Bareksa.com – PT Phapros Tbk (PEHA) menyatakan baru-baru ini melakukan survei internal yang melibatkan masyarakat yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap Phapros, serta pengetahuan mereka tentang industri farmasi di Indonesia. Responden berasal dari berbagai kalangan, mulai karyawan, tenaga kesehatan, hingga mahasiswa.
Hasil survei menemukan Antimo jadi produk yang terbanyak dikonsumsi konsumen dengan 14% responden menyatakan lebih sering mengonsumsi obat untuk menyamankan perjalanan tersebut, dibandingkan dengan merek lain hanya 1%. “Karakter ini bisa dipersepsikan bahwa responden memiliki loyalitas terhadap Antimo yang bisa memberikan manfaat dalam jangka pendek untuk mencegah mabuk perjalanan,” ungkap Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih dalam keterangannya (25/7).
Dari sisi sumber informasi, sebanyak 77% responden mengaku mendapatkan informasi soal edukasi kesehatan dari media sosial, 15% dari portal berita. Kemudian 6% responden mengaku mendapatkan informasi tentang kesehatan dari newsletter organisasi atau perusahaan. “Penelitian kami juga menemukan ternyata kegiatan seperti Live Instagram dan Live Tiktok juga menjadi referensi responden dalam mencari info tentang kesehatan. Ada 25% dari mereka yang menjawab suka mengikuti siaran langsung di medsos, dengan rincian 13% di Live Instagram dan 12% di Tiktok,” tambah Ida.
Kemudian 39% responden mengikuti komunitas olahraga untuk mendapatkan pengetahuan kesehatan dan hanya 22% yang mencarinya melalui seminar atau workshop. Demografi responden terdiri dari 68% adalah pekerja kantoran atau wirausaha, 20% ibu rumah tangga, 3% tenaga kesehatan, serta 8% mahasiswa atau pelajar, sedang sisanya di luar profesi tersebut. “Survei internal ini menjadi masukan bagi kami untuk terus berkontribusi dalam melayani masyarakat melalui obat dan alkes yang inovatif,” Ida mengungkapkan.
Dalam kurun sebulan terakhir hingga jelang akhir Juli 2024, kata Ida, pergerakan saham PEHA naik 8%. Meski begitu, sepanjang tahun berjalan hingga hari ini Jumat (26/7) pukul 10.36 WIB, saham PEHA merosot 44,19% menjadi Rp346.
“Sektor farmasi dinilai masih jadi sektor yang menarik di 2024. Meski tantangannya banyak, peluang yang ditawarkan juga menarik. Banyaknya perusahaan farmasi di Indonesia yang terus bertumbuh, baik dari sisi produksi obat-obatan maupun alat kesehatan merupakan faktor yang membuat pasar farmasi masih cerah tahun ini,” Ida menambahkan.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.