Bareksa.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi membuka penawaran pemesanan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 015 (ORI015) hari ini. Masa penawaran berlaku mulai hari ini hingga 25 Oktober 2018 dengan tingkat kupon 8,25 persen.
Penerbitan Surat Utang Negara (SUN) yang bisa dipesan mulai Rp1 juta ini salah satunya untuk pemenuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Pemerintah menjamin kupon ini memiliki estimasi selama 3 tahun. Instrumen ORI ini adalah instrumen investasi. Dengan membeli ORI, masyarakat bisa berinvestasi sekaligus membantu pembangunan Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, di BEI (4/10).
Penerbitan ORI015 setelah sebelumnya pemerintah sukses menjual SUN Ritel seri SBR003 dan SBR004 masing-masing pada Mei dan September 2018. Dengan penerbitan ini, kata Luky, menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati produk SUN Ritel.
Penerbitan ORI bertujuan untuk memperluas basis investor dalam negeri dengan menyediakan alternatif investasi dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2018.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal PPR Kemenkeu, Loto Srinaita Ginting, menambahkan penerbitan ORI Ini akan digunakan untuk membiayai APBN, khususnya dalam mendukung kualitas pendidikan.
"Melalui ORI105 ini, kita harapkan bisa membantu mewujudkan kualitas pendidikan yang diperkirakan kebutuhan biayanya sekitar Rp35 triliun," ujar dia.
Setelah menerbitkan ORI, Kemenkeu menargetkan akan kembali merilis obligasi ritel keempat dalam bentuk Sukuk Tabungan Negara pada November 2018 mendatang.
Pembelian ORI015 dapat dilakukan di 17 mitra distribusi yang terdiri dari 15 bank umum dan 2 perusahaan efek.
Berikut hal-hal penting terkait ORI015 seperti dikutip dari DJPPR Kementerian Keuangan :
1. | Masa Penawaran | 4 s.d. 25 Oktober 2018 |
2. | Bentuk dan Karakteristik Obligasi | Obligasi Negara tanpa warkat; dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan hanya antar investor domestik/lokal yang mengacu pada digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single Investor Identification/SID) |
3. | Tanggal Penjatahan | 29 Oktober 2018 |
4. | Tanggal Setelmen | 31 Oktober 2018 |
5. | Tanggal Jatuh Tempo | 15 Oktober 2021 (Tenor 3 tahun) |
6. | Holding Period | 2 (dua) periode pembayaran kupon dan dapat dipindahbukukan mulai tanggal |
7. | Minimum Pemesanan | Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) |
8. | Maksimum Pemesanan | Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) |
9. | Tingkat Kupon | 8,25% per tahun |
10. | Pembayaran Kupon | Tanggal 15 setiap bulan |
11. | Pembayaran Kupon Pertama Kali | 15 November 2018 |
Untuk diketahui, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan pada 17 September lalu mengumumkan total pemesanan pembelian Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR004 senilai Rp7,32 triliun dengan total investor sebanyak 21.672 orang. Dari total 21.672 investor, sebanyak 17.195 orang merupakan investor baru.
Dana hasil penjualan SBR004 akan digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2018 antara lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Kementerian Keuangan sebelumnya menambah kuota Savings Bond Ritel (SBR) seri 004 menjadi Rp9 triliun dari sebelumnya Rp8 triliun. Penambahan kuota dilakukan menjelang penutupan masa penawaran SBR004, Kamis, 13 September 2018.
Menurut Dirjen PPR menyatakan pemesanan SBR004 mengalami kelebihan 4,9 kali lipat dari target awal yang disampaikan oleh seluruh mitra distribusi Rp1,49 triliun.
Uniknya, berdasarkan jumlah investor, mitra distribusi kelompok fintech menyumbang 13,3 persen, walaupun secara volume fintech hanya menyumbang 1,8 persen.
Dari sebanyak 17.195 investor baru SBR004, generasi milenial mendominasi dengam kontribusi 45,26 persen atau sebanyak 7.782 investor. Jumlah investor terbesar adalah yang melakukan pemesanan di rentang Rp1 juta hingga Rp100 juta yang mencapai 44,59 persen.
Berdasarkan jumlah investor secara total, generasi milenial yang memiliki usia 18-38 tahun atau lahir pada 1980 - 2000 mendominasi porsi mencapai 40,99 persen.