Bareksa.com - Mengakhiri pekan ketiga September 2021 yang berlangsung mulai dari 13 hingga 17 September 2021, kinerja pasar saham dan pasar obligasi Indonesia kompak menunjukkan pergerakan positif.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menorehkan kenaikan 0,63 persen secara mingguan ke level 6.133,25. Kemudian di pasar obligasi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga berhasil mencatatkan kenaikan 0,22 persen di periode yang sama.
Meski pasar tampak sumringah sepanjang pekan lalu, namun memasuki pekan keempat September kembali tertekan. Sejak Kamis pekan lalu (16/9/2020) hingga Rabu (22/9/2021), indeks saham Tanah Air tercatat melemah 0,3 persen ditutup di level 6.108. Bahkan pada Selasa (21/9/2021), IHSG sempat anjlok di bawah level psikologis 6.100 atau tepatnya 6.060.
Ada beberapa sentimen yang menjadi penggerak pasar belakangan ini di antaranya pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed pada Rabu (22/9/2021) waktu AS, pelaku pasar cenderung wait and see karena menanti sinyal lebih jelas terkait kapan tapering off (pengurangan pembelian obligasi) akan dilakukan.
Kemudian hasil rapat The Fed atau Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis pagi ini, Kamis (23/9/2021) menunjukkan hasil sesuai perkiraan pelaku pasar. Meskipun rencana pengetatan kebijakan moneter The Fed kemungkinan terjadi pada November 2021, namun tingkat suku bunga acuan AS tahun ini akan tetap berada di level rendah.
Rencana The Fed untuk mengurangi program pembelian kembali obligasi pemerintah Negeri Abang Sam dari pasar (tapering off) seiring prospek pemulihan ekonomi negara itu pasca dihantam pandemi Covid-19.
Untuk diketahui, tapering off adalah upaya The Fed memberikan stimulus ekonomi negaranya dalam bentuk limpahan likuiditas ke perekonomian yang dilakukan dengan cara membeli aset-aset dari pasar finansial senilai US$120 miliar per bulan, kini akan dikurangi secara bertahap.
Seiring gejolak pasar saham dan obligasi dalam beberapa waktu terakhir, bagaimana kinerja Robo Advisor Bareksa? Tercatat kinerja Robo Advisor Bareksa terus meningkat di setiap kategori profil risiko, meskipun pasar sempat lesu.
Pada periode 22 April hingga 17 September 2021, kinerja Robo Advisor Bareksa untuk profil risiko sangat agresif berhasil mencatatkan imbal hasil 14,78 persen untuk periode kurang dari 5 bulan tersebut.
Tidak hanya itu, profil risiko agresif di Robo Advisor Bareksa berhasil membukukan cuan 12,9 persen dalam waktu kurang dari 5 bulan, moderat 9,7 persen, konservatif 7,58 persen, serta risk averse (penghindar risiko) return 5,51 persen.
Sumber : Bareksa
Positifnya kinerja Robo Advisor Bareksa karena fitur investasi cerdas ini menyesuaikan alokasi yang optimal dan pemilihan produk reksadana yang disesuaikan dengan kondisi pasar.
Produk reksadana saham yang disarankan Robo Advisor Bareksa saat ini berbasis saham bluechip yang dinilai masih murah dan memiliki potensi risiko yang lebih rendah.
Sementara itu, untuk reksadana pendapatan tetap di Robo Advisor Bareksa berbasis Surat Berharga Negara (SBN) yang dianggap lebih aman karena dijamin oleh negara.
Kinerja Robo Advisor Bareksa yang kinclong tersebut jauh mengungguli indeks acuan. Sepanjang periode 22 April - 17 September 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu naik 2,34 persen. Kemudian kinerja 4 indeks reksadana juga menunjukkan performa senada.
Kenaikan tertinggi dicatatkan indeks reksadana pendapatan tetap yang naik 2,59 persen, kemudian disusul indeks reksadana pasar uang 1,26 persen, indeks reksadana campuran 0,97 persen, serta indeks reksadana saham 0,52 persen.
Sumber : Bareksa
Robo Advisor Bareksa adalah robo advisor pertama di Indonesia yang mendapatkan lisensi sebagai penasihat investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI. Izin ini dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-17/D.04/2021 tentang Pemberian Izin Usaha Penasihat Investasi Kepada PT Bareksa Portal Investasi tertanggal 20 April 2021.
Robo advisor adalah konsultan finansial yang memberikan saran investasi digital dan mengelola portofolio investasi investor dengan menggunakan algoritma khusus yang dibangun dengan teknologi terdepan. Robo advisor juga merupakan salah satu fasilitas yang sering digunakan dalam dunia investasi terutama di Amerika Serikat. Namun kini Bareksa telah menghadirkan robo advisor pertama yang berlisensi OJK.
Keunggulan robo advisor yang dikembangkan Bareksa, ialah fitur ini menyediakan layanan perencanaan investasi otomatis, didukung oleh algoritma teori portofolio modern dan juga pengawasan manusia.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.