IHSG Diskon Besar! Ini Saham yang Cocok Dikoleksi Jelang Mudik Lebaran 2024

Abdul Malik • 03 Apr 2024

an image
Ilustrasi dua perempuan investor generasi milenial dan gen Z tetap berinvestasi saham jelang mudik Lebaran, mengikuti rekomendasi stock pick Tim Analis Bareksa. (Shutterstock)

Tim Analis Bareksa merekomendasi beberapa saham yang hingga sesi I Rabu (3/4) harganya di bawah valuasi wajarnya

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini tengah tertekan seiring dengan pelemahan rupiah yang mendekati level psikologis Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Sepekan terakhir, IHSG melemah 2,6% dan pada Rabu (3/4) pukul 13.34 WIB, IHSG di level 7.177 atau turun 0,82% dibandingkan penutupan Selasa, atau di bawah level psikologis 7.200, dari Rabu pekan lalu masih 7.300-an. Rupiah di pasar spot pada Rabu pukul 14.18 WIB di level Rp15.925 per dolar AS. 

Seiring pelemahan IHSG, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan yang dinilai sudah terdiskon besar. Saham-saham itu di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Sebab saham-saham tersebut hingga sesi I Rabu (3/4) harganya di bawah dari valuasi wajarnya. 

Beli Saham di Sini

Saham Pilihan Jelang Mudik Lebaran

Kode Saham

Harga Terakhir

Target Price 2024

Potensi Kenaikan

BBRI

Rp5.575

Rp7.150

28.25%

BMRI

Rp6.725

Rp7.500

11.52%

TLKM

Rp3.450

Rp4.200

21.74%

BBCA

Rp9.625

Rp10.500

6.87%

MAPI

Rp1.870

Rp2.500

33.69%

ACES

Rp930

Rp1.100

18.28%

Sumber : BEI, harga terakhir per sesi I Rabu (3/4)​

Beli Saham di Sini

Menurut Tim Analis Bareksa, untuk sektor perbankan, investor sekarang dinilai sedang cemas Bank Indonesia kembali bisa menaikkan suku bunga acuannya dari 6% saat ini jadi 6,25% guna menstabilkan rupiah agar tetap di bawah Rp16.000 per dolar AS. Selain itu, aksi jual masif di pasar Obligasi Negara juga membuat rupiah terus tertekan. 

Tercatat, sepanjang 2024 hingga 27 Maret, investor non residen (asing) jual neto di pasar SBN Rp33,31 triliun. Sepekan terakhir hingga Selasa (2/4), asing net sell saham RI Rp4,96 triliun. Tim Analis Bareksa menilai saham-saham bank besar (big banks) sudah mengalami penjualan berlebihan (oversold), sehingga dinilai sudah memiliki level harga masuk (entry point) cukup menarik saat ini.

Di saham sektor ritel, Tim Analis Bareksa merekomendasikan MAPI dan ACES seiring momen perayaan Ramadan dan Lebaran 2024 yang bisa mendongkrak kinerja perseroan di semestar I tahun ini. Selain itu konsumsi masyarakat menengah atas juga masih cukup baik dengan optimisme dan indikator dari Mandiri Spending Index yang terus tercatat meningkat dari 2023. 

Beli Saham di Sini

Adapun untuk saham TLKM yang dinilai tertekan akibat hasil laporan keuangan yang lebih rendah dari estimasi pasar, akibat adanya kerugian dari investasi pada GOTO. Tim Analis Bareksa melihat industri telekomunikasi saat ini masih relatif sehat, karena sudah tidak ada perang tarif antara pemain di industri. Selain itu, selama kuartal I tahun ini akan ada peningkatan konsumsi data seluler seiring dengan banyaknya hari raya besar di Indonesia, serta masifnya penetrasi smartphone di Indonesia. 

Sumber : BEI, close price per Rabu sesi I (3/4)

Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.

Beli Saham di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.