Bareksa.com - Bank swasta terbesar Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) (23/10) mengumumkan kinerja keuangan kuartal III 2024. Bank milik Grup Djarum itu membukukan kredit melesat 14,5% secara tahunan (YOY) di kuartal III 2024 menjadi Rp877 triliun. Sepanjang tahun berjalan (YTD) atau dalam periode 9 bulan terakhir, kredit BBCA naik 8,2% dan kuartal per kuartal (QoQ) bertambah 3,2%. Pertumbuhan itu jauh di atas kenaikan kredit industri perbankan yang mencapai 10,4% per September 2024.
Lonjakan kredit bank yang memiliki 1.257 kantor cabang dengan 40 juta rekening nasabah itu ditopang kredit korporasi melesat 15,9% jadi Rp395,9 triliun, komersial meningkat 11,8% jadi Rp135,3 triliun, UMKM melonjak 14,2% jadi Rp120,1 triliun, konsumer naik 13,1% jadi Rp216,5 triliun dan segmen pembiayaan syariah meroket 32,9% jadi Rp10,4 triliun.
Kredit korporasi dan konsumer masih jadi penyumbang terbesar terhadap total kredit, yakni masing-masing 45% dan 25%. Di kredit konsumer BBCA, segmen pembiayaan kendaraan bermotor melesat tertinggi mencapai 17,9%. Pertumbuhan itu juga di atas industri perbankan nasional.
Sumber : BBCA
Menurut Tim Analis Bareksa, meskipun kredit melesat, namun bank beraset Rp1.434 triliun itu hanya membukukan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) 3,4% menjadi Rp1.125 triliun per September 2024. Akibatnya rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) bank yang nilai kapitalisasi pasar (market cap) sahamnya mencapai Rp1.299 triliun itu naik dari sebelumnya 67,4% menjadi 75,1%.
Pendapatan bunga bersih (NII) bank yang pernah jadi bagian dari Grup Salim itu tumbuh 9,5% menjadi Rp61,1 triliun per September 2024. Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) BBCA naik 14,6% menjadi Rp53,2 triliun, sehingga provisi melesat 60% menjadi Rp2 triliun. Akibatnya laba bersih BBCA hingga kuartal III 2024 hanya tumbuh 12,8% secara tahunan menjadi Rp41,1 triliun dan kuartal per kuartal naik 1,4%. .
Sumber : BBCA
BBCA berhasil membukukan kenaikan margin bunga bersih (NIM) 5,8% per September 2024, atau naik 0,3% secara tahunan, didukung oleh biaya kredit (COC) yang terjaga di level 0,4%. Rasio kredit bermasalah bank yang sering dijuluki dengan plesetan bank capek antri ini secara gross (NPL gross) tetap 2,1% dan rasio loan at risk (LAR) menurun jadi 6,1%, atau berkurang 1,8% dari periode yang sama tahun lalu 7,9%.
Sumber : BBCA
Tim Analis Bareksa menilai dengan kinerja mengesankan hingga kuartal III 2024 ini, maka saham BBCA tetap direkomendasi beli dengan target harga 2024 senilai Rp11.600. Dibandingkan harga penutupan Rabu (23/10) yang senilai Rp10.650, maka saham BBCA punya potensi kenaikan 8,9%.
Sumber : fitur Bareksa Saham
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.