Bareksa.com - Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut untuk memastikan inflasi terkendali. Hal itu karen The Fed perlu memastikan tekanan harga mulai mereda dan kinerja ekonomi AS yang membaik. The Fed berjanji melanjutkan dengan hati-hati pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi di pertemuan mendatang.
Powell mengatakan para pengambil kebijakan The Fed akan melakukan tindakan dengan hati-hati saat memutuskan apakah bakal melakukan pengetatan lebih lanjut. Namun, ia menjelaskan, bank sentral belum menyimpulkan suku bunga acuannya cukup tinggi untuk memastikan inflasi kembali ke target 2%."Adalah tugas The Fed untuk menurunkan inflasi ke sasaran Kami 2%, dan Kami akan melakukannya. Kami telah memperketat kebijakan secara signifikan selama setahun terakhir," kata Powell dalam pidato utama di Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole, dilansir dari The Business Times (28/8/2023).
"Meski inflasi turun dari puncaknya .sebuah perkembangan yang menggembirakan. namun inflasi masih terlalu tinggi. Kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan, dan bermaksud untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang ketat sampai Kami yakin bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuan kami," tambahnya.
Dalam konteks itu, kata Powell, data terkini telah menimbulkan kekhawatiran baru. "Kami memperhatikan tanda-tanda perekonomian mungkin tidak akan melambat seperti yang diharapkan, dengan belanja konsumen sangat kuat dan sektor perumahan mungkin akan pulih," kata Powell.
Perekonomian terus tumbuh di atas tren, kata Powell, dan jika hal ini terus berlanjut dapat membahayakan kemajuan inflasi dan memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut. Pernyataannya menunjukkan The Fed sedang bergulat dengan sinyal-sinyal yang bertentangan dari perekonomian.
"Powell terus berada dalam kesulitan. Tahun ini saya pikir dia menunjukkan bahwa dia senang dengan sejauh mana kebijakan moneter telah dicapai dan bagaimana inflasi diturunkan. Namun dia masih berpegang teguh pada anggapan bahwa masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan," kata Kepala Strategi Investasi State Street Global Advisors Michael Arone.
(IQPlus/23934283/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Saham adalah instrumen investasi yang memiliki risiko kerugian. Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar pasar dengan analisa untuk meminimalisir risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual saham ada di tangan investor.