Bareksa.com - Pamor saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mencorong beberapa waktu terakhir. Saham emiten properti milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, pemiik Agung Sedayu Group itu melesat 56% sebulan terakhir per Rabu (6/11) di Rp17.550 pada penutupan sesi I. Bahkan sejak awal tahun atau dalam sekitar 10 bulan terakhir, saham PANI meroket sekitar 250%.
Melesatnya harga saham seiring tingginya minat investor terhadap saham yang mengelola proyek "PIK2 The New Jakarta City" kongsi antara Agung Sedayu & Salim Group. Tercatat jumlah investor saham PANI yang sekitar 12.800-an pada Januari 2024, melesat jadi sekitar 14.700 investor per September 2024.
PANI baru-baru ini merilis kinerja perseroan hingga kuartal III 2024, yang berhasil mencatat pendapatan neto Rp2,1 triliun, melesat 21% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,7 trilun. Perseroan berhasil membukukan laba operasi Rp934 miliar, melonjak 36% dan laba bersih Rp487 miliar, meroket 91% pada periode Januari-September 2024.
Sumber : fitur Bareksa Saham
“Angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan PANI ini adalah pernyataan otentik seputar kinerja kami dan bukti dari kerja keras kami untuk mengembangkan PIK2 menjadi destinasi utama masyarakat sekitarnya, baik secara lokal maupun internasional,” ungkap Presiden Direktur PANI, Sugianto Kusuma dalam keterangannya (30/10).
Pendapatan PANI hingga kuartal III 2024, utamanya ditopang pendapatan real estat, tanah kavling, komersial dan rumah tinggal yang meningkat 19,34% menjadi Rp2,04 triliun, sewa lahan melesat 212% jadi Rp587 juta dan lainnya Rp50,5 miliar, naik 153%.
Jumlah aset perseroan naik 30% dari sebelumnya Rp33,7 triliun di Desember 2023 menjadi Rp44,1 triliun di September 2024. Liabilitas naik 22% menjadi Rp17,8 triliun dan ekuitas meningkat 37% menjadi Rp26,29 triliun. Kas setara kas PANI per September 2024 mencapai Rp3,71 triliun melesat 222% dari periode yang sama tahun lalu.
Pengembang properti di Jakarta Utara itu telah merevisi target pra-penjualan 2024, dari sebelumnya Rp5,5 triliun menjadi Rp 6 triliun. Revisi ini seiring meningkatnya permintaan properti di segmen menengah dan menengah ke atas, baik dari segmen perumahan, produk-produk komersial termasuk ruko, rukan, SOHO dan gudang, serta permintaan kavling komersial.
PANI mencatat kontrak penjualan Januari-September 2024 senilai Rp4,7 triliun, atau merealisasi 78% dari target baru tersebut. Pencapaian ini meroket 168% dari periode yang sama tahun lalu.
Menurut data RTI Business (per 5/11/2024), PER saham PANI 452,79 kali dan PBV di 14,75 kali, dengan market cap mencapai Rp286,18 triliun. Price earning ratio (PER) adalah rasio yang digunakan untuk menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih.
Adapun price to book value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Rasio price to book value yang lebih kecil dari 1 dapat mengindikasikan saham perusahaan adalah murah karena masih lebih rendah dari nilai buku.
Kode Saham | Target Harga | PER (x) | PBV (x) |
PANI | - | 452,79 | 14,75 |
SMRA | Rp700 | 6,84 | 0,99 |
PWON | Rp510 | 9,82 | 1,07 |
BSDE | Rp1.235 | 6,7 | 0,62 |
ASRI | Rp361 | 225,54 | 0,34 |
LPKR | Rp160 | 0,32 | 0,27 |
SSIA | Rp1.410 | 17,23 | 0,95 |
BEST | Rp180 | 26,54 | 0,25 |
Sumber : RTI Business (per 5/11/2024), target harga Ciptadana Sekuritas
Rasio PER dan PBV PANI jauh di atas emiten properti lainnya seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang PER dan PBV masing-masing 6,84 kali dan 0,99, kali, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan PER 9,82 kali dan PBV 1,07 kali, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan PER 6,7 kali dan PBV 0,62 kali.
Menurut Riset Ciptadana Sekuritas, meskipun pertumbuhan PDB pada 2024 stagnan, namun permintaan properti di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang solid. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya total kredit properti (termasuk rumah toko) yang tercatat oleh Bank Indonesia (BI).
Total kredit properti yang disalurkan meningkat 14,4% secara tahunan (YOY) pada Juni 2024, terutama didukung oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh solid 14,0% menjadi Rp697 triliun. Kredit pemilikan rumah (KPA) juga naik 7,2% mencapai Rp30 triliun, sementara rumah toko & rumah kantor mencatat rekor pertumbuhan 35,7% menjadi Rp28 triliun, terkuat dalam sepuluh tahun terakhir.
Ciptadana Sekuritas memprediksi BI akan memangkas suku bunga acuan dari saat ini 6% menjadi 5,5% paling cepat pada Desember 2024. Suku bunga dan suku bunga KPR yang rendah akan mendorong pembelian rumah karena skema pembiayaan KPR dan KPA, yang masih menjadi pilihan konsumen dalam membeli rumah utama di Indonesia. Pada kuartal II 2024, pembayaran menggunakan KPR mencapai 75,5% dari total pembiayaan, diikuti oleh cicilan tunai dengan porsi 17,1% dan tunai 7,4%.
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Adam Nugroho/Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.