Bareksa.com - Sektor energi, terutama batu bara memiliki potensi menarik seiring dengan perkembangan harga komoditas menyusul efek perang Ukraina-Rusia. Reksadana berbasis energi juga patut dicermati oleh smart investor sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi.
Harga batu bara, yang menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik, masih bertahan di level cukup tinggi, yaitu di kisaran US$385 per ton, per 11 Mei 2022. Tingginya harga batu bara karena pasokan energi terbatas akibat efek perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: Saham Sektor Energi Terbang Tinggi, Cuan Reksadana Ini Berpotensi Melambung
Kemudian, seperti dilansir dari berbagai sumber, kebutuhan listrik untuk pendingin di India semakin meningkat, akibat adanya gelombang panas yang dialami negara tersebut. Krisis listrik terjadi di India menyusul stok batu bara kian menipis, sehingga harga semakin naik.
Dampak dari peningkatan harga komoditas energi ini, saham-saham terkait energi dan batu bara di Bursa Efek Indonesia juga ikut menguat. Bahkan, sejak awal tahun, sektor energi menjadi satu penopang terbesar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berkaitan dengan harga dan kinerja sektor saham energi, sejumlah reksadana saham berbasis energi juga menguat dan mengalahkan kinerja IHSG sepanjang tahun ini (Year to Date/YTD).
Grafik Kinerja Reksa Dana Saham Berbasis Energi April 2022 dan YTD
Sumber: Bareksa Research Team, data Year to Date (YtD) per 11 Mei 2022
Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara berpotensi mendapat permintaan tambahan ekspor batu bara ke India. Saat ini, India termasuk negara tujuan ekspor Indonesia terbesar kedua setelah China. Pada 2021, total ekspor batu bara Indonesia ke india mencapai 65 juta ton.
Ekspor komoditas energi seperti batu bara diprediksi dapat mendorong surplus tipis neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2022, meskipun ada larangan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya.
Tim Analis Bareksa melihat tingginya harga komoditas energi akan berlangsung lebih lama mengingat tidak adanya jalan keluar dalam waktu dekat dalam konflik Ukraina-Rusia. Tim Analis Bareksa juga melihat bahwa sektor energi akan masih memiliki kinerja yang cukup baik hingga akhir tahun atau saat memasuki musim dingin, yang biasanya terjadi lonjakan permintaan musiman dan akan mendongkrak kinerja perusahaan energi tahun ini.
Baca juga Kelolaan Reksadana Saham Rp148,01 Triliun per April 2022, Ini Manajer Investasi Juaranya
Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor di atas, investor dapat melakukan strategi diversifikasi investasi reksadana seperti berikut.
Baca juga Pasar Saham Turbulensi Hebat Sepekan, Ini Top 10 Reksadana yang Bertahan Cuan
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
Di samping reksadana saham berbasis energi yang telah disebutkan di atas, berikut sejumlah reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap yang bisa menjadi pertimbangan investor.
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Syailendra Dana Kas | 3.84% | 16.22% |
TRIM Kas 2 | 3.77% | 14.22% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1 Tahun | 3 Tahun |
TRIM Dana Tetap 2 | 3.15% | 19.28% |
Sucorinvest Bond Fund | 2.81% | 32.93% |
Sumber: Bareksa Research Team, Return per NAV 11 Mei 2022
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 1 Tahun | 3 Tahun |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | 2.01% | 23.55% |
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G | 2.64% | 23.62% |
Mandiri Investa Dana Syariah | 2.40% | 16.76% |
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Syailendra Sharia Money Market Fund | 4.26% | 16.83% |
Trimegah Kas Syariah | 3.40% | 13.22% |
Sucorinvest Sharia Money Market Fund | 4.50% | 18.83% |
Sumber: Bareksa Research Team, Return per NAV 11 Mei 2022
Baca juga Promo Bareksa OVO Ekstra Bantuin, Beli Reksadana Raih Cashback hingga Rp75 Ribu
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.