Bareksa.com - Berikut kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan periode 11-15 Desember 2023 dan saham pilihan rekomendasi Tim Analis Bareksa, Senin (18/12/2023):
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan pasar saham Indonesia yang tercemin yamg tercermin dari kinerja IHSG sepekan periode 11-15 Desember 2023 kembali menguat 0,44% menjadi 7.190,98 dari pekan sebelumnya 7.159,59. Penguatan IHSG utamanya ditopang sentimen keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) menahan suku bunga acuannya di rapat Desember. Ini menandai berakhirnya siklus kenaikan suku bunga global.
Pasar merespons positif isyarat 3 kali pemangkasan suku bunga The Fed di 2024. Suku bunga AS saat ini ditahan di level 5,25-5,5%, setelah 11 kali kenaikan sejak Maret 2022 hingga September 2023 sebesar 5,25%. Sinyal 3 kali pemangkasan suku bunga AS masing-masing 0,25% atau total 0,75% di 2024, kemudian 4 kali lagi pemangkasan di 2025 masing-masing 0,25% atau total 1%. Pada 2026, pemangkasan kembali dilakukan dengan prediksi suku bunga AS jadi 2-2,5%. Namun The Fed belum memastikan kapan pemangkasan mulai dilakukan. Pasar sebelumnya berekspektasi penurunan suku bunga AS mulai Maret, namun kini prediksi pemangkasan mungkin mulai Mei 2024.
Sinyal pemangkasan suku bunga mendorong euforia pasar, termasuk IHSG. Menurut BEI, nilai kapitalisasi pasar IHSG selama sepekan naik 0,54% jadi Rp11.535 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian saham sepekan naik 6,21% menjadi Rp14,99 triliun. Namun rata-rata volume transaksi harian saham melemah 9,6% selama sepekan menjadi 29,96 miliar lembar saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian saham selama sepekan juga turun 9,21% menjadi 1.266.561 kali transaksi.
Pada Jumat (15/12/2023), investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp249,95 miliar dan sepanjang tahun berjalan (YTD) atau 11,5 bulan terakhir, investor asing masih mencatatkan jual bersih Rp10,51 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang 2023 adalah 113 emisi dari 60 emiten senilai Rp120,69 triliun.
Total emisi obligasi dan sukuk di BEI hingga saat ini 546 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp464,56 triliun dan US$79,862 juta, diterbitkan oleh 128 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai Rp5.536,74 triliun dan US$486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,33 triliun.
Menurut Bank Indonesia (BI), selama periode 11-14 Desember 2023, rupiah ditutup di level Rp15.655 per dolar AS, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,72% dan yield UST (US Treasury) 10 tahun turun ke level 3,921%. Investor asing (nonresiden) tercatat beli neto Rp6,82 triliun, terdiri dari beli neto Rp3,98 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Selama tahun 2023 hingga 14 Desember, asing beli neto Rp76,66 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp45,35 triliun di SRBI.
Sentimen pekan ini yakni pelaku pasar mencermati rapat dewan gubernur BI pada 20-21 Desember 2023 yang diprediksi kembali menahan suku bunga acuan di level 6%. Pelaku pasar juga mulai berspekulasi soal potensi pemangkasan suku bunga BI di 2024.
Di tengah penguatan IHSG, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan:
Stock Pick | BBNI | MIKA | BSDE |
Last price | Rp5.275 | Rp2.760 | Rp1.045 |
Recommendation | Trading buy | Buy on weakness | Trading buy |
Entry | Rp5.250 | Rp2.750 | Rp1.040 |
Rp5.075 | Rp2.680 | Rp1.020 | |
Target price (TP) 1 | Rp5.400 | Rp2.830 | Rp1.065 |
Target price (TP) 2 | Rp5.475 | Rp2.870 | Rp1.080 |
Stop loss | Rp5.000 | Rp2.650 | Rp1.005 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 15/12/2023
Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 1,4% atau berkurang 75 poin menjadi Rp5.275 pada Jumat (15/12). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BBNI di rentang harga Rp5.075 hingga Rp5.250, dengan target harga ambil untung di Rp5.400 dan Rp5.475, serta stop rugi di Rp5.000.
Harga saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) naik 2,22% atau bertambah 60 poin menjadi Rp2.760 pada Jumat (15/12). Tim Analis Bareksa merekomendasikan beli saat melemah (BOW) saham MIKA di kisaran Rp2.680 hingga Rp2.750, dengan target harga ambil untung di Rp2.830 dan Rp2.870, serta stop rugi di Rp2.650.
Harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) stagnan di Rp1.045 pada Jumat (15/12). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BSDE di rentang harga Rp1.020 hingga Rp1.040, dengan target harga ambil untung di Rp1.065 dan Rp1.080, serta stop rugi di Rp1.005.
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menargetkan marketing sales pada 2024 mencapai Rp1,5 triliun, lebih tinggi dari proyeksi tahun ini Rp1,35 triliun. Target itu akan ditopang prospek sektor properti semakin menjanjikan tahun depan. Dengan banyaknya stok apartemen dan rumah akan membuat PWON mendapatkan keuntungan dari implementasi insentif pajak di sektor properti.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan volume produksi dan penjualan pada 2024 naik dari tahun ini. Prospek positif kinerja PTBA tahun depan seiring potensi dari memanasnya geopolitik dan harga batu bara dinilai masih atraktif. Untuk tahun ini, PTBA optimistis bisa mencapai target produksi dan penjualan.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menyampaikan akan melakukan tender offer Rp250 per lembar saham untuk 4,49 miliar lembar saham guna melakukan aksi go private. Angka itu lebih tinggi 34% dari harga saham rata-rata dalam 90 hari terakhir. RUPSLB akan dilaksanakan pada 19 Desember 2023 untuk memutuskan harga dan persetujuan penawaran tender sukarela.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.