back

Pasar Keuangan Bergejolak pada Februari, Ini Arah Kebijakan OJK 2025

Abdul Malik • 06 Mar 2025

an image
Jajaran Dewan Komisioner OJK saat Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Februari 2025 (4/3). (dok Humas OJK)

Pasar saham turun 11,8% di Februari 2025, sementara bursa karbon mencatat nilai transaksi Rp77,25 miliar. Simak ulasannya di sini!

Bareksa.com - Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Februari 2025 menilai sektor jasa keuangan tetap stabil. Namun, ekonomi global masih penuh tantangan. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyatakan inflasi di negara maju mulai turun, tetapi volatilitas pasar tetap tinggi. Ekonomi Amerika Serikat tetap solid dengan inflasi 3% dan pasar tenaga kerja yang kuat. The Fed diperkirakan hanya memangkas suku bunga 1-2 kali tahun ini. Konflik Ukraina-Rusia belum terselesaikan, sementara kebijakan tarif dagang AS menambah ketidakpastian.

Ekonomi Tiongkok masih tertahan dengan inflasi rendah. Sektor manufaktur melambat, tercermin dari indeks PMI yang turun menjadi 50,1. “Bank Sentral Tiongkok mempertahankan suku bunga sebagai langkah hati-hati. Pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth) juga berpotensi mengganggu industri teknologi global,” ujar Mahendra (4/3). 

Di dalam negeri, inflasi tetap terkendali di 0,76% secara tahunan (YOY) pada Januari 2025. Namun, permintaan domestik melemah dengan turunnya penjualan kendaraan, semen, dan properti. Di sisi lain, PMI Manufaktur meningkat ke 51,9, menandakan ekspansi industri. Neraca perdagangan surplus US$3,45 miliar, menunjukkan ekonomi tetap kuat di tengah perlambatan global.

Beli Saham di Sini

Update Kinerja Sektor Pasar Modal

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan update terbaru kinerja pasar modal Tanah Air, yakni: 

1. Pasar Saham Melemah di Tengah Sentimen Global

Pasar saham domestik mengalami penurunan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 11,80% pada Februari ke level 6.270,6. Kapitalisasi pasar mencapai Rp10.879,86 triliun, turun 11,68% secara bulanan. Investor asing mencatat net sell Rp18,19 triliun pada Februari 2025.

2. Kinerja Indeks Sektoral dan Likuiditas Pasar

Sektor energi dan infrastruktur turun terdalam. Rata-rata nilai transaksi harian naik menjadi Rp11,60 triliun sepanjang tahun berjalan (YTD) pada Februari, dari Rp10,71 triliun di Januari 2025.

3. Pasar Obligasi Menguat

Indeks obligasi ICBI naik 1,14% pada Februari ke level 400,21. Yield SBN turun 13,61 basis poin. Investor asing mencatat net buy Rp8,86 triliun. Namun, obligasi korporasi net sell Rp0,21 triliun.

4. Investasi dan Penghimpunan Dana

Dana kelolaan (asset under management/AUM) industri investasi tercatat Rp822,65 triliun, turun 0,78% pada Februari. Adapun dana kelolaan (NAB) reksadana terbuka (open end) Rp490,26 triliun, turun 1,31%. Penghimpunan dana pasar modal mencapai Rp20,74 triliun dari 12 penawaran umum.

5. Bursa Karbon dan Derivatif Meningkat

Bursa karbon mencatat volume 1.578.443 tCO2e dengan nilai Rp77,25 miliar. Pasar derivatif mencapai 98.684 lot dengan nilai transaksi Rp455,53 triliun sejak awal 2025.

6. Penegakan Regulasi

Pada Februari 2025, OJK mencabut izin satu pihak karena memberikan informasi menyesatkan terkait penjualan reksadana. Sepanjang 2025, OJK menjatuhkan sanksi kepada dua pihak termasuk denda Rp4,3 miliar dan pencabutan izin perseorangan. Selain itu, 112 pelaku jasa keuangan dikenakan denda Rp4,17 miliar akibat keterlambatan laporan, 33 pihak peringatan tertulis, serta denda Rp100 juta dan dua peringatan tertulis dijatuhkan atas pelanggaran lainnya.

Beli Reksadana di Sini

Tabel: Ringkasan Data Pasar Modal, Derivatif, dan Bursa Karbon

Kategori
Data Februari 2025

Indeks Pasar Saham

6.270,60 (-11,80%)

Kapitalisasi Pasar

Rp10.879,86 T (-11,68%)

Net Sell Asing Saham

Rp18,19 T

Rata-rata Transaksi Harian

Rp11,60 T

Indeks Obligasi ICBI

400,21 (+1,14%)

Net Buy Asing Obligasi

Rp8,86 T

AUM Investasi

Rp822,65 T (-0,78%)

Penghimpunan Dana Pasar Modal

Rp20,74 T

Volume Bursa Karbon

1.578.443 tCO2e

Nilai Bursa Karbon

Rp77,25 M

Volume Derivatif

98.684 lot

Nilai Transaksi Derivatif

Rp455,53 T

Sumber : OJK

Beli Saham di Sini

Arah Kebijakan OJK 2025

A. Kebijakan Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

  1. Dukungan terhadap Kebijakan DHE SDA

    • OJK mendukung PP Nomor 8 Tahun 2025 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari SDA untuk meningkatkan cadangan devisa.

    • Bank diminta memastikan dokumen DHE SDA lengkap.

    • Dana DHE SDA dapat digunakan sebagai agunan tunai dan dikecualikan dari perhitungan BMPK/BMPD/BMPP.

  2. Kebijakan Stabilitas Pasar Modal

    • OJK dan SRO menggelar Dialog Pasar Modal untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan industri keuangan.

    • Implementasi short-sell saham ditunda.

    • OJK mempertimbangkan kebijakan buyback saham tanpa RUPS.

B. Pengembangan dan Penguatan Sektor Jasa Keuangan (SJK) serta Infrastruktur Pasar

  1. Pengembangan Ekosistem Bulion

    • OJK menyetujui usaha bulion untuk Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia sesuai POJK 17/2024.

  2. Regulasi Baru untuk Penguatan SJK

    • POJK 1/2025: Aturan derivatif keuangan dengan aset efek.

    • POJK 2/2025: Tata cara pungutan sektor keuangan.

    • POJK 3/2025: Penguatan Lembaga Sertifikasi Profesi di sektor keuangan.

  3. Regulasi yang Sedang Disusun

    • RPOJK Transparansi Laporan Bank: Standarisasi laporan bank untuk meningkatkan kepercayaan publik.

    • RPOJK Kesehatan Keuangan Asuransi: Penguatan aturan investasi dan modal asuransi.

    • RSEOJK Asuransi Kesehatan: Tata kelola SDM dan sistem asuransi kesehatan.

    • Amandemen SEOJK LPBBTI: Pengaturan pembatasan lender dan borrower fintech.

    • RPOJK PAJK: Regulasi agregator jasa keuangan digital.

    • RPOJK PKK ITSK: Penilaian kemampuan dan kepatutan inovasi keuangan digital.

    • RSEOJK Pelaporan ITSK: Aturan pelaporan startup keuangan digital ke OJK.

    • Pedoman Keamanan Siber: Standar keamanan siber untuk pedagang aset keuangan digital.

  4. Penguatan Pengawasan Pasar Modal

    • Peluncuran aplikasi OJK OSIDA PMDK dengan Big Data Analytics untuk melindungi investor.

  5. Peningkatan Kapasitas Tim Penilai

    • Optimalisasi teknologi dalam Fit and Proper Test untuk industri PVML.

Beli Reksadana di Sini

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.