Bareksa.com - Daya tarik sektor teknologi mulai menurun karena faktor global, sehingga aliran dana masuk ke sektor tech berkurang. Bagaimana dampaknya dan apa yang perlu dilakukan investor reksadana?
Dalam kondisi kebijakan pengetatan keuangan global dan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS, para pemodal perusahaan start-up saat ini mulai beralih ke aset yang lebih rendah risiko.
Hal tersebut membuat aliran dana ke start-up yang selama ini mengalir deras, berkurang. Bahkan, para investor pun cenderung mengurangi investasinya pada pertengahan tahun ini.
Di Amerika sendiri, terdapat 13.200 pemutusan hubungan kerja bagi para pekerja dari 60 perusahaan start-up semenjak bulan Mei 2020. Gelombang PHK juga dialami sejumlah start-up besar Tanah Air, seperti Tanihub, LinkAja, Zenius, Fabelio dan Uang Teman.
Dengan berkurangnya aliran pemodal start-up di sektor new economy saat ini, sektor old economy akan kembali terdorong naik.
Saat ini, di Bursa Efek Indonesia, memang komposisi perusahaan teknologi yang terdaftar masih terbilang kecil, hanya Bukalapak (BUKA) dan Gojek-Tokopedia (GOTO) yang merupakan pemain besar.
Baca juga GOTO Susul BUKA Masuk Indeks LQ45, 19 Reksadana Koleksi Sahamnya
Sehingga, Tim Analis Bareksa melihat momentum pembalikan arah yang lebih baik untuk saham berkapitalisasi besar dan blue chip seperti sektor perbankan, serta sektor energi.
Menurut proyeksi Tim Analis Bareksa, reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor tersebut masih akan memiliki peluang untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik di tahun ini.
Berikut sejumlah produk reksadana saham dan reksadana indeks saham di Bareksa yang isi portofolionya adalah saham berkapitalisasi besar dan blue chip seperti sektor perbankan, serta sektor energi.
No | Reksadana Saham & Indeks | Return 1 Tahun (%) | Barometer |
1 | Avrist IDX30 | 20.6 | 4.50 |
2 | Principal Index IDX30 Kelas O | 20.25 | 4.50 |
3 | Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A | 17.79 | 4.25 |
4 | Avrist Ada Saham Blue Safir | 21.64 | 4.25 |
5 | TRIM Kapital Plus | 21.16 | 4.13 |
6 | TRIM Kapital | 21.79 | 4.13 |
7 | Eastspring Investments Value Discovery Kelas A | 16.35 | 4.13 |
8 | BNP Paribas Sri Kehati | 22.72 | 4.13 |
9 | Allianz SRI KEHATI Index Fund | 23.67 | 4.13 |
10 | Batavia Dana Saham | 12.81 | 4.13 |
Sumber: Bareksa, data return NAV per 31 Mei 2022
Perlu diingat, demi kenyamanan berinvestasi, smart investor sebaiknya memilih reksadana berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi.
Baca juga Rutin atau Baru Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa, Raih Reksadana hingga Rp50 Ribu
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.