Bareksa.com - Investasi sedini mungkin sebaiknya dilakukan oleh setiap orang, termasuk generasi milenial dan generasi Z yang menyandang status sebagai generasi sandwich. Rantai generasi sandwich sangat mungkin Kamu putus dengan cara berinvestasi.
Katarina Setiawan – Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyampaikan milenial dan generasi Z yang menjadi bagian dari generasi sandwich, memang mengalami kondisi berat. Karena itulah, perlu investasi sedini mungkin untuk memutus rantai generasi sandwich.
"Diharapkan pada masa pensiun tidak membebani anak kita sehingga anak bisa bebas untuk memenuhi kebutuhannya, jadi tidak lagi sandwich dan fokus. (kondisi generasi sandwich) ini semakin penting untuk investasi sejak dini mungkin," kata Katarina dalam Press Conference Diverse Asia – Retirement Thought Leadership Series via Webinar Zoom, Kamis (15/12/2022).
Sandwich generation atau generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller (1981), seorang profesor sekaligus direktur praktikum Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (AS). Dorothy memperkenalkan istilah generasi sandwich dalam jurnal berjudul The 'Sandwich' Generation: Adult Children of the Aging.
Dalam jurnal tersebut, Dorothy mendeskripsikan generasi sandwich sebagai generasi orang dewasa yang harus menanggung tidak hanya hidupnya sendiri, tapi juga orang tua dan anak-anak mereka. Generasi sandwich rentan mengalami banyak tekanan karena mereka merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan juga anak-anak mereka.
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Sementara itu hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan penduduk Indonesia didominasi Generasi Z. Melansir Databoks Katadata, dari total terdapat 74,93 juta, atau 27,94% dari total penduduk Indonesia merupakan generasi Z. Generasi Z saat ini diperkirakan berusia 8 hingga 23 tahun. Memang, belum semua usia Generasi Z produktif akan tetapi sekitar 7 tahun lagi seluruh Generasi Z akan masuk usia produktif.
Selain Generasi Z, komposisi penduduk terbesar Indonesia selanjutnya berada di usia produktif, yaitu milenial sebanyak 69.38 juta atau 25,87%, dan Generasi X 58,65 juta atau 21,88%. Sementara penduduk paling sedikit adalah Pre Boomer sebanyak 5,03 juta atau 1,87%.
Pre Boomer merupakan penduduk yang lahir sebelum 1945, Baby Boomer kelahiran 1946 hingga 1964, dan Generasi X 1965 hingga 1980. Sementara Milenial lahir pada periode 1981 hingga 1996. Sedangkan Gen Z adalah mereka yang lahir pada 1997 hingga 2012, dan Post Gen Z kelahiran 2013 hingga seterusnya.
Sumber: Databoks Katadata
Ingin Raih Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Berikut tiga pilihan investasi khas Bareksa yang bisa dipertimbangkan termasuk untuk Kamu generasi milenial dan Gen Z agar merdeka finansial pun di hari tua :
Reksadana dikelola oleh manajer investasi/MI berpengalaman dan mengelola dananya secara profesional. Tersedia lebih dari 300 produk reksadanadi Bareksa, dengan beragam jenis reksadana antara lain reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana campuran, dan reksadana indeks.
Investasi reksadana juga fleksibel karena investor bisa mencairkan dananya kapan saja. Tidak harus menunggu hingga jangka waktu tertentu untuk dapat mencairkan dana tersebut. Reksadana online praktis karena semua serba dilakukan secara online, bisa kapan saja dan di mana saja.
Kelebihan lainnya adalah nilai minimum investasi di reksadana sangat terjangkau, bisa mulai Rp10.000. Reksadana diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga independen negara yang mengawasi seluruh kegiatan di dalam sektor keuangan.
Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana, Klik di Sini
SBN Ritel merupakan produk investasi yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan kepada individu atau investor ritel. Keuntungan investasi di SBN Ritel antara lain 100 persen aman karena dijamin negara dan Undang-Undang, meraih cuan sekaligus berkontribusi menyediakan pembiayaan pembangunan negara, dan mudah serta praktis karena semua dilakukan secara online.
Dalam dua tahun terakhir, pemerintah menerbitkan 6 seri SBN Ritel setiap tahunnya. SBN Ritel tahun ini terdiri dari SBN Ritel jenis konvensional yakni Surat Utang Negara (SUN) Ritel 3 seri yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI) 2 seri, Savings Bond Ritel (SBR) 1 seri, serta SBN Ritel jenis syariah atau SBSN yaitu Sukuk Tabungan (ST) 1 seri dan Sukuk Negara Ritel (SR) 2 seri.
Ingin Raih Cuan dari Investasi di SBN Ritel? Klik di Sini
Melalui fitur Bareksa Emas, Bareksa menyediakan investasi emas fisik dengan fasilitas titipan. Bareksa Emas bekerja sama dengan mitra yang memiliki lisensi dari OJK sebagai perusahaan gadai yang dapat menjalankan usaha penitipan emas, yakni Indogold, Pegadaian, dan Treasury.
Investasi emas di Bareksa sangat terjangkau bisa mulai Rp50.000 atau ukuran 0,1 gram saja. Pendaftaran Bareksa Emas cukup dilakukan secara online, setelah itu investor bisa melakukan transaksi beli dan jual emas online.
Jadi instrumen apa saja yang Kamu pilih? Pastikan jenis dan produk investasi yang dipilih, sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi Kamu ya.
Investasi Emas Aman dan Mudah, Klik di Sini
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.