Bareksa.com - Perusahaan layanan transportasi terintegrasi di Indonesia PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) berupaya memperbaiki kinerja dengan melakukan efisiensi, dengan harapan bisa mendongkrak pertumbuhan pendapatan dan laba hingga 10% pada tahun ini.
Dalam paparan bersama analis, manajemen ASSA menjelaskan bahwa perusahaan memiliki 3 pilar utama yakni penyewaan kendaraan, logistik, dan jual beli kendaraan bekas. Saat ini, segmen penyewaan kendaraan menjadi kontributor terbesar pendapatan ASSA yakni 42%, disusul oleh logistik (Anteraja) sebesar 32%.
Presiden Direktur ASSA, Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati mengatakan saat ini perseroan fokus untuk memperbaiki kinerja Anteraja sehingga bisa untung seperti lini bisnis lain, salah satunya dengan efisiensi biaya operasional dan pengurangan jumlah kurir. "Harapannya, hal ini akan mendorong kinerja keuangan dari sisi pendapatan dan laba masing-masing sekitar 5-10% untuk tahun 2024," jelasnya dalam paparan secara online pada Rabu (17/4/2024).
Secara keseluruhan ASSA mencatat penurunan pendapatan hingga 24% di tahun 2023, hal ini seiring dengan penurunan kontribusi dari Anteraja yang juga masih mencatat kerugian. Namun di luar bisnis Anteraja, ASSA berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 10,6% menjadi sebesar Rp3 triliun.
Untuk bisnis penyewaan mobil, perseroan menambah jumlah armada sebanyak 4% menjadi 30.030 unit per Desember 2023 dengan tingkat utilisasi sebesar 93%. Merk Toyota dan Daihatsu menguasai 72% armada. Pelanggan Assa Rent cukup terdiversifikasi dimana sektor barang konsumer, logistik dan pemerintahan menjadi 3 sektor terbesar pelanggan perseroan.
Untuk bisnis dealer mobil bekas online-to-offline (O2O) dengan merk dagang Caroline dan bisnis gadai mobil dijalankan perseroan melalui anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia bernama PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC). ASLC per 2023 berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp23 miliar. Manajemen ASLC menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2024 masing-masing double digit. ASSA mempunyai kepemilikan saham sekitar 77,6% di ASLC.
ASSA saat ini diperdagangkan dengan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) 1,54 kali di level harga Rp775 per lembar saham. Sementara ASLC diperdagangkan dengan rasio PBV 1,79 kali di level harga Rp97 per lembar saham.
(Sigma Kinasih/Chris Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.