Berita Hari Ini : Dana Asing di SBN Rp925,6 T, KRAS Genjot Ekspor ke Malaysia
WSBP raih kontrak baru Rp725 miliar, WOOD bangun pabrik tirai kayu, MCAS incar pendapatan naik jadi Rp6,3 triliun
WSBP raih kontrak baru Rp725 miliar, WOOD bangun pabrik tirai kayu, MCAS incar pendapatan naik jadi Rp6,3 triliun
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 11 Februari 2019 :
Asing di SBN
Memasuki Februari, arus dana asing di pasar surat berharga negara (SBN) masih terus terjadi. Hal ini tidak lepas dari sejumlah sentimen positif dari dalam maupun luar negeri. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di SBN telah mencapai Rp925,68 triliun hingga Kamis, 7 Februari 2019.
Promo Terbaru di Bareksa
Ini adalah rekor kepemilikan asing di SBN. Artinya, dana investor asing di SBN telah bertambah Rp15,75 triliun dalam empat hari kerja di Februari.
Adapun jika dihitung sejak awal tahun, kepemilikan asing di SBN telah meningkat sebanyak Rp32,43 triliun. Seperti dikutip Kontan, Research Analyst Capital Asset Managament Desmon Silitonga mengatakan tingginya pertumbuhan dana asing di SBN pada awal Februari dipengaruhi oleh hasil rapat FOMC di akhir bulan lalu.
Kala itu, The Federal Reserves mengonfirmasi sikapnya yang lebih berhati-hati dalam menerapkan kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) di tahun ini. Ini dilakukan seiring ancaman perlambatan ekonomi global.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)
Mulai Sabtu pekan lalu, Indonesia bisa kembali leluasa mengekspor baja gulungan panas atau hot rolled coils (HRC) ke Malaysia. Produsen baja hulu seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pun serta-merta menaikkan target volume ekspor ke Negeri Jiran itu menjadi dua kali lipat ketimbang tahun lalu.
Target ekspor Krakatau Steel ke Malaysia pada tahun ini sebanyak 400.000 ton hingga 500.000 ton. Nilainya kurang lebih US$200 juta atau sekitar 10 persen terhadap total target penjualan mereka sepanjang tahun ini. Krakatau Steel memperkirakan, kebutuhan baja di Malaysia mencapai 9,4 juta per tahun.
"Mereka customer setia Krakatau Steel dari dulu dan ekspor kami dorong lagi supaya ikut meningkatkan ekspor nasional," ungkap Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim seperti dikutip Kontan.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Purwono Widodo, mengatakan peluang peningkatan ekspor tak cuma datang dari Malaysia, tapi juga Australia. Sebab sejak Desember 2018, Negeri Kanguru tidak memperpanjang aturan anti dumping untuk produk baja Indonesia. Rata-rata volume ekspor Krakatau Steel ke sana sebanyak 5.000 ton per kuartal.
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
Perseroan membukukan pertumbuhan kontrak baru sebesar 59,69 persen secara tahunan pada Januari 2019. Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast Ratna Ningrum mengatakan, terdapat beberapa kontrak baru yang didapatkan perseroan pada awal tahun ini.
Emiten berkode saham WSBP itu mendapatkan pekerjaan proyek di antaranya tol Cibitung - Cilincing, tol Krian - Legundi - Bunder - Manyar (KLBM), dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tambak Lorok.
“Perolehan nilai kontrak baru hingga 31 Januari 2019 senilai Rp725 miliar,” jelasnya seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Ratna mengatakan realisasi kontrak baru tumbuh 59,69 persen secara tahunan pada Januari 2019. Adapun, jumlah kontrak baru yang dikantongi perseroan senilai Rp454 miliar pada Januari 2018. “[Perolehan Januari 2019] sesuai dengan rencana karena total target nilai kontrak baru juga tumbuh,” ujar Ratna.
Dengan perolehan tersebut, WSBP telah merealisasikan 6,97 persen kontrak baru yang dibidik pada tahun ini. Perseroan menargetkan pertumbuhan kontrak baru 56 persen dari Rp6,67 triliun pada 2018 menjadi Rp10,39 triliun pada 2019.
PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD)
Tahun ini kapasitas pabrik perseroan bakal meningkat didorong kehadiran lini produksi baru. Lini produksi itu juga akan menambah deret portofolio produk seperti wooden blind atau tirai kayu dan furnitur kayu yang dikombinasikan dengan bahan logam.
Integra sedang membangun pabrik tirai kayu di Sidoarjo, Jawa Timur atau berdekatan dengan pabrik yang sudah beroperasi. Sebelumnya, mereka telah membeli lahan dengan mencuil duit perolehan initial public offering (IPO) pada 2017 lalu yang terkumpul sebanyak Rp325 miliar. Kapasitas produksi pabrik tirai kayu mencapai 30 kontainer per bulan atau 13.200 meter kubik (m3) per tahun.
"Untuk wooden blind realisasinya kuartal II tahun 2019 ini beroperasi," tutur Direktur Keuangan PT Integra Indocabinet Tbk Wang Sutrisno seperti dikutip Kontan.
Sementara lini produksi furnitur kayu - logam, bakal memiliki kapasitas hingga sebesar 10 kontainer per bulan atau 1.650 m3 kayu per tahun. Sesuai dengan namanya, produk tersebut menggabungkan material kayu dan logam berupa besi. Pengembangan produknya sejalan dengan tren mebel yang bertemakan industrial furniture.
PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS)
Perseroan optimistis kinerja keuangannya bakal moncer. Perusahaan yang bergerak di bisnis distribusi produk digital dan e-commerce ini menargetkan pendapatan Rp5,1 triliun–Rp6,3 triliun tahun ini.
Head of Investor Relation MCAS Stanley Tjiandra menuturkan perkiraan pemasukan tersebut berdasarkan potensi berkembangnya saluran distribusi. Saat ini MCAS dan anak usahanya tengah mengembangkan saluran distribusi baru, di antaranya AlfaMikro Application (AMA) bekerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).
Kemudian, melalui anak usahanya PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), MCAS mengembangkan platform bursa pulsa, platform free-streaming media and entertainment OONA dan digital cloud advertising.
"Dalam mengembangkan saluran distribusi, kami tidak hanya fokus pada satu jenis saluran distribusi, namun lewat berbagai macam saluran seperti agen digital, kios digital, kasir dan aplikasi," jelas Stanley seperti dikutip Kontan.
PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE)
Perseroan berencana melakukan IPO tahun ini. Rencananya aksi korporasi tersebut akan direalisasikan antara April-Juni mendatang.
"Kami berani IPO karena pasar memang sedang bagus. Tahun politik tidak jadi masalah bagi kami, selama tidak ada ricuh maka kondisi pasar tetap akan positif," kata Direktur Utama BKE Sasmaya Tuhuleley seperti dikutip Kontan.
Sudah ada dua sekuritas yang ditunjuk sebagai penjamin emisi atau underwriter yang akan mengawal aksi korporasi tersebut yakni Bahana Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas.
IPO Bank Kesejahteraan Ekonomi ini akan menggunakan laporan keuangan Desember 2018. Dana dari penawaran saham perdana itu akan dipakai untuk penguatan modal dalam mendukung penyaluran kredit di sektor koperasi PNS, pensiun, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kontruksi perumahan.BKE menargetkan dapat menghimpun dana sekitar Rp200 miliar hingga Rp300 miliar dari IPO tersebut.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.