BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Investor Asing Keluar dari Pasar Saham Tapi Borong Obligasi Negara

04 Agustus 2020
Tags:
Investor Asing Keluar dari Pasar Saham Tapi Borong Obligasi Negara
Warga melintas di samping layar yang menampilkan layar grafik informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol tertekan sentimen virus corona. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Hans Kwee mengatakan ada delapan sentimen yang mungkin memengaruhi pergerakan IHSG sepanjang pekan pertama Agustus

Bareksa.com - Di saat pasar saham tertekan akibat keluarnya investor asing, posisi kepemilikan investor non-residen pada pasar Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi negara justru meningkat. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor pada surat berharga negara Indonesia.

Plt Direktur Surat Utang Negara Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), Deni Ridwan, menyampaikan posisi asing pada Surat Berharga Negara (SBN) meningkat dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. "Posisi end of day 3 Agustus 2020, posisi investor asing masih malah meningkat, net buy sebesar Rp0,40 triliun (atau Rp400 miliar)," kata Deni kepada Bareksa, Senin (3/8/2020).

Berbeda dengan pasar obligasi negara, seperti dilansir CNBC Indonesia, pada pasar saham, investor asing justru melakukan aksi jual bersih sebesar Rp1,44 triliun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang jadi acuan pasar saham pada perdagangan hari ini ditutup di zona merah, turun 2,78 persen di level 5.006,22.

Promo Terbaru di Bareksa

Disebutkan, IHSG terjerembab setelah jet lag karena libur merayakan Hari Raya Idul Adha dan ketika periode ini banyak sentimen buruk yang dirilis antara lain kabar Pemerintah Jerman yang mengonfirmasi ekonomi Negeri Panzer ini mengalami resesi. CNBC Indonesia juga menyebutkan negara ini kembali mencatat kontraksi pada ekonominya di kuartal-II 2020. Secara tahunan (YoY) ekonomi Jerman, 11,7 persen setelah sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi Jerman tercatat minus 2,3 persen.

Selain itu, ekonomi Amerika Serikat (AS) juga terkoreksi cukup dalam pada kuartal II-2020 yang menyebabkan AS resmi masuk ke jurang resesi. PDB negeri Paman Sam tersebut anjlok negatif 32,9 persen pada periode April hingga Juni 2020 kemarin. Pada kuartal I-2020 PDB AS juga telah terkontraksi minus 5 persen.

"Perlu diklarifikasi motif asing menjual sahamnya, bisa jadi karena aksi profit taking atau antisipasi pengumuman BPS terkait pertumbuhan ekonomi triwulan II 2020 pada tanggal 5 Agustus nanti," kata Deni menanggapi aksi jual di pasar saham.

Sentimen Pergerakan IHSG

Sementara itu Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama mengatakan ada delapan sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG sepanjang pekan pertama Agustus 2020. Pertama, peningkatan kasus Covid-19 menjadi perhatian pelaku pasar karena lockdown sebagian yang diterapkan berpotensi menganggu aktivitas ekonomi.

Kedua, Amerika Serikat (AS) memasuki resesi setelah pertumbuhan ekonomi Q2 minus 32,9 persen. Negatif cukup besar tetapi masih lebih baik dari perkiraan pasar yang memperkirakan minus 34,7 persen. Ketiga, The Fed yang tetap mempertahankan bunga rendah dan stimulus bersejarahnya menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan.

Keempat, data klaim pengangguran AS memberikan indikasi perlambatan pemulihan ekonomi setelah pelonggaran lockdown. Kelima, pasar menanti paket stimulus setelah program sebelumnya berakhir 31 Juli 2020. Proposal US$1 triliun yang diajukan Partai Republik masih belum disepakati Partai Demokrat. Kemungkinan mundurnya stimulus akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan.

Keenam, laporan Keuangan perusahaan di AS masih menjadi sentimen di pasar keuangan. Kinerja perusahaan yang lebih baik dari perkiraan menjadi sentimen positif sepekan sebelumnya.

Ketujuh, zona Eropa memasuki resesi setelah tumbuh negatif 12,1 persen. Data ini di bawah perkiraan pasar dan menjadi sentimen negatif.

Kedelapan, harga emas yang melewati US$2.000 per troy ounce mengindikasikan perpindahan aset ke safe haven. "Kami melihat potensi aset berisiko terkoreksi seiring kekawatiran pasar akan meningkatnya risiko IHSG sepanjang pekan ini," pungkas Hans.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Surat Berharga Negara (SBN) untuk ritel hanya bisa dipesan online selama masa penawaran saja di Bareksa. Dalam waktu dekat ini akan ada penawaran SBN ritel lagi di Bareksa.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, gunakan akun di aplikasi Bareksa untuk memesan SBN.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

(hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua