritel sekarang di Bareksa agar bisa memesan ORI021 pada masa penawaran. Jangan ketinggalan karena kuota terbatas.
Baca juga Siap-siap ORI021 Akan Segera Terbit, Ini Cara Daftar SBN Ritel di Bareksa
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.