BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Investasi di Reksadana dan Emas Paling Digemari Milenial, Generasi X dan Z

Abdul Malik05 Desember 2022
Tags:
Investasi di Reksadana dan Emas Paling Digemari Milenial, Generasi X dan Z
Ilustrasi investor generasi milenial yang berbondong-bondong berinvestasi di reksadana, emas, dan SBN Ritel secara online melalui ponsel seperti di Bareksa. (Shutterstock)

Investasi melalui aplikasi terbanyak dipilih karena kemudahannya

Bareksa.com - Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam berinvestasi semakin meningkat, terutama pasca Pandemi Covid-19. Emas dan reksadana jadi instrumen investasi yang paling digemari terutama oleh generasi Z, milenial, dan X. Baru-baru ini, sebuah lembaga survei, Populix menjalankan survei untuk melihat kembali tentang kesadaran dan perilaku masyarakat Indonesia dalam berinvestasi, serta rencana investasi mereka di masa depan.

Laporan survei berjudul "Insights and Future Trends of Investment in Indonesia" ini menunjukkan masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran yang lebih baik dalam berinvestasi. Mayoritas (72%) responden mengatakan telah mulai berinvestasi, terutama di kalangan generasi milenial.

Angka itu meningkat apabila dibandingkan dengan survei Populix pada Januari 2021, yang mengungkap hanya ada kurang dari setengah responden (44%) yang telah mulai berinvestasi. Co-Founder dan CEO Populix, Dr. Timothy Astandu mengatakan survei itu menunjukkan semakin banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yang kini melek investasi.

Promo Terbaru di Bareksa

"Kehadiran berbagai aplikasi investasi di tanah air juga tentunya mendorong inklusivitas kepada anak muda untuk mulai berinvestasi, di mana hal ini terlihat juga dari mayoritas responden yang memilih untuk menjalankan investasi melalui aplikasi," kata Timothy seperti dilansir Marketing.co.id, Rabu (30/11/2022).

Sebelum memutuskan berinvestasi, hasil survei juga menemukan para responden telah mempertimbangkan aspek-aspek kondisi keuangan mereka, kejelasan informasi, serta profil risiko dari masing-masing instrumen investasi. Hasil survei menujukkan saat ini responden sudah memiliki kesadaran dan literasi keuangan yang lebih baik sebelum memulai untuk berinvestasi.

Mayoritas responden (64%) dari segala rentang usia memiliki tujuan utama berinvestasi untuk mengumpulkan dana darurat. Secara khusus jika melihat perilaku berinvestasi dari setiap generasi, survei menunjukkan selain untuk mengumpulkan dana darurat, Gen Z dan milenial cenderung berinvestasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan, sementara Gen X memiliki tujuan untuk mengumpulkan dana pensiun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan generasi menjadi enam yaitu Post Generasi Z (Post Gen Z), Generasi Z (Gen Z), Milenial, Generasi X (Gen X), Baby Boomer, dan Pre-Boomer. Post Gen Z adalah generasi yang lahir pada 2013 dan seterusnya. Adapun Gen Z, merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 8-23 tahun. Sedangkan Milenial yaitu generasi yang lahir pada 1981-1996 (saat ini berusia 24-39 tahun).

Selanjutnya Gen X adalah generasi yang lahir pada 1965-1980 (sekarang berusia 40-55 tahun). Kemudian Baby Boomer, yaitu generasi yang saat ini berusia 56-74 tahun (lahir 1946-1964). Terakhir adalah Pre-Boomer merupakan generasi yang lahir sebelum 1945.

Reksadana Terbanyak Dipilih

Hasil survei tersebut mengungkapkan reksadana (47%) masih menempati instrumen investasi terbanyak dipilih masyarakat Indonesia sejak tahun 2021. Instrumen investasi lain yang saat ini juga banyak dipilih meliputi perhiasan emas (46%), saham (32%), logam mulia (30%), deposito (29%), properti (21%), hingga kripto (20%).

Menariknya, Gen Z cenderung memilih investasi dalam bentuk reksadana. Sementara milenial dan Gen X lebih tertarik berinvestasi pada perhiasan emas. Instrumen investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memiliki profil risiko rendah merupakan dua alasan utama para responden dalam memilih instrumen investasi yang dituju.

Sumber Dana Investasi

Lebih lanjut untuk mencari informasi seputar instrumen investasi, sebagian besar (68%) masyarakat Indonesia memanfaatkan media sosial, khususnya YouTube dan Instagram. Selain itu, mereka juga mencari informasi resmi dari OJK (42%), teman atau rekan kerja (40%), situs resmi institusi keuangan (34%), dan influencer (32%).

Dalam berinvestasi, 5 dari 10 responden mengatakan mereka menyisihkan sebagian dana dari pendapatan rutin serta tabungan mereka. Di antara 54% responden yang mengalokasi anggaran dari pendapatan rutin, mayoritas menyisihkan sekitar Rp100.000 hingga Rp250.000 dari pendapatan mereka.

Di sisi lain, responden juga mengalokasikan 5-10% untuk sumber dana investasi dari pendapatan lainnya seperti tabungan, bonus atau penghasilan tambahan, THR, dana dari keluarga, dana darurat dan hasil penjualan aset.

Investasi Lewat Platform Aplikasi

Responden cenderung berinvestasi melalui platform aplikasi, bank, atau bahkan keduanya. Sebesar 71% responden memilih berinvestasi melalui aplikasi karena kemudahan dalam satu aplikasi, ketentuan investasi yang tidak rumit, serta hanya membutuhkan modal yang relatif kecil.

Di sisi lain, 44% responden yang memilih untuk berinvestasi melalui bank mengatakan mereka menganggap bank sebagai perusahaan terpercaya untuk keperluan investasi, kemudahan dalam berinvestasi, dan memiliki ketentuan yang tidak rumit.

Di tengah meningkatnya minat masyarakat dalam berinvestasi, masih terdapat 28% responden yang belum berinvestasi karena kondisi keuangan yang tidak mencukupi untuk memulai investasi (78%).

Hasil survei juga menyebutkan masih terdapat pemahaman bahwa investasi membutuhkan dana besar (36%), takut mengambil risiko (32%), kesulitan untuk memahami informasi seputar investasi (20%), trauma pengalaman penipuan investasi di masa lalu (14%), dan bertentangan dengan kepercayaan atau berisiko mengandung riba (8%).

Selain itu diketahui juga bahwa 95% responden sudah memiliki rencana untuk berinvestasi di masa depan, terutama pada instrumen logam mulia (49%), perhiasan emas (42%), saham (42%), properti (37%), reksadana (35%) dan deposito (32%).

Investasi di Bareksa

Sejatinya investasi dilakukan oleh semua orang dari semua generasi. Bisa untuk kebaikan masa depan keuangannya sendiri maupun keluarga. Nah, berikut tiga pilihan investasi khas Bareksa yang bisa dipertimbangkan untuk menjadi pribadi merdeka finansial :

1. Reksadana

Reksadana dikelola oleh manajer investasi/MI berpengalaman dan mengelola dananya secara profesional. Tersedia lebih dari 200 produk reksadana di Bareksa, dengan beragam jenis reksadana antara lain reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana campuran, dan reksadana indeks.

Investasi reksadana juga fleksibel karena investor bisa mencairkan dananya kapan saja. Tidak harus menunggu hingga jangka waktu tertentu untuk dapat mencairkan dana tersebut. Reksadana online praktis karena semua serba dilakukan secara online, bisa kapan saja dan di mana saja.

Kelebihan lainnya adalah nilai minimum investasi di reksadana sangat terjangkau, bisa mulai Rp10.000. Reksadana diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga independen negara yang mengawasi seluruh kegiatan di dalam sektor keuangan.

2. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel

SBN Ritel merupakan produk investasi yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan kepada individu atau investor ritel. Keuntungan investasi di SBN Ritel antara lain aman karena 100% dijamin negara dan Undang-Undang, meraih cuan sekaligus berkontribusi menyediakan pembiayaan pembangunan negara, dan mudah serta praktis karena semua dilakukan secara online.

Dalam dua tahun terakhir, pemerintah menerbitkan 6 seri SBN Ritel setiap tahunnya. SBN Ritel tahun ini terdiri dari SBN Ritel jenis konvensional yakni Surat Utang Negara (SUN) Ritel 3 seri yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI) 2 seri, Savings Bond Ritel (SBR) 1 seri, serta SBN Ritel jenis syariah atau SBSN yaitu Sukuk Tabungan (ST) 1 seri dan Sukuk Negara Ritel (SR) 2 seri.

3. Emas Batangan

Melalui fitur Bareksa Emas,Bareksa menyediakan investasi emas fisik dengan fasilitas titipan. Bareksa Emas bekerja sama dengan mitra yang memiliki lisensi dari OJK sebagai perusahaan gadai yang dapat menjalankan usaha penitipan emas, yakni Indogold, Pegadaian, dan Treasury.

Investasi emas di Bareksa sangat terjangkau bisa mulai Rp50.000 atau ukuran 0,1 gram saja. Pendaftaran Bareksa Emas cukup dilakukan secara online, setelah itu investor bisa melakukan transaksi beli dan jual emas online.

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua