Bareksa.com - Rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) yakni Federal Open Meeting Committee (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5-5,25% pada Rabu (14/6/2023). Keputusan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan ini merupakan pertama kali dalam 15 bulan terakhir.
Hal itu dilakukan karena The Fed ingin mengukur dampak dari 10 kenaikan suku bunga acuan berturut-turut sebelumnya, terhadap ekonomi Negara Paman Sam. The Fed juga memproyeksikan bakal ada dua kenaikan lagi di akhir tahun, masing-masing 25 basis poin atau 0,25%.
Menyusul keputusan The Fed, Bursa Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street berakhir beragam pada Rabu (14/6/2023). Indeks S&P 500 naik 0,08% jadi 4.372,59 poin. Nasdaq naik 0,39% menjadi 13.626,48 poin dan Dow Jones Industrial Average turun 0,68% menjadi 33.979,33 poin.
Kemudian harga minyak mentah turun akibat sentimen The Fed dan meningkatnya pasokan minyak mentah AS. Harga minyak mentah Brent turun 1,5% jadi US$73,20 per barel pda Rabu. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,7% jadi US$68,27. Harga emas di pasar spot naik tipis 0,1% menjadi US$1.945,19 per ounce pada Rabu dan harga emas berjangka AS naik 0,5% menjadi US$1.968,9.
Adapun pasar saham Indonesia yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang pengumuman hasil rapat The Fed ditutup melemah 0,29% pada Rabu (14/6/2023) jadi 6.699,72.
Sentimen keputusan soal suku bunga AS yang ditahan namun masih berpotensi naik 2 kali lagi tahun ini, memiliki efek beragam di beberapa instrumen investasi tersebut. Di tengah kondisi pasar seperti ini, apa yang harus dilakukan investor?
Tim Analis Bareksa baru saja memperbaharui daftar reksadana unggulan dalam Bareksa Barometer pekan ini. Daftar reksadana reksadana unggulan dalam Bareksa Barometer selalu diupdate setiap pekan menyesuaikan kondisi pasar.
Beberapa pendatang baru dalam daftar reksadana unggulan Bareksa Barometer pekan ini yang merupakan pekan kedua dan jelang pekan ke-3 Juni 2023 ini ialah Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A dan TRAM Alpha.
Manulife Obligasi Negara Indonesia II langsung masuk di ranking 3 dalam daftar reksadana pendapatan tetap unggulan Bareksa Barometer. Dengan dana kelolaan Rp4,6 triliun pada Mei 2023, reksadana yang sering disebut sebagai MONI II ini meraih barometer point 4 dengan kinerja imbal hasil 11,22 setahun terakhir.
Sedangkan TRAM Alpha masuk di ranking 4 dalam daftar top 5 reksadana campuran unggulan Bareksa Barometer. Dengan skor Barometer Point 3, reksadana ini mengelola dana investor Rp107,7 miliar dengan kinerja imbal hasil 3,8% setahun terakhir.
Daftar reksadana lainnya adalah nama-nama produk yang sama dengan pekan sebelumnya. Daftar reksadana yang masuk unggulan Bareksa Barometer tercatat memiliki imbal hasil di kisaran 5-6% untuk reksadana saham, cuan 6-11% untuk reksadana pendapatan tetap, 3-17% untuk reksadana campuran, kisaran imbalan 4% untuk reksadana pasar uang dan cuan hingga 11% untuk reksadana indeks.
Beli BNP Paribas Ekuitas di Sini
Beli TRIM Kapital Plus di Sini
Daftar selengkapnya produk reksadana yang jadi unggulan Bareksa Barometer ialah sebagai berikut :
Reksadana Saham | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun (%) |
BNP Paribas Ekuitas | 1.280,6 | 4 | 6,35 |
BNP Paribas Pesona | 748,1 | 4 | 4,05 |
TRIM Kapital | 266,9 | 4 | 5,61 |
BNP Paribas Infrastruktur Plus | 738,7 | 4 | 2,08 |
TRIM Kapital Plus | 166,5 | 4 | 5,01 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 14 Juni 2023
Beli Allianz Fixed Income di Sini
Beli Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II di Sini
Beli Manulife Obligasi Negara Indonesia II di Sini
Reksadana Pendapatan Tetap | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point | Imbal hasil 1 Tahun (%) |
Allianz Fixed Income Fund 2 | 94,7 | 4 | 11,04 |
Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II | 533,6 | 4 | 10,72 |
Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A | 4.661,2 | 4 | 11,22 |
Bahana MES Syariah Fund Kelas G | 325,4 | 4 | 6,97 |
Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A | 5.921,4 | 4 | 10,32 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 14 Juni 2023
Beli Eastspring IDR Fixed Income Fund di Sini
Beli Schroder Dana Terpadu II di Sini
Beli Schroder Dynamic Balanced di Sini
Reksadana Campuran | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun (%) |
Schroder Dana Terpadu II | 614,8 | 5 | 11,53 |
Schroder Dynamic Balanced Fund | 72,9 | 4.5 | 12,93 |
Schroder Syariah Balanced Fund | 103,4 | 4 | 6,79 |
TRAM Alpha | 107,7 | 3 | 3,8 |
Sucorinvest Anak Pintar | 252,7 | 3 | 17,98 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 14 Juni 2023
Beli Schroder Syariah Balanced Fund di Sini
Beli Capital Money Market Fund di Sini
Beli STAR Money Market di Sini
Reksadana Pasar Uang | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun (%) |
Capital Money Market Fund | 295,6 | 4.5 | 4,72 |
Capital Sharia Money Market | 46,9 | 4.5 | 4,15 |
Mega Dana Kas | 372,5 | 4.5 | 4,33 |
STAR Money Market | 150,3 | 4 | 4,13 |
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia | 217,8 | 4 | 4,24 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 14 Juni 2023
Beli Reksadana Indeks Syailendra MSCI di Sini
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Beli Allianz SRI KEHATI di Sini
Reksadana Indeks | Dana Kelolaan (Rp Miliar) | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun (%) |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | 685 | 4.5 | 11,73 |
BNP Paribas Sri Kehati | 1.619,3 | 4.5 | 11,46 |
Allianz SRI KEHATI Index Fund | 188,3 | 4.5 | 10,01 |
Avrist Indeks LQ45 | 684,3 | 4.5 | -3,75 |
Danareksa Indeks Syariah | 38,2 | 3.5 | -4,17 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 14 Juni 2023
Apa inovasi terbaru yang diterapkan Bareksa Barometer dalam menilai produk reksadana? Berbeda dengan metode sebelumnya, kini Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar.
Model baru ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal. Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan secara optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Christian Halim/AM)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.