IHSG Sudah Bottom dan Berpotensi Rebound? Saham BBRI, BBCA, BMRI dan BBNI Siap Terbang

Abdul Malik • 25 Nov 2024

an image
Ilustrasi investor tengah memantau perkembangan IHSG dan dinilai bersiap rebound pasca turun akhir-akhir ini, sehingga bisa mengerek saham-saham big banks. (Shutterstock)

Tekanan jual investor asing beberapa waktu terakhir, kini diproyeksikan mulai mereda

Bareksa.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bak roller coaster beberapa waktu terakhir. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang pekan lalu (18-22 November), IHSG mulai bangkit dengan kenaikan 0,48% secara mingguan atau bertambah 34.3 poin jadi 7.195. Meski begitu, volume transaksi IHSG merosot 37% menjadi 19,89 miliar saham atau senilai Rp9,9 triliun, dengan nilai kapitalisasi pasar juga turun tipis 0,08% jadi Rp12.053 triliun. 

Meskipun mencatat penguatan secara mingguan, namun sejatinya IHSG sudah merosot sekitar 9% dari level tertingginya pada 19 September di 7.905. Dibandingkan akhir 2023 di 7.272 (YTD), IHSG turun 1%. Menurut BEI, rasio price to earning (PER) IHSG akhir pekan lalu di 12,96 dan rasio price to book value (PBV) IHSG di 2,06. Penurunan IHSG utamanya akibat keluarnya dana asing. Sepanjang pekan lalu, net sell asing mencapai Rp3,65 triliun, melanjutkan net sell pekan sebelumnya Rp4,64 triliun. 

Meski begitu, sepanjang tahun berjalan hingga Jumat, asing masih mencatat net buy Rp25,45 triliun. Tekanan IHSG beberapa waktu terakhir, seiring gejolak pasar akibat beragam sentimen, yakni kebijakan suku bunga dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden dalam pemilihan umum (Pemillu) Amerika Serikat (AS), stimulus ekonomi China, potensi perang dagang AS-China, hingga kembali memanasnya perang Rusia-Ukraina. Apakah IHSG sudah mencapai level bottom (terendah) dan bersiap rebound?

Beli Saham di Sini

Pergerakan IHSG Mingguan

Sumber : BEI

Menurut Tim Analis Bareksa,  tekanan jual investor asing beberapa waktu terakhir, kini diproyeksikan mulai mereda. Apalagi sebagian investor domestik kini mulai menilai banyak saham di IHSG harganya sudah sangat murah, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahunnya. 

Beli Saham di Sini

Saham Big Banks Siap Terbang?

Saham perbankan utamanya big banks biasanya melesat lebih dulu ketika IHSG sedang rebound. Untuk diketahui, sepanjang tahun ini, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sudah merosot 23,14% dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 9,95% hingga Jumat (22/11). Namun saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih mencatat kenaikan masing-masing 4,7% dan 3,3%. BBRI dan BBNI bahkan masuk dalam daftar saham yang paling membebani IHSG sepanjang tahun ini. 

Menurut Tim Analis Bareksa, selain potensi rebound IHSG, dari sisi kinerja fundamental bank jumbo Tanah Air, utamanya rasio kredit bermasalah (NPL) juga semakin membaik. Dengan dimulainya era pemangkasan suku bunga, maka penyaluran kredit perbankan, termasuk oleh big banks bisa tumbuh lebih kencang pada 2025. Pemerintah juga terus memberikan stimulus sektor perbankan. Sebab sektor yang memiliki efek multiplier cukup tinggi ini, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi 

Tim Analis Bareksa masih menempatkan pilihan utama di saham BBCA dan BBRI. Sebab BBCA masih mencatatkan likuiditas cukup besar dengan kualitas aset yang terjaga. Kondisi ini bisa mendorong kinerja BBCA bisa terus tumbuh dengan baik. Adapun BBRI yang memiliki segmen utama pembiayaan ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berpotensi mencatat kinerja positif. Didukung musim yang relatif terjaga tahun ini, petani, peternak hingga nelayan, yang merupakan profil nasabah BBRI bisa mendapatkan hasil panen maksimal. Kondisi itu bisa mengerek kualitas aset bank pelat merah dengan laba terbesar itu, semakin membaik.

Beli Saham di Sini

Rasio Harga Saham BBRI, BBCA, BMRI dan BBNI

Saham

Harga Terakhir

YTD Price

Target Harga

PER (X)

PBV (X)

Imbal Hasil Dividen 2025F

2024F

2025F

2024F

2025F

BBRI

Rp4.400

-23,14%

Rp6.200

11,7

10,3

2,3

2,1

7,2

BBNI

Rp4.840

-9,9%

Rp6.700

9,3

8,1

1,3

1,2

4,8

BBCA

Rp9.850

4,7%

Rp11.600

24

21,9

5

4,6

2,9

BMRI

Rp6.250

3,3%

Rp8.250

11,2

10,1

2,3

2,1

5,4

Sumber : BEI, Ciptadana Sekuritas, harga terakhir per 22/11/2024

Pada sesi I perdagangan Senin (25/11/2024) saham big banks kompak menguat yakni BBRI naik 1,59% jadi Rp4.470, BBCA meningkat 3,55% menjadi Rp10.200, saham BMRI melesat 4% menjadi Rp6.500, serta saham BBNI melonjak 4,34% jadi Rp5.050. Kenaikan itu turut menopang IHSG yang juga menguat 1,5% menjadi 7.303. Karena itu tak ingin ketinggalan momentum beli saham big banks di tengah potensi rebound IHSG?

Beli Saham di Sini

Investasi Saham di Bareksa

Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.

Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.

Beli Saham di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.