Buka Perdagangan Saham 2024, Wapres Sebut 3 Hal Ini untuk Memajukan Pasar Modal
IHSG tumbuh 6,16% sepanjang 2023 dengan kapitalisasi pasar naik 22,9%
IHSG tumbuh 6,16% sepanjang 2023 dengan kapitalisasi pasar naik 22,9%
Bareksa.com - Wakil Presiden Republik Indonesia K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas pencapaian positif kinerja Pasar Modal Indonesia dan optimistis prestasi tersebut dapat ditingkatkan melalui berbagai strategi kebijakan yang tepat sehingga mampu berkinerja lebih cerah di 2024.
Dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2024, Wapres menyampaikan tiga arahan penting dalam rangka memajukan Pasar Modal Indonesia yaitu, pertama, meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam layanan kepada para investor di Pasar Modal. Kedua, mengoptimalkan dan mengembangkan potensi pembiayaan melalui Pasar Modal dengan peningkatan literasi kepada masyarakat. Ketiga, terus memperluas jejaring dan sinergi pemangku kepentingan guna mendorong peningkatan perdagangan saham di BEI.
“Keberhasilan kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak terlepas dari sinergi semua pemangku kepentingan dan lembaga otoritas, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melalui peningkatan kualitas produk dan layanan, serta penguatan ekosistem Pasar Modal Indonesia,” kata Wapres dalam acara yang diselenggarakan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024.
Promo Terbaru di Bareksa
Senada dengan Wapres, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam sambutannya menyampaikan berbagai langkah dan kebijakan yang penting dilakukan OJK untuk memaksimalkan potensi perekonomian domestik yang masih besar.
“Untuk memaksimalkan potensi domestik yang luar biasa itu, OJK terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas dan good governance pasar dan seluruh ekosistem Pasar Modal. Langkah itu antara lain dilakukan melalui percepatan penyelesaian pemeriksaan dan pengaturan sanksi terintegrasi untuk lembaga jasa keuangan. Hal penting lain adalah memberikan perlindungan investor dan masyarakat di antaranya dengan pengawasan perilaku pelaku usaha jasa keuangan atau market conduct,” katanya.
Menurut Mahendra, seluruh anomali di Pasar Saham Indonesia termasuk pergerakan harga saham yang tidak normal pasti akan dikaji, dianalisis dan dipantau ketat. Sehingga dijamin tidak terjadi pelanggaran pada peraturan yang berlaku.
Mahendra menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian semakin menuntut integritas dan governansi pasar tentu termasuk OJK selaku regulatornya.
“Sebab penggalangan dana dan pembiayaan ke depan akan semakin mengandalkan kemampuan dalam negeri kita yang semakin besar, yang hanya akan terjadi jika disertai dengan peningkatan integritas, kredibilitas dan governance pasar, serta perlindungan konsumen yang dijamin,” katanya.
Kinerja Pasar Modal
Kinerja Pasar Modal secara sepanjang tahun berjalan 2023 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif antara lain ditunjukan dengan perkembangan tren pasar saham dan IHSG terus bertumbuh positif.
Per 29 Desember 2023, IHSG ditutup pada posisi 7.272,80 poin atau secara year to date (sejak awal tahun) tumbuh sebesar 6,16% dan merupakan yang tertinggi kedua setelah Vietnam jika dibandingkan dengan seluruh kinerja bursa ASEAN. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp11.674 triliun atau secara tahun berjalan tumbuh sebesar 22,90%.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 212,64 poin atau terkoreksi sebesar -2,33% sepanjang tahun dibandingkan posisi per 30 Desember 2022 sebesar 217,73 poin. Sementara kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp6.146 triliun atau meningkat sebesar 28,41% sepanjang tahun berjalan, apabila dibandingkan posisi per 30 Desember 2022 sebesar Rp4.786,02 triliun.
Sementara itu jumlah SID per 28 Desember 2023 mencapai 12,16 juta, atau meningkat hampir 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir. Mayoritas masih didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun dengan total kepemilikan sebesar 79,16% dari total SID.
Penghimpunan dana di Pasar Modal melalui Penawaran Umum terus meningkat. Sampai 29 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 222 penawaran umum yang terdiri dari 77 Penawaran Umum Perdana Saham, 25 Penawaran Umum Terbatas, 120 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan atau Sukuk. Adapun total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp255,21 triliun, jauh di atas target Rp200 triliun dari 2023. Dari 222 kegiatan Penawaran Umum tersebut, 80 di antaranya adalah emiten baru.
Penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) juga terus bertambah. SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 494 pelaku UKM dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp1.043,81 miliar dari 168.068 pemodal melalui 16 platform penyelenggara SCF. ICBI tumbuh sebesar 8,63 persen dari 31 Desember 2022 sebesar 344,85 menjadi 374,61.
(hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Saham adalah instrumen investasi yang memiliki risiko kerugian. Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar pasar dengan analisa untuk meminimalisir risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual saham ada di tangan investor.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.