Bareksa.com - Berikut kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan periode 22-26 Januari 2024 dan saham pilihan rekomendasi Tim Analis Bareksa, Senin (29/1/2024):
Kinerja Pasar Saham Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,25% sepekan, periode 22-26 Januari atau merupakan pekan keempat di 2024. IHSG ditutup di level 7.137,08 pekan lalu atau di bawah level psikologis 7.200, dari pekan sebelumnya 7.227,4. IHSG tertekan akibat investor asing mencatat jual bersih pada Jumat (26/1) senilai Rp1,05 triliun, sepanjang pekan lalu net sell Rp530 miliar, meskipun sepanjang 2024 masih mencatatkan beli bersih (net buy) Rp5,78 triliun.
Beberapa sentimen yang menekan IHSG pekan lalu di antaranya rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal IV 2023 yang naik 3,3% secara kuartal per kuartal (QoQ), lebih tinggi dari perkiraan pasar 2%. Kemudian, rilis data PMI Manufaktur Flash AS naik lebih tinggi dari perkiraan, yakni dari 47,9 menjadi 50,3. Selanjutnya rilis indeks harga konsumen (CPI) AS pada Desember 2023 inflasi 3,4%, melaju lebih kencang dari November yang inflasi 3,1%.
Data pekerjaan di luar pertanian atau non-farm payroll (NFP) AS juga tercatat naik ke 216.000 pada Desember 2023. Jumlah itu di luar perkiraan pasar yang memproyeksi turun jadi 170.000. Rilis beberapa data tersebut bisa memupus harapan pasar soal The Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga acuannya. Pasar sebelumnya berekspektasi suku bunga AS Fed Funds Rate dipangkas mulai Maret, namun kini bisa mundur mulai Mei atau Juni.
Sentimen eksternal lain sejatinya cukup positif. Yakni Pemerintah China akan memobilisasi dana 2 triliun yuan atau US$278 miliar dari perusahaan China di luar negeri untuk membantu menstabilkan pasar saham. Sentimen dari dalam negeri juga cukup positif, yakni Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi pada 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, melampaui target Rp1.400 triliun. Nilai itu tumbuh 17,5% secara tahunan.
Pekan ini, beberapa sentimen yang akan membayangi pasar di antaranya rilis data pertumbuhan ekonomi Eropa dan rilis hasil Rapat Dewan Gubernur The Fed (FOMC) pada Kamis (1/2/2024).
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai kapitalisasi pasar IHSG sepekan turun 0,65% dari Rp11.420,46 triliun pekan sebelumnya, menjadi Rp11.345,77 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian saham juga melemah 8,73% menjadi 1.127.246 kali transaksi, dari 1.235.025 kali transaksi pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian tertekan 14,75% selama sepekan menjadi 15,56 miliar saham, dari sebelumnya 18,25 miliar saham.
Beberapa saham yang paling diincar asing sepekan lalu yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp145,6 miliar, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp95,8 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp88,5 miliar. Beberapa saham yang terbanyak dilepas asing yakni PT Astra International Tbk (ASII) Rp997,2 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp430,4 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp108 miliar.
Di tengah pelemahan IHSG, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan:
Stock Pick | CTRA | BBTN | BFIN |
Last price | Rp1.235 | Rp1.285 | Rp1.215 |
Recommendation | Trading buy | Trading buy | Trading buy |
Entry | Rp1.230 | Rp1.285 | Rp1.210 |
Rp1.200 | Rp1.265 | Rp1.190 | |
Target price (TP) 1 | Rp1.260 | Rp1.310 | Rp1.240 |
Target price (TP) 2 | Rp1.280 | Rp1.325 | Rp1.260 |
Stop loss | Rp1.175 | Rp1,240 | Rp1.150 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 26/1/2024
Harga saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menguat 1,23% atau bertambah 15 poin pada Jumat (26/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham CTRA di rentang harga Rp1.200 dan Rp1.230, dengan target harga ambil untung di Rp1.260 dan Rp1.280, serta stop rugi di Rp1.175.
Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melemah 0,39% atau berkurang 5 poin menjadi Rp1.285 pada Jumat (26/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BBTN di kisaran Rp1.265 dan Rp1.285, dengan target harga ambil untung di Rp1.310 dan Rp1.325, serta stop rugi di Rp1.240.
Harga saham PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) stagnan di level Rp1.215 pada Jumat (26/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BFIN di rentang harga Rp1.190 dan Rp1.210, dengan target harga ambil untung di Rp1.240 dan Rp1.260, serta stop rugi di Rp1.150.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mencatatkan nilai kenaikan pembiayaan tumbuh lebih dari 2 kali pada 2023, senilai Rp715 miliar dari Rp350 miliar pada 2022. Kenaikan itu sejalan dengan total pembiayaan perusahaan yang naik 31,6% pada 2023 menjadi Rp41,6 triliun. Hal tersebut juga di dorong oleh perbaikan kondisi makroekonomi serta sinergi dengan MUFG dalam melakukan perluasan target customer baru di sektor tersebut.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan laba secara konsolidasian pada 2023 mencapai Rp21,11 triliun atau naik 14,2% dari 2022. Laba bersih yang masuk ke entitas induk Rp20,9 triliun, naik 14%. Perusahaan berhasil menaikan penyaluran kredit 7,57% pada 2023. Perusahaan juga berhasil menurunkan NPL gross dari 2,81% menjadi 2,14%. Net interest margin BBNI tercatat mencapai 4,58%.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.