Bareksa.com - Berikut kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (11/1/2024) dan saham pilihan rekomendasi Tim Analis Bareksa, Jumat (12/1/2024):
Kinerja Pasar Saham Indonesia yang tercermin dari IHSG kembali melemah kemarin, jelang rilis data inflasi Amerika Serikat pada Desember 2023. IHSG ditutup turun 0,1% atau berkurang 7,33 poin menjadi 7.219,96 pada Kamis (11/1), namun kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 menguat 0,08% atau bertambah 0,8 poin menjadi 969,94. IHSG melemah karena pelaku pasar wait and see rilis data inflasi Negara Paman Sam, yang diprediksi melambat.
Meski begitu, Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis pagi waktu setempat atau Kamis malam WIB merilis indeks harga konsumen (IHK) naik 3,4% secara tahunan (YOY) pada Desember 2023, atau lajunya lebih kencang dari November 2023 yang naik 3,1%. Secara bulanan, inflasi Negara Adidaya pada Desember 2023 juga mencapai 0,31% (MOM) atau lebih tinggi dari November yang hanya 0,1%. Angka inflasi ini lebih tinggi dari prediksi ekonom yakni 0,2% MOM dan 3,2% YOY.
Namun angka inflasi inti AS pada Desember 2023, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif sedikit turun jadi 3,9% (YOY), dari sebelumnya pada November 2023 mencapai 4%. Angka CPI (Consumer Price Index) inti juga lebih tinggi dari perkiraan pasar 3,8%. Mengencangnya laju inflasi AS pada Desember 2023, utamanya karena faktor musiman perayaan Natal dan tahun baru.
Hal ini dinilai bisa membuat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) jadi berhati-hati memproklamirkan kemenangannya melawan inflasi. Sebab The Fed sebelumnya menargetkan bisa menekan inflasi jadi 2%. Meski begitu, inflasi AS sejatinya turun tajam dari puncaknya 9,1% pada Juni 2022. Upaya memerangi inflasi dilakukan The Fed dengan agresif menaikkan suku bunga hingga 11 kali sejak Maret 2022 hingga Juli 2023 dari sebelumnya 0-0,25% menjadi 5,25-5,5%.
IHSG kemarin dibuka menguat, namun kemudian di zona merah saat sesi II hingga penutupan. Secara sektoral, 3 sektor saham melemah yakni barang konsumen nonprimer anjlok 4,3%, energi dan barang baku masing-masing minus 0,21% dan 0,18%. Namun 8 sektor naik dipimpin transportasi dan logistik menguat 1,14%, keuangan dan teknologi masing-masing naik 0,99% dan 0,71%. Saham-saham yang naik tertinggi yaitu ACRO, CGAS, MAYA, SMLE dan NICE. Sedangkan saham-saham yang turun terdalam yakni STRK, HUMI, BREN, MANG dan PTPS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat 1.328.676 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 23,21 miliar lembar senilai Rp9,62 triliun. Sebanyak 249 saham naik, 267 saham turun dan 252 saham stagnan. Kinerja bursa saham kawasan Asia bervariasi, yakni indeks Nikkei menguat 1,77% jadi 35.049,89, indeks Hang Seng naik 1,27% jadi 16.302,04, indeks Shanghai melemah 0,31% jadi 2.886,65, serta dan indeks Strait tertekan 0,56% jadi 3.197,71.
Di tengah kinerja IHSG yang dibayangi sentimen data inflasi AS, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan:
Stock Pick | AMRT | MIDI | MYOR |
Last price | Rp2.710 | Rp408 | Rp2.430 |
Recommendation | Speculative buy | Trading buy | Trading buy |
Entry | Rp2.730 | Rp406 | Rp2.430 |
Rp2.660 | Rp396 | Rp2.400 | |
Target price (TP) 1 | Rp2.780 | Rp418 | Rp2.480 |
Target price (TP) 2 | Rp2.820 | Rp424 | Rp2.500 |
Stop loss | Rp2.620 | Rp390 | Rp2.380 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 11/1/2024
Harga saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) melemah 1,45% atau berkurang 40 poin menjadi Rp2.710 pada Kamis (11/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan spekulasi beli saham AMRT di rentang harga Rp2.660 hingga Rp2.730, dengan target harga ambil untung di Rp2.780 dan Rp2.820, serta stop rugi di Rp2.620.
Harga saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) naik 3,55% atau bertambah 14 poin menjadi Rp408 pada Kamis (11/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham MIDI di kisaran Rp396 hingga Rp406, dengan target harga ambil untung di Rp418 dan Rp424, serta stop rugi di Rp390.
Harga saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) melemah 0,82% atau berkurang 20 poin menjadi Rp2.430 pada Kamis (11/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham MYOR di rentang harga Rp2.400 hingga Rp2.430, dengan target harga ambil untung Rp2.480 dan Rp2.500, serta stop rugi di Rp2.380.
PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) menargetkan pendapatan bisa tumbuh hingga 10% dan laba bersih pada level 8-10% tahun ini. Target itu akan ditopang oleh kenaikan permintaan plastik yang sudah terjadi semenjak September 2023. Peningkatan permintaan banyak terjadi dari sektor makanan dan minuman, UMKM dan jasa laundry.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyatakan akan mengoptimalisasi distribusi setelah mengakuisisi PT Semen Grobogan. Langkah ini ditargetkan akan membuat distribusi ke toko bangunan dan ready mix ke kontraktor di Jawa Tengah semakin efisien dengan total volume sekitar 1,5 juta ton. Selain itu INTP juga akan meningkatkan volume ekspor untuk mengatasi oversupply di Indonesia. Pada tahun ini perusahaan juga mengalokasikan dana 1,2 triliun hingga Rp1,5 yang bersumber dari dana kas internal untuk melakukan perawatan aset perusahaan.
PT Indosat Tbk (ISAT) melanjutkan ekspansi di luar Jawa dengan berfokus di Sulawesi, Maluku dan Papua. Hal ini sesuai dengan target jangka panjang ISAT yang akan membangun 11.400 jaringan di seluruh Indonesia hingga akhir 2025. Selain itu perusahaan juga berfokus mengembangkan fixed broadband tahun ini. Pada 2023 lalu, perusahaan telah mengembangkan 434 lokasi prioritas dan menambah kapasitas jaringan di 527 titik.
PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) menganggarkan belanja modal US$30 juta tahun ini untuk pembiayaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM). Dana itu berasal dari kas dan pinjaman bank, ataupun institusi keuangan lainnya. Rinciannya US$2,5 jt akan dianggarkan untuk penyelesaian PLTM Ordi Hulu dengan kapasitas 10 MW dan ditargetkn beroperasi di kuartal I tahun ini. Sisanya akan dianggarkan untuk membangun PLTM Salu Noling di Sulawesi dengan kapasitas 10 MW yang diproyeksikan bisa beroperasi pada kuartal II 2024.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.