Berita / SBN / Artikel

2015, Pemerintah Lebih Banyak Terbitkan SUN Jangka Pendek; Apa Efeknya?

Bareksa • 03 Dec 2014

an image
Robert Pakpahan (kiri) ketika serah terima jabatan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dari Dirjen Pengelolaan Utang sebelumnya Rahmat Waluyanto (DJPU.go.id)

Dengan penerbitan obligasi bertenor pendek, beban bunga pemerintah akan lebih rendah; ungkap analis

Bareksa.com - Tahun depan pemerintah berencana untuk lebih banyak menerbitkan surat utang negara (SUN) dengan tenor yang lebih pendek seiring dengan ekspektasi bahwa defisit anggaran APBN-P 2015 mengalami penurunan.

Pemerintah akan menerbitkan SUN dengan tenor rata-rata 8,7 tahun dinilai positif oleh analis. Tenor tersebut lebih rendah dibandingkan tenor SUN di bulan Oktober 2014 yang tercatat 10,55 tahun.

"Defisit di 2015 diharapkan menurun seiring dengan reformasi subsidi bahan bakar minyak (BBM)," kata Dirjen Pengelolaan Utang Kemkeu Robert Pakpahan

Analis fixed income SuccorInvest Gani Ariawan menyambut baik langkah tersebut karena dapat menurunkan beban bunga (cost of fund) atas utang pemerintah.

“Cukup bagus untuk pemerintah, dengan penerbitan obligasi bertenor lebih pendek maka cost of fund yang dikeluarkan akan lebih kecil. Dalam kondisi ekonomi yang normal semakin pendek jangka waktunya maka beban bunga yang dibayar semakin kecil”, kata Ariawan kepada Bareksa.com.

Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Jatuh Tempo Surat Utang Negara (SUN)

Sumber: Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu

Ariawan menilai potensi penguatan harga obligasi jangka panjang akan lebih besar jika di tahun depan penerbitan obligasi bertenor panjang lebih sedikit.

“Tahun depan, yield obligasi masih akan mengalami penurunan. Tetapi, potensi penurunan terbesar terjadi pada obligasi bertenor panjang karena penerbitannya akan lebih sedikit.”

Seperti diketahui bahwa yield obligasi berbanding terbalik dengan pergerakan harga. Jika yield turun maka artinya harga obligasi mengalami kenaikan. (np)