Bareksa.com - Terjawab sudah penyebab penurunan harga saham sejuta umat, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akhir-akhir ini. Saham bank pelat merah beraset jumbo itu ternyata sedang dibuang asing. Menurut penelusuran Tim Analis Bareksa, nilai net sell asing di saham bank yang berfokus di segmen pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) itu mencapai Rp6,5 triliun dalam sebulan terakhir (per 10/10/2024).
Namun kabar baiknya, karena saham BBRI berada di urutan pertama saham dengan jumlah investor terbanyak di Bursa Efek Indonesia, tampak para investor nggak rela saham BBRI turun. Mereka justru gercep (gerak cepat) menyerok di harga bawah saham emiten yang mencatat laba bersih naik 4% menjadi Rp36,21 triliun per Agustus 2024 itu. Ini terbukti pagi ini (11/10), saham BBRI dibuka langsung menguat 1,23% menjadi Rp4.920 pada pukul 09.05 WIB, setelah pada Kamis ditutup di level Rp4.860.
Sepanjang tahun berjalan atau sejak awal 2024, saham BBRI sempat mencapai puncak tertingginya di Rp6.400 pada 13 Maret lalu. Kemudian sempat turun dan kembali rebound ke Rp6.300 pada 26 Maret. Namun sejak itu hingga saat ini saham BBRI belum lagi kembali menembus Rp6.000. Level tertinggi saham BBRI dalam sebulan terakhir ialah pada 24 September di Rp5.525.
Pembeli dan Penjual Terbesar Saham BBRI Sebulan Terakhir
Sumber : RTI, per 10/10/2024
Menurut data RTI, broker pembeli terbanyak saham BBRI sebulan terakhir (per 10/10) di antaranya PT Bahana Sekuritas (DX) dengan volume sekitar 265 juta lembar, PT CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) sekitar 190 juta lembar dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) sekitar 130 juta lembar saham. Adapun broker penjual terbanyak saham BBRI di antaranya PT Maybank Sekuritas Indonesia (ZP) sekitar 730 juta lembar, PT UBS Sekuritas Indonesia (AK) sekitar 190 juta lembar dan PT CGS CIMB Sekuritas Indonesia (YU) sekitar 180 juta lembar saham. Terlihat volume saham BBRI yang dilepas melalui broker penjual terbanyak jumlahnya hampir 3 kali lipat dari volume pembeli terbesar.
Menurut Tim Analis Bareksa, penyebab asing membuang saham BBRI di antaranya karena dibandingkan bank besar (big banks) lainnya, BBRI mencatat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tertinggi sekitar 3% di kuartal II 2024. Sementara emiten big banks lainnya seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) hingga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memiliki NPL terjaga di 1-2%. Artinya, risiko kredit macet di BBRI saat ini paling besar dibandingkan beberapa bank tersebut.
Tingginya rasio NPL BBRI dinilai wajar, sebab 82% dari total kredit BBRI disalurkan kepada UMKM yang sedang tertekan akibat deflasi yang terjadi dalam 5 bulan terakhir. OJK mencatat hingga Agustus 2024, penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM tumbuh 4,42% secara tahunan, melambat dibandingkan Agustus tahun lalu yang masih tumbuh 8,9%.
Meksi begitu, secara valuasi, saham BBRI masih relatif murah dengan rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earning ratio/PER) sekitar 12,5x dibandingkan sektor perbankan di IHSG sekitar 15,4x. Price earning ratio (PER) adalah rasio yang digunakan untuk menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih.
Selain itu, secara teknikal, saham BBRI juga masih menarik dengan level support dan resisten sebagai berikut:
Kode Saham | BBRI |
PE | 12,5X |
PBV | 2,4X |
Last Price | Rp4.860 |
Support 1 | Rp4.880 |
Support 2 | Rp4.750 |
Resistance 1 | Rp5.300 |
Resistance 2 | Rp5.650 |
Sumber: Tim Analis Bareksa, disclaimer on, last price per 10/10/2024
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.