Ini Daftar Perusahaan yang Diprediksi Terbitkan Obligasi di Semester II 2019
Sebagian di antaranya merupakan perusahaan pelat merah
Sebagian di antaranya merupakan perusahaan pelat merah
Bareksa.com - Menerbitkan obligasi menjadi salah satu alternatif perusahaan untuk menghimpun dana. Beberapa emiten tengah mengkaji rencana penerbitan obligasi di semester II 2019, bahkan sudah ada yang bisa memastikan akan menerbitkan obligasi. Sebagian di antaranya adalah perusahaan pelat merah. Berikut daftarnya :
1. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
Perusahaan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berencana menerbitkan obligasi Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. Direktur Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Donny Arsal sebelumnya menjelaskan perusahaan tengah menunggu waktu yang pas untuk menerbitkan obligasi. Rencananya, JSMR akan menerbitkan obligasi dengan tenor 5 tahun dan tingkat bunga 8,5 persen hingga 9 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Donny, dana emisi obligasi ini akan digunakan untuk pengembangan jalan tol yang sudah ada dalam pipeline dan untuk penyelesaian jalan tol. Jasa Marga membutuhkan dana untuk belanja modal sekitar Rp4 triliun hingga Rp5 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp1 triliun hingga Rp 2 triliun berasal dari penerbitan obligasi.
2. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE)
PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) akan segera menerbitkan obligasi berkelanjutan II Tiphone Tahap II Tahun 2019 dengan nilai pokok Rp500 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan II Tiphone dengan target dana yang akan dihimpun Rp2 triliun.
Perusahaan penjualan telepon seluler dan pengisian pulsa online ini rencananya akan melakukan masa penawaran pada Jumat, 13 September 2019 mendatang. Obligasi ini akan bertenor tiga tahun dengan bunga tetap 11,5 persen.
3. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga berencana menerbitkan obligasi. Direktur Keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk Said Reza Pahlevy mengatakan saat ini perusahaan tengah mengkaji dan akan selesai di akhir September. Sayangnya, dia belum bisa memastikan PGAS akan menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah atau global.
Hasil penerbitan obligasi ini rencananya untuk menyiapkan kebutuhan belanja modal tahun 2020. PGAS menganggarkan belanja modal tahun depan sebesar US$705 juta, naik dari tahun ini US$500 juta.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk Gigih Prakoso menjelaskan dana emisi obligasi akan digunakan untuk injeksi ekuitas. Sebab, setelah mengakuisisi 51 persen saham Pertagas, perusahaan harus merogoh dana US$1,3 miliar yang berasal dari kas internal PGAS.
4. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
Anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT), yakni PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) juga berencana menerbitkan obligasi lanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I dengan target dana Rp 2 triliun.
Pada tahap I WSBP telah menerbitkan obligasi senilai Rp500 miliar, sehingga di tahap II ini perusahaan berencana menerbitkan dengan nilai Rp1,5 triliun. Rencananya, dana dari penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk mendukung modal kerja perusahaan.
5. PT Intiland Development Tbk (DILD)
Emiten berkode saham DILD ini akan menerbitkan surat utang berbasis syariah alias sukuk Rp400 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membayar utang kembali alias refinancing. Terutama untuk menurunkan beban bunga dari 15 persen menjadi sekitar 10,5 persen hingga 11,5 persen.
Direktur Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, obligasi tersebut akan diterbitkan pada Desember 2019 dengan tenor tiga tahun.
6. PT PP Tbk (PTPP)
Perusahaan pelat merah ini berencana menerbitkan obligasi bunga abadi (perpetual bond) akhir tahun ini atau setidaknya awal tahun depan. Nilai penerbitannya direncanakan mencapai Rp 850 miliar. Nantinya instrumen ini akan ditawarkan kepada investor ritel dengan harga Rp10.000 per unit.
Manajemen menjelaskan, upaya ini dilakukan supaya ada model acuan instrumen yang bisa merelaksasi balance sheet karena bisa dicatatkan sebagai debt dan equity.
Emiten berkode saham PTPP ini juga berencana menerbitkan obligasi Rp1,5 triliun untuk kebutuhan investasi perusahaan di bidang energi dan sistem pengelolaan air minum (SPAM) namun belum ada rencana detil terkait ini.
7. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Selain beberapa perusahaan tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga berencana menerbitkan obligasi dengan nilai total Rp20 triliun hingga 2021. Penerbitan itu akan menggunakan skema penawaran umum berkelanjutan. Aksi ini akan dimulai pada Oktober 2019 dengan nilai penerbitan Rp5 triliun.
Dana hasil penerbitan obligasi ini rencananya akan digunakan BBRI untuk merealisasikan target bisnis yang sudah tercantum dalam rencana bisnis bank (RBB) 2019.
8. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang Tbk juga tengah mempertimbangkan penerbitan obligasi. Akan tetapi opsi itu ditempuh apabila terdapat eksekusi sejumlah proyek downstream seperti blast furnance dan pabrik feronikel line 2.
Di semester II 2019, emiten berkode saham ANTM tersebut tengah membangunan pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) dengan estimasi biaya Rp3,5 triliun untuk line 1, juga pembangunan smelter grade alumina refinery (SGAR) Mempawah dengan estimasi biaya US$850 juta untuk tahap pertama.
9. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) juga tengah bersiap-siap merilis obligasi tahun depan. Rencananya penerbitan ini akan dilakukan melalui penawaran umum berkelanjutan. Namun belum ada kabar lebih rinci lagi mengenai rencana anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini.
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
SBR008 hanya bisa dipesan selama masa penawaran 5-19 September 2019. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
(KA02/AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.