Bareksa.com - Perusahaan manajemen investasi mulai berbondong-bondong memborong saham perbankan dan sektor defensif. Aksi itu seiring pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan yang mulai bangkit jelang akhir Juni, setelah cukup fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir. IHSG akhirnya mampu menutup Juni di atas level psikologis 7.000, setelah sempat menyentuh level terendahnya di 6.698. Mengawali Juli 2024, IHSG kembali melompat ke level 7.139, meskipun masih belum mengejar level tertingginya di 7.454 pada Maret.
Mengutip riset RHB Sekuritas (2/7) yang menganalisis data bulanan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) ihwal aliran dana asing per akhir Juni 2024. Tercatat 20 besar saham dalam status underweight dan overweight oleh reksadana lokal dengan nilai perdagangan saham harian rata-rata (ADTV) terendah Rp20 miliar, diurutkan berdasarkan jumlah hari yang diperlukan untuk menyesuaikan diri ke posisi netral (berdasarkan ADTV 3 bulan).
Menurut riset RHB Sekuritas, secara total nilainya Rp84 triliun di reksadana lokal, menurun dibandingkan dana kelolaan Rp98 triliun pada Mei 2024. Angka ini mengindikasikan adanya pencairan (redemption) yang terus berlanjut, sebab IHSG justru naik 2,4% secara bulanan di periode yang sama.
Meski begitu, menurut riset RHB Sekuritas, tren menarik dari data tersebut ialah manajer investasi lokal mulai ramai-ramai memborong saham perbankan, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), bahkan termasuk bank digital seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Mereka juga memborong saham sektor defensif seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
Namun sebaliknya, para manajer investasi justru melepas kepemilkannya di saham-saham sektor tambang logam, yang terbanyak di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). Padahal berdasarkan lembar fakta reksadana (fund fact sheet) per Mei 2024, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masuk dalam jajaran top 10 portofolio.
“Sementara sektor ini mengalami perputaran arus masuk sektoral tertinggi kedua seiring dengan perpindahan investor ekuitas lokal dari bank pada Mei 2024,” ungkap Tim Riset RHB Sekuritas.
Dari sisi persentase kepemilikan oleh manajer investasi, kepemilikan saham di PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) naik tertinggi yakni mencapai 586,6%, disusul PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) meningkat 43,6% dan PT Avia Avian Tbk (AVIA) bertambah 40,5%. Adapun penjualan saham terbesar oleh reksadana di saham ANTM yang kepemilikannya minus 20,9%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berkurang 19,1%, serta PT Bumi Resources Tbk (BUMI) minus 15,3%.
Daftar saham selengkapnya di tabel berikut:
Sumber : Tim Riset RHB Sekuritas
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.