Bareksa.com - Kinerja pasar saham Tanah Air pada paruh pertama tahun ini menorehkan hasil yang cukup positif, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan kenaikan 5,02 persen year to date (YTD) ke level 6.911,58. Capaian tersebut menghantarkan indeks saham kebanggaan Indonesia tersebut menjadi indeks saham dengan imbal hasil (return) terbaik di kawasan Asia Pasifik.
Ranking IHSG dibandingkan indeks saham global lainnya juga terbilang baik. IHSG sukses menduduki peringkat kelima terbaik dunia dari sisi return. Kinerja IHSG yang menorehkan kenaikan cukup baik sepanjang semester I 2022, secara umum justru tidak sejalan dengan kinerja reksadana berbasis ekuitas.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham harus puas mengalami koreksi 0,16 persen YTD yang membawanya di peringkat ketiga. Di bawahnya atau posisi terakhir, ada indeks pendapatan tetap yang melemah 1,03 persen.
Adapun di peringkat pertama dan kedua diraih oleh indeks reksadana campuran dan indeks reksadana pasar uang dengan kenaikan masing-masing 1,35 persen dan 0,96 persen.
Meskipun secara umum gagal menjadi yang terbaik, ternyata produk reksadana saham masih mendominasi top 10 reksadana dengan imbal hasil (return) tertinggi sepanjang paruh pertama tahun ini dengan 6 produk.
Sumber: Bareksa
Satu hal yang cukup menarik, di jajaran dua teratas yang berhasil menorehkan kinerja dua digit salah satunya diraih oleh produk reksadana campuran yakni Setiabudi Dana Campuran yang mencatatkan apresiasi 12,3 persen.
Dengan kinerja yang mengesankan itu, lantas bagaimana kinerja underlying asset yang masuk ke dalam portofolio reksadana campuran milik PT Setiabudi Investment Management tersebut?
Kode Saham | Nama | YTD (%) per 30 Juni 2022 |
ASII | Astra International Tbk | 16.23 |
BJBR | Bank BJB Tbk. | 3.00 |
- | Bank UOB Indonesia | - |
BMRI | Bank Mandiri (Persero) Tbk | 12.81 |
PTBA | Bukit Asam Tbk | 40.96 |
- | Government | - |
INKP | Indah Kiat Pulp & Paper Tbk | (2.88) |
INDF | Indofood Sukses Makmur Tbk | 11.46 |
PGAS | Perusahaan Gas Negara Tbk | 15.64 |
SGRO | Sampoerna Agro Tbk | 6.27 |
Sumber: FFS, diolah Bareksa
Berdasarkan fund fact sheet edisi Mei 2022, top 10 underlying asset Setiabudi Dana Campuran 8 diantaranya merupakan aset saham, sementara dua lainnya masing-masing adalah efek pasar uang dan Surat Berharga Negara.
Dari kedelapan saham tersebut, terlihat hanya ada 1 saham yang menorehkan kinerja negatif yakni INKP dengan koreksi 2,88 persen YTD. Adapun 7 saham lainnya mampu mencatatkan kinerja positif dengan apresiasi terbesar dicapai oleh PTBA dengan lonjakan 40,96 persen YTD.
Dengan demikian, maka cukup wajar jika reksadana campuran dengan dana kelolaan Rp61,70 miliar (Mei 2022) tersebut berhasil mencatatkan kinerja yang mengesankan pada semester I-2022.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.