Bareksa.com - Berikut kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode awal 2024 dan saham pilihan rekomendasi Tim Analis Bareksa, Rabu (3/1/2024):
Pasar saham Indonesia yang tercermin dari kinerja IHSG melesat 0,7% atau bertambah 50,79 poin menjadi 7.323,59 pada Selasa (2/1/2024) atau mengawali tahun ini. Level itu merupakan rekor penutupan IHSG tertinggi sepanjang masa (all time high). Senada kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,8% atau bertambah 17,28 poin menjadi 979,43. Penguatan IHSG utamanya ditopang rilis data inflasi Desember 2023 yang sebesar 1,4% (MTM) lebih rendah dari perkiraan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen mencatat inflasi dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023. Secara tahunan (YOY), inflasi 2,61% pada Desember 2023 dan inflasi tahun kalender 2023 sebesar 2,61% sepanjang tahun berjalan (YTD). Angka itu lebih rendah dari perkiraan pasar 2,72%. Dari sentimen eksternal, Badan Statistik Nasional China (NBS) mencatat PMI manufaktur pada Desember 2023 turun ke level 49, dari bulan sebelumnya 49,5, menambah level kontraksi dalam 3 bulan beruntun.
Nilai transaksi IHSG kemarin sekitar Rp6,7 triliun dengan melibatkan sekitar 14 miliar saham dan berpindah tangan 928.990 kali. Sebanyak 320 saham menguat, 240 saham melemah dan 212 saham stagnan. Secara sektoral, saham sektor transportasi menjadi penopang terbesar IHSG atau mencapai 3,34%. Selain transportasi, energi dan bahan baku juga menopang indeks, masing-masing 2% dan 1,89%.
Saham-saham yang naik tertinggi yaitu OKAS, DOOH, BAPA, MPXL, dan DEWA. Sedangkan saham-saham yang turun terdalam yakni VTNY, ESTA, PANR, SCMA dan MEDS. Kinerja bursa saham regional Asia kemarin antara lain, indeks Hang Seng melemah 1,52% ke 16.788,55, indeks Shanghai berkurang 0,43% jadi 2.962,28 dan indeks Strait Times turun 0,32% ke 3.229,95. Sementara itu, indeks Nikkei (Jepang) libur memperingati hari libur nasional Negara Sakura.
Di tengah melesatnya IHSG hingga menembus rekor ATH, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan:
Stock Pick | AUTO | BRMS | BTPS | HRTA |
Last price | Rp2.390 | Rp175 | Rp1.670 | Rp356 |
Recommendation | Trading buy | Trading buy | Trading buy | Buy on weakness |
Entry | Rp2.380 | Rp174 | Rp1.670 | Rp356 |
Rp2.310 | Rp170 | Rp1.630 | Rp340 | |
Target price (TP) 1 | Rp2.450 | Rp180 | Rp1.720 | Rp366 |
Target price (TP) 2 | Rp2.510 | Rp184 | Rp1.750 | Rp380 |
Stop loss | Rp2.270 | Rp167 | Rp1.615 | Rp334 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 2/1/2024
Harga saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) naik 1,27% atau bertambah 30 poin menjadi Rp2.390 pada Selasa (2/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham AUTO di rentang harga Rp2.310 hingga Rp2.380, dengan target harga ambil untung di Rp2.450 dan Rp2.510, serta stop rugi di Rp2.270.
Harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meningkat 2,94% atau bertambah 5 poin menjadi Rp175 pada Selasa (2/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BRMS di kisaran Rp170 hingga Rp174, dengan target harga ambil untung di Rp180 dan Rp184, serta stop rugi di Rp167.
Harga saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) melemah 1,18% atau berkurang 20 poin menjadi Rp1.670 pada Selasa (2/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BTPS di rentang harga Rp1.630 hingga Rp1.670, dengan target harga ambil untung di Rp1.720 dan Rp1.750, serta stop rugi Rp1.615.
Harga saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) melesat 2,3% atau bertambah 8 poin menjadi Rp356 pada Selasa (2/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan beli saat melemah (BOW) saham HRTA di kisaran Rp340 hingga Rp356, dengan target harga ambil untung di Rp366 dan Rp380, serta stop rugi di Rp334.
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyiapkan anggaran belanja modal Rp700 miliar hingga Rp1 triliun di 2024 dengan fokus penambahan kapasitas, pemeliharaan dan kebutuhan IT perusahaan. KLBF juga merevisi target kenaikan penjualan menjadi 5-7% di 2023, karena ada perubahan konsumsi masyarakat. Kenaikan harga bahan baku jadi salah satu faktor yang menekan kinerja keuangan KLBF di 2023.
Pemerintah merealisasi defisit APBN terendah dalam 12 tahun terakhir dengan defisit 1,65% dari PDB pada 2023. Angka ini jauh lebih rendah dari target pemerintah 2,84%. Rendahnya defisit ditopang pencapaian penerimaan negara yang mencapai 101,7% dari target pemerintah tahun ini, walaupun lebih rendah dari target pemerintah di level 105,2%. Tax ratio pada 2023 juga terkoreksi menjadi 10,21% dibandingkan 2022 yang mencapai 10,39%. Adapun keseimbangan primer juga tercatat surplus Rp92,2 triliun, yang merupakan surplus pertama dalam 10 tahun terakhir.
Berdasarkan data Bank Indonesia Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk bulan November 2023 mengalami perlambatan yakni hanya tumbuh 3,8% secara tahunan, dibandingkan Oktober yang naik 3,9 %. Selama 2023 hingga November, DPK tumbuh 9,4% secara tahunan. Perlambatan terjadi untuk bank KBMI II dengan turun 0,2% secara tahunan dan selama 2023 sudah menyusut 2%. Hal ini dinilai akibat jelang pelaksaan Pemilu 2024 yang mendorong penggunaan uang untuk kebutuhan selama Pemilu.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.