Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, nilai penerbitan obligasi korporasi hingga November 2020 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang tidak menguntungkan korporasi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 30 November 2020, nilai penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp74,89 triliun dengan 95 emisi obligasi oleh 58 emiten. Nilai ini menurun dibandingkan periode 30 November 2019 yang mencapai Rp113 triliun dengan 95 emisi obligasi oleh 50 emiten.
"Dari jumlah emisi relatif sama, namun dari sisi total dana yang dihimpun menurun 34 persen," jelas dia baru-baru ini.
Nyoman mengungkapkan, kondisi pada semester I 2020 yang tidak menguntungkan menjadi faktor penyebab penurunan tersebut. Meski, pada semester II 2020, korporasi sudah mulai meningkatkan nilai emisi obligasi."Menurut catatan kami, sekitar 63 persen dari total emisi hingga November 2020 dilakukan pada semester II 2020," kata dia.
Melihat hal ini, Nyoman menyadari setiap perusahaan memiliki pertimbangan yang matang sebelum menerbitkan surat utang. BEI dalam hal ini mendukung upaya korporasi untuk menjaga keberlangsungan usahanya.
Pemerintah, lanjut Nyoman juga memberikan stimulus untuk mendukung para pengusaha dengan menurunkan tingkat bunga acuan, BI 7 days Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen. Stimulus ini diharapkan bisa menjadi katalis positif bagi korporasi untuk menerbitkan surat utang.
Sampai 4 Desember 2020, bursa mencatat, nilai penerbitan obligasi sudah mencapai Rp77,69 triliun dengan 98 emisi yang dilakukan oleh 58 emiten. Sementara di pipeline BEI, masih ada 12 penerbit yang akan menerbitkan 11 emisi obligasi. Sebanyak satu di antara 12 penerbit itu adalah calon emiten obligasi baru.
Belum lama ini, PT PP Properti Tbk (PPRO) menawarkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2020 dengan nilai pokok Rp300 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan II dengan nilai pokok Rp2,4 triliun.
Sebelumnya, perseroan sudah menerbitkan tahap pertama dari obligasi tersebut dengan nilai pokok Rp416,46 miliar.Masa penawaran umum obligasi akan dilakukan pada 17 Desember 2020. Distribusi secara elektronik pada 18 Desember 2020 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Desember 2020.
PT Maybank Kim Eng Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi.Adapun pada pekan keempat November 2020, kinerja pasar modal Indonesia terus meningkat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 4 persen ke level 5.783,33 dari posisi 5.571,65 pada penutupan pekan lalu. Kapitalisasi pasar bursa turut mengalami turut meningkat 3,8 persen atau mencapai Rp6.720,94 triliun dari Rp6.474,86 triliun pada pekan sebelumnya.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Dengan berinvestasi di SBN Ritel kita tidak hanya mendapatkan imbal hasil namun juga membantu pembiayaan APBN untuk pembangunan negara. Tunggu penerbitan SBN Ritel berikutnya di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan ST007.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.