Bareksa.com - Daftar reksadana campuran reksadana terbaik di Bareksa Barometer per November 2024, untuk kinerja Oktober mencorong. Sebab, produk investasi yang memiliki fleksibilitas tinggi dalam mengelola portofolionya itu mampu mencatatkan imbal hasil hingga 33,3% dalam 3 tahun terakhir.
Kinerja cemerlang ini berhasil dicatatkan di tengah gejolak pasar modal akibat kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan memanasnya konflik geopolitik Timur Tengah. Tercatat 2 produk reksadana campuran terbaik di Bareksa Barometer yakni Setiabudi Dana Campuran (SDC) dan Sucorinvest Anak Pintar (SAP) masing mencatatkan cuan 33,3% dan 32% dalam 3 tahun terakhir.
Cuan yang menggiurkan ini karena strategi manajer investasi dalam mengelola reksadana tersebut. Menurut Tim Analis Bareksa, untuk Setiabudi Dana Campuran, sekitar 60% dialokasikan di saham, terutama yang kapitalisasi besar (big caps), 21% di obligasi dan sisanya di pasar uang. Reksadana Campuran memiliki fleksibilitas alokasi investasi menyesuaikan kondisi pasar modal agar mendapatkan imbal hasil optimal.
Senada, pengelolaan reksadana campuran Sucorinvest Anak Pintar juga saat ini lebih banyak dialokasikan di instrumen saham hingga di atas 78%, disusul obligasi 18% dan sisanya pasar uang. Alokasi saham reksadana kelolaan Sucor Asset Management ini lebih banyak di saham kapitalisasi menengah (mid cap) dan kecil (small cap) di sektor properti, ritel, hingga energi. Ini karena manajer investasi mengharapkan pertumbuhan harga yang lebih tinggi dibandingkan saham big caps.
Sucorinvest Anak Pintar meraih skor Barometer Point 4,5 dengan dana kelolaan per September 2024 senilai Rp186,74 miliar, sedangkan Setiabudi Dana Campuran meraih Barometer Point 4 dan dana kelolaan Rp75,2 miliar.
Namun menurut Tim Analis Bareksa, investor perlu memperhatikan tingginya potensi imbal hasil biasanya beriringan dengan fluktuasinya yang juga lebih tinggi. Karena itu, investor bisa memilih kembali mana produk reksadana campuran yang lebih sesuai dengan profil risikonya. Secara umum, reksadana campuran cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang, bagi investor dengan profil risiko moderat hingga agresif, serta jangka waktu investasi disarankan 3-5 tahun.
Adapun untuk produk pendapatan tetap, mayoritas masih didominasi oleh produk yang berbasis obligasi korporasi, dan ada sedikit alokasi di obligasi negara (SBN). Contohnya seperti Trimegah Dana Tetap Syariah saat ini memiliki alokasi sekitar 70-80% di obligasi korporasi, lalu ada porsi SBN tenor maksimal 3 tahun di bawah 10% dan sisanya pasar uang. Porsi SBN ini yang menjadi booster ketika pasar obligasi mengalami kenaikan dan biasanya ditandai dengan penurunan yield acuan.
Kemudian reksadana yang murni mengalokasikan portofolionya di obligasi korporasi dengan porsi mencapai 85% dan sisanya pada pasar uang, yakni STAR Stable Amanah Sukuk. Dengan strategi ini, produk STAR dapat menjaga kestabilan kinerjanya dan risiko yang terjaga karena dialokasikan pada obligasi yang memiliki minimal peringkat “A” serta rata-rata tenor jangka pendek di bawah 3 tahun.
Trimegah Dana Tetap Syariah meraih skor Barometer Point 5 dengan dana kelolaan Rp461 miliar dan STAR Stable Amanah skor Barometer Point 4,5 dengan kelolaan Rp335 miliar. Setahun terakir reksadana yang dikelola sesuai prinsip syariah itu yakni Trimegah Dana Tetap Syariah mencatatkan imbal hasil 8,5% dan STAR Amanah return 6,69%.
Jumlah reksadana pendatang baru di Bareksa Barometer bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya ada 8 produk. Terbanyak di daftar top 5 reksadana saham yang kedatangan 3 pendatang baru yakni Sucorinvest Maxi Fund, Allianz Alpha Sector Rotation dan TRIM Kapital Plus.
Kemudian Syailendra Balanced Opportunity Fund Kelas A jadi pendatang baru di daftar top 5 reksadana campuran terbaik, STAR Stable Amanah Sukuk dan Capital Fixed Income Fund pendatang baru di daftar top 5 reksadana pendapatan tetap, serta Shinhan Money Market Fund dan STAR Money Market Kelas Utama jadi pendatang baru di daftar top 5 reksadana pasar uang terbaik Bareksa Barometer bulan ini.
Daftar selengkapnya reksadana terbaik di Bareksa Barometer per November 2024 ialah sebagai berikut:
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM September 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
Sucorinvest Anak Pintar | sucorinvest Asset Management | Rp186,74 miliar | 4,5 | 32,05% |
Setiabudi Dana Campuran | Setiabudi Investment Management | Rp75,2 miliar | 4 | 33,34% |
Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A | Trimegah Asset Management | Rp237,49 miliar | 4 | 21,66% |
Sucorinvest Citra Dana Berimbang | Sucorinvest Asset Management | Rp161,72 miliar | 3,5 | 25,23% |
Syailendra Balanced Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp79,27 miliar | 3,5 | 4% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/11/204
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM September 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp461,28 miliar | 5 | 8,5% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | Trimegah Asset Management | Rp17,25 miliar | 5 | 7,14% |
STAR Stable Amanah Sukuk* | Surya Timur Alam Raya Asset Management | Rp335,24 miliar | 4,5 | 6,69% |
Bahana Obligasi Ganesha Kelas G | Bahana TCW Investment Management | Rp112,41 miliar | 4,5 | 6,75% |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp2,01 triliun | 4,5 | 7,43% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/11/204, *YTD
Beli Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Beli Trimegah Dana Obligasi Nusantara di Sini
Beli STAR Stable Amanah Sukuk di Sini
Beli Capital Fixed Income di Sini
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM September 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp867 miliar | 5 | 5,95% |
Insight Money | Insight Investments Management | Rp821,77 miliar | 4,5 | 6,16% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp718,88 miliar | 4,5 | 5,42% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp457,24 miliar | 4 | 5,46% |
STAR Money Market Kelas Utama | Surya Timur Alam Raya Asset Management | Rp36,94 miliar | 4 | 5,31% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/11/204
Beli Capital Money Market Fund di Sini
Beli Shinhan Money Market di Sini
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM September 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp279,06 miliar | 3 | 5,71% |
STAR Infobank 15 Kelas Utama | Surya Timur Alam Raya Asset Management | Rp39,81 miliar | 3 | 11,45% |
PNM INDEKS INFOBANK15 | PNM Investment Management | Rp5,33 miliar | 3 | 10,48% |
AVRIST IDX30 | Avrist Asset Management | Rp146,04 miliar | 3 | 4,34% |
Principal Index IDX30 Kelas O | Principal Asset Management | Rp58,5 miliar | 3 | 3,92% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/11/204
Beli BNP Paribas IDX Growth30 di Sini
Reksadana Saham | Manager Investasi | AUM September 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Sucorinvest Sustainability Equity Fund | Sucorinvest Asset Management | Rp28,09 miliar | 5 | 15,75% |
Sucorinvest Maxi Fund | Sucorinvest Asset Management | Rp137,16 miliar | 4,5 | 7,17% |
Allianz Alpha Sector Rotation | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | Rp217,35 miliar | 4 | 6,64% |
TRIM Kapital Plus | Trimegah Asset Management | Rp254,43 miliar | 4 | 8,89# |
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A | Eastspring Investments Indonesia | Rp135,97 miliar | 4 | 7,78% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/11/204
Beli TRIM Kapital Plus di Sini
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.