Bareksa.com - Konflik Timur Tengah semakin memanas. Iran diprediksi bersiap menyerang Israel pekan ini. Babak baru ini bisa mendorong konflik di Jazirah Arab semakin meluas. Dilansir AFP (12/8), Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby menyatakan tengah bersiap menghadapi serangan besar-besaran dari Iran ke Israel. AS telah mengerahkan kapal induk dan kapal selam berpeluru kendali untuk membantu Israel.
Rencana Iran menyerang Israel setelah petinggi Hamas, Ismail Haniyeh, tewas di kota Teheran 2 pekan lalu. Iran menuding Israel sebagai otak di balik tewasnya Haniyeh dan berjanji membalas dendam dengan menyerang balik Israel. Selain itu, kelompok Hizbullah di Lebanon juga berjanji untuk membalas Israel atas pembunuhan komandan Hizbullah Fuad Shukr.
Untuk diketahui, perang di Gaza selama puluhan tahun dinilai merupakan akar permasalahan konflik Timur Tengah selama ini. Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, sekaligus menggusur 2,3 juta warga Palestina dari negaranya sendiri. Terakhir, serangan Israel ke Gaza yang dianggap sebagai genosida atau pembersihan etnis Palestina itu dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu hingga saat ini.
Menurut Tim Analis Bareksa, semakin memanasnya konflik Timur Tengah, di mana Iran bisa melancarkan serangan besar-besaran ke Israel bisa memicu harga minyak global melonjak signifikan. Selain itu, harga emas juga bisa terkerek karena dianggap sebagai salah satu aset safe haven saat terjadi konflik atau perang. Apalagi konflik kali ini berpotensi meluas, di mana Israel akan dibantu sekutunya yakni AS dan NATO. Sehingga dampaknya bisa lebih besar dibandingkan konflik Israel vs Palestina akhir tahun lalu.
Meskipun pasar saham berpeluang bergejolak apabila perang di Timur Tengah kian meluas, namun Tim Analis Bareksa merekomendasikan agar investor tetap bisa memantau beberapa saham untuk dikoleksi apabila serangan Iran terjadi dalam waktu dekat ini. Investor disarankan untuk beli spekulatif (speculatif buy) di beberapa saham emiten yang terkait minyak dan emas seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Dengan target harga 2024 Rp1.850, maka dibandingkan harga saat ini (per 12/8), saham MEDC punya potensi kenaikan (potential upside) 39%. Target harga saham BRMS di Rp200, dibandingkan harga saat ini Rp151, maka masih ada ruang kenaikan 32,4%, serta target harga saham HRTA di Rp500 dari harga saat ini Rp384, sehingga punya potential upside 30,2%.
Selengkapnya dalam tabel berikut:
Saham | Target Price | Harga Saat Ini | Potential Upside |
MEDC | Rp1.850 | Rp1.330 | 39% |
AKRA | Rp1.800 | Rp1.485 | 21,2% |
BRMS | Rp200 | Rp151 | 32,4% |
HRTA | Rp500 | Rp384 | 30,2% |
ANTM | Rp1.600 | Rp1.310 | 22,1% |
ELSA | Rp580 | Rp490 | 18,3% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 12/8/2024
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.