Bareksa.com - Direktur Institutional Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Muhammad Iqbal menyampaikan tren suku bunga tinggi alias .higher for longer. akan berlangsung lebih lama dan baru akan selesai pada kuartal II 2024 mendatang. Hal itu disebabkan oleh masih tingginya tensi geopolitik di tingkat global, salah satunya konflik yang sedang terjadi di Timur Tengah, katanya dalam CEO Networking 2023 bertajuk .Achieving Sustainable Growth through Cohesive Collaboration. di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
"Dengan perkembangan tensi geopolitik yang tinggi, sepertinya trennya akan berlangsung lebih panjang dan Kami melihat bahwa kebijakan suku bunga tinggi ini masih akan terus tinggi dan baru akan turun di kuartal II- 2024," ujar Iqbal.
Dengan kemungkinan situasi itu, Ia mengingatkan perlunya likuiditas yang mencukupi sebagai prioritas utama bagi perbankan di Tanah Air. Konsekuensinya mungkin akan terjadi peningkatan cost of fund yang sangat signifikan. Selain menjaga kecukupan likuiditas, industri perbankan juga perlu menjaga portofolio kredit permodalan untuk memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
"Kami di BNI juga menjaga portofolio kredit permodalan guna memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang," ujar Iqbal.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan di level 5% dapat menjadi fondasi yang kuat untuk menciptakan iklim investasi yang baik ke depan. Ditambah, dengan target pemerintah terhadap pendapatan nasional bruto (PNB) Indonesia akan mencapai US$14.000 pada 2045 mendatang, dapat merubah ekonomi dalam negeri yang berbasis konsumsi menjadi investasi.
(IQPlus/31052382/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Saham adalah instrumen investasi yang memiliki risiko kerugian. Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar pasar dengan analisa untuk meminimalisir risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual saham ada di tangan investor.